“ WHAT THE HELL!! ” Irena berteriak kesal. “ Ah kan lo pasti sengaja tuh bikin mobilnya mogok biar kita kejebak di hutan kayak ginikan? Ah enggak lucu banget sih bercanda lo Gio!! Tau gitu mending bawa mobil gue aja deh.”
“ Sabar Ren, sabar. Ini semua bukan salah Gio kok, mungkin ini cobaan,” kataku mencoba menenangkannya.
“ Ah tau ahh gue enggak ngerti! Gue mau keluar aja mau nyari angin. Siapa tau aja ada villa buat gue nginep,” Irena membuka pintu mobil.
“ Sendirian? “ tanyaku.
“ Iya sendirian.”
“ Emang enggak takut?” tanyaku lagi.
Air muka Irena langsung berubah, “ enggak, gue enggak takut.”
Irena mengambil tasnya dan langsung pergi keluar dan menutup pintu. Aku melirik kearah para lelaki yang hanya sibuk kebingungan untuk membetulkan mobil yang mogok ini. mereka menatapku kebigungan seolah – olah tidak ada yang terjadi.
“ Ih kalian kok bengong sih!!! ” ucapku kesal. “ Cepet kejer irena!!”
Mereka berlari mengikuti kemana arah Irena pergi. Untung saja ia belum pergi jauh, jadi mereka masih bisa mengejarnya.
“ Lo mah keadaan lagi genting malah nyusahin si Ren !!” bentak Gio.
“ Ya udah tau nyusahin malah ditarik balik dasar aneh! ”teriak Irena sambil sesekali menahan air matanya.
“ Nyari villa disini tuh susah Ren, please deh jangan nyari gara – gara ,” ucap Zio. “ Mending lo duduk tenang disini sambil nunggu mobilnya bener oke.”
Irena duduk di sebelahku sesekali memainkan ipodnya. Dia mengeluarkan earphone kesayangannya dan memasang di telinganya. Dia sangat menikmati alunan musik yang berada ditelinganya sesekali menyanyikan lirik lagunya.
“ MAKE THEM DANCE JUST LIKE YOU CAUSEE YOU MAKE MOVEEEEE!” teriak Irena. “ YEAH YOU ALWAYS MAKE ME GO!!”
Kucabut earphone Irena kasar, Irena menggerang kesal. “ Kenapa dicabut sih Gal?”
“ Berisik tau Ren.”
“ Eh temen – temen ternyata bensinnya habis tau ,” teriak Gio dari dalam mobil.
“ Lo ada bensin lagi enggak?” tanyaku.
“ Enggak ada,” jawab Gio sekenanya.
“ Mau enggak mau kita harus bermalam disini,” kata Zio yangmembuat Irena makin cemberut.
“ Yaudahlah mau gimana lagi,” ucap Irena pasrah.
Kami semua memasang tenda yang memang sengaja kami bawa sendiri dari rumah. Aku kira memasang tenda sangat mudah ternyata tidak ini menguras tenaga yang sangat banyak. Setelah memasang tenda yang kira – kira cukup untuk kami, aku dan Irena mencari kayu bakar untuk nanti malam. Gio dan Zio menyiapkan peralatan yang kami butuhkan.
Setelah aku dan Irena selesai mencari kayu bakar, Aku dan Irena harus mempersiapkan makanan untuk malam nanti. Untung saja aku membawa sayur – sayuran yang masih segar tadi walaupun sekarang agak layu.
“ Lo enggak salah Gal, Bawa sayuran dari rumah?” Irena terlihat shock.
“ Enggak kok,” jawabku. “ Eh Gio, Zio nyalain dulu apinya sih.”
Mereka berdua menyalakan api yang akan menjadi penghangat malam yang dingin nanti. Setelah api dinyalakan Gio dan Zio mencari besin untuk mobil yang mogok ini, sedangkan aku memasak makanan untuk dan Irena dia membereskan barang – barang. Dan hari menjadi semakingelap
KAMU SEDANG MEMBACA
Chocolate Blizz
Teen FictionMagali tidak percaya dengan yang namanya 'Cinta'. Ia selalu menganggap hal itu hanya ada di ftv atau di film - film yang suka ditonton sahabatnya. Namun bagaimana kalau ada makhluk tampan seperti Zio yang tiba - tiba...