Chapter XI : Memories part 2

388 4 0
                                    

Aku berjalan santai di koridor . seperti biasa pagi - pagi seperti ini pasti selalu saja mading penuh dengan berita - berita baru . Ntah itu berita tentang gosip atau berita tentang sekolah aku tidak akan pernah untuk mampir ke area mading . karena tidak pernah penting. ya kecuali ada pensi sekolah yang ingin mengundang sederet DJ ternama pasti aku harus jadi orang yang peetama melihat pengumuman itu .

" Pagi Magali , " Sapa seseorang yang tiba - tiba sudah berada di samping.

" Pagi juga , " Sapa ku kepadanya dengan nadanya yang sedikit datar.

" Kamu udah sarapan ? " Tanyanya berbasa - basi kepadaku .

" Udah tadi di rumah , " Jawabku dengan berjalan terburu - buru ke dalam kelas.

" Gue duluan . Ada urusan sama osis , " lanjutku.

" oke hati - hati ya , " ujar Zio kepadaku.

" iya , " Jawabku lirih yang bahkan tidak teedengar sama sekali.

Sekali lagi maafkan aku . maafkan atas menunda perjuanganmu untuk ku. Aku ingin meyakinkan hati ini. Apakah kau yang dikirim kan tuhan kepadaku sebagai penggantinya? Atau kau hanya angin lalu saja?

Entahlah mobil ini ingin berjalan kemana . aku pun juga tidak tahu . Bolos sehari sekolah tidak apa - apa kan ? dari pada dikelas hanya melamun lebih baik bolos . Dan disinilah mobilku berhenti di parkiran pemakaman. Pemakaman yang menjadi tempat peristirahatan terakhir Raka .

" Hai Raka, kamu apa kabar ? Apa kamu disana baik - baik aja ? Aku disini lumayan lebih baik dari dua tahun yang lalu , " Ucapku sembari menaruh bunga di atas makan Raka.

" Setelah kamu pergi hidup aku kelam Ka . Kayak nggak ada warna lagi di kehidupan aku . semuanya gelap , gelap banget Ka , " sepertinya sebebtar lagi aku akan membuat sungai di pipiku.

" Setelah dia datang hidupku yang kelam sedikit berwarna Ka . Bahkan bisa di bilang warna - warna itu muncul kembali . Tapi ada satu hal yang aku selalu takutin . Aku takut buat jatuh cinta lagi dan kehilangan untuk kedua kalinya , " kumantapkan hati ku.

Entahlah berapa lama aku berada disini menangisi dia yang sudah pergi jauh . Seandainya kecelakaan itu nggak pernah terjadi pasti aku akan selalu bahagia . rasanya begitu sakit untuk mengetahui semua ini .

" Magali !!! " Ucap seseorang . mengapa suara dia seperti Zio , mana mungkin Zio berada disini dia bahkan tidak tahu tempat ini . lalu akupun menoleh kearah suara yang memanggilku lagi dan ternyata dia Zio. Apa dia mendengar semua yang ku katakan? oh tuhan jangan bilang dimendengarnya.

" Apa yang kau lakukan di makam kak Raka ? "  Lanjut orang itu . Apa dia bilang ? kak Raka ? bukankah Zio itu anak tunggal.

" Menjenguk seseorang yang telah pergi . Kau sendiri? " Tanyaku balik kepadanya.

" Sama sepertimu . tetapi mengapa kau bisa berada di sini ? di makam kak Raka ? apa kau punya hubungan dengannya , " Tanya Zio membuatku semakin bingung . Jujur jika aku semakin tidak mengerti akan hal ini .

" ya aku mempunyai hubungan dengannya tetapi itu dulu dan kau ? " tanyaku penasaran. oh Zio cepatlah jawab pertanyaan ku ini jangan membuat ku penasaran .

" tentu saja . dia adalah sepupu ku , " jawabnya tenang .

" Se... se..pu..pu ? " Tanyaku terbata - bata . tiba - tiba saja kaki ku ingin berlari dari sini . tetapi rasanya kaki ku seperti terkena lem yang sangat lengket.

" Iya , " Jawabnya singkat.

" ok bisakah kamu pergi dari sini sebentar . Aku hanya ingin berdoa sebentar , " lagi . lagi dan lagi aku berbohong lebih tepatnya sih tidak berdoa hanya ingin mengucapkan selamat tinggal .

Chocolate  BlizzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang