"Zio, Magali" panggil Gio saat aku,Zio dan Irena hendak melangkahkan kaki kami keluar kelas.
"kenapa lu,Gio? eh, ini ada Irena nggak dipanggil juga?" tanya Zio
"apaan sih apa gunanya coba gua manggil dia ih" kata Gio dengan tatapan jijiknya
"SIAPA JUGA YANG MAU DIPANGGIL SAMA LO?" sahut Irena sembari berkecak pinggang
"SIAPA JUGA YANG MAU MANGGIL LO? GAK USAH KEGRAN DEH YA" balas Gio
"SIAPA YANG GR COBA" balas Irena lagi
"LO LAH" kata Gio menunjuk Irena
"GUE? NGGAK!" kata Irena
"IYA"
"NGGAK"
"IYA"
"NGGAK"
"IYA"
"udah deh, kenapa berantem mulu sih? eh, tadi lo kenapa manggil kita,Gio?" kataku memotong kata'nggak' yang pasti akan Irena katakan. aku sudah pusing dengan kedua manusia yang tidak pernah akur ini
"cuma lo, sama Zio. Irena nggak! gue mau ngajakin LO SAMA ZIO latihan buat pensi nanti" jawab Gio yang menekan kata ' lo sama zio '
"yaudah, kapan?" tanya Zio
"hari ini bisa gak?" tanya Gio balik
"bisa sih. tapi Irena ikut ya?" kataku memohon pada Gio agar Irena bisa ikut
"gue gak mau ah kalau ada Gio. lagian juga gue pasti jadi obat nyamuk disana. kalian latihan, dan gue sendirian" balas Irena yang memalingkan wajahnya
"tuh, dianya juga gak mau,gal. yaudah, kita aja" kata Gio
"yah, Irena ikut dong ya? please?" kataku memohon pada Irena
"nggak mau ah" tolak Irena
"nanti gue traktir chocolate blizz deh" tawarku pantang menyerah
"yaudah" kata Irena sambil tersenyum lebar
"tuh,Gio. Irenanya udah mau. boleh ya?" tanyaku
"iya deh iya" pasrah Gio
"yaudah, gue daritadi kayaknya yang jadi obat nyamuk. udah lah ayo dimana? ruang musik?" kata Zio bete
"yah, Zio ngambek hahaha" tawa Irena
"bawel lo,ren" kata Zio sambil menjitak kepala Irena pelan
"di cafè aja yuk? sekalian gue traktir si Irena ini" kataku
"yaudah! ayo" kata Zio bersemangat. ini anak moody apa? tadi bete, sekarang semangat
"Tya!" aku memanggil Tya yang sedang membersihkan salah satu meja di kafe ini.
"eh, mba magali" kata Tya yang sedikit canggung. mungkin mereka belum terlalu kenal Zio,Gio dan Irena?
"mau pesan apa,mba?" tanya Tya lagi yang nada bicaranya sudah normal saat aku dan yang lain menduduki salah satu bangku kosong di kafe ini
"chocolate blizznya 2. Zio sama Gio apa?" tanyaku
"samain deh,gal" kata Gio
"iya aku juga sama,Ly" kata Zio
"gak usah ngikutin gue deh,Zio" kata Gio yang sedang bersedekap dan memasang muka sok angkuh
"siapa juga yang ngikutin lo? pede banget ih" kata Zio memberikan tatapan jijiknya pada Gio
"jadi, chocolate blizznya 4 ya? ada lagi?" tanya Tya ramah
"udah. makasih ya,Tya" kataku sembari tersenyum ramah pada Tya

KAMU SEDANG MEMBACA
Chocolate Blizz
Teen FictionMagali tidak percaya dengan yang namanya 'Cinta'. Ia selalu menganggap hal itu hanya ada di ftv atau di film - film yang suka ditonton sahabatnya. Namun bagaimana kalau ada makhluk tampan seperti Zio yang tiba - tiba...