Chapter 29 : freak day !!

143 4 0
                                    

Detik berganti menjadi menit begitu pula dengan menit berganti  menjadi jam dan jam berganti menjadi hari dan hari berganti menjadi minggu dan minggu berganti menjadi bulan. Ujian nasional semakin dekat aku, Irena, Zio, dan Gio, terus – menerus belajar bersama.  Aku dan Irena sedang berada diluar kelas. Entah mungkin kita ingin menenangkan diri, atau ingin menghibur diri karena telah belajar materi yang sangat banyak sekali.

“ Enggak disangka ya Gal, bentar lagi kita udah mau ujian kelulusan.” ucap Irena yang berdiri disampingku dan melihat kearah lapangan.

“ iya Ren, ” aku menghela nafas sebentar.  “lo mau masuk universitas mana?” tanyaku. Aku melihat kearahnya yang sedang termenung. Mata cokelat cerahnya memandang kearah anak – anak yang sedang bermain basket.

“ Gue enggak tau. Mau masuk jurusan aja gue belum nentuin pilihannya.” Lirihnya pelan.

Irena. Sosok orang yang selalu menemaniku selama 3 tahun. Orang selalu ada disaat senang maupun sedih bahkan seburuk – buruknya keadaanku dia selalu ada untukku. Aku memang tidak pernah mengetahui semua tentangnya. Tapi cukup 3 tahun untuk mengetahui apa saja yang ada di dirinya. Sifatnya, sikapya, kebiasaannya, kesukaannya, ketakutannya. Irena tidak pernah bercerita tentang kehidupannya dikeluarganya bahkan iya jarang sekali bercerita tentang itu. untuk masalah cinta, kurasa Irena tidak pernah merasakannya. Ya, kurasa.

Aku masih menatap Irena. Entah mengapa aku tidak ingin berpisah dengannya walaupun itu harus. Disaat suasana hening aku mendengar suara langkah kaki dari arah kelasku. Dan suara itu semakin mendekat.

“hai gadis – gadis...., kalian kok diem aja sih,” teriakan khas Gio yang memenuhi lorong di gedung ini. Gio tidak sendiri tetapi dia bersama Zio. Zio mendekat kearahku dan berdiri tepat dibelakangku.

“kamu kenapa?” bisik Zio yang berada di belakangku. “Ada sesuatu yang terjadi?” bisiknya Zio lagi. Aku hanya menggeleng lemah.

Kulihat kearah Gio yang sedang menggoda Irena. Tetapi Irena tidak tinggal diam saja dia mendorong – dorong tubuh agar pergi dari hadapanya. Dasar Gio senangnya menggoda saja.

“ih Gio lo apa – apaan sih. Sanaan kek. Jangan deket – deket! Ribet tau !” omel Irena sesekali mendorong – dorong tubuh Gio.

“ enggak mau, gue enggak mau sebelum lo maafin gue.” Gio semakin mempererat jaraknya dengan Irena.

“ ih kan dari dua minggu yang lalu udah gue maafin.” Pekik Irena. Aku dan Zio hanya memadang mereka geli.

“ hey kalian jangan berantem gitu dong emang enggak malu diliatin yang lewat dari tadi?” Tanya Zio kepada mereka.

“ lagian Gio tuh yang mulai duluan jadi jangan salahin gue,” Ujar Irena dengan nada anak kecilnya.

“ apaan sih Ren kok aku? Oh sekarang kamu udah berani yah sama aku?”

“ udah ah kalian udah umur 17 nasih kayak anak kecil.” Leraiku.

“ Gali gue belum umur 17 oke gue masih imut.” Protes Irena.

“ iya dah terserah.”

“ nanti belajar bareng yuk,” usul Zio.

“ ayuk dimana?” tanyaku.

“ di rumah Magali aja.” Usul Irena.

“boleh tuh. Yaudah dirumah Magali ya jam 4 sore jangan sampai lupa,” kata Zio. “ yang enggak dating liatin aja besok harus traktir.” Ancam Zio.

Chocolate  BlizzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang