04

9.7K 368 3
                                    


----------------------------------------------------

Empat tahun yang lalu
Cambridge, Massachusetts,
Amerika Serikat.

Maxel's POV

Disinilah aku sekarang. Tempat dimana aku akan melanjutkan hidupku 4 tahun kedepan. 4 tahun? Itu jika lancar, jika tidak? Ah, apa yang aku pikirkan.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan. Disini aku berada, apartemen yang dulu pernah di tinggali papa dan kakak laki-laki ku sewaktu kuliah. Bisa dibilang apartemen turun temurun. Dan semoga saja, ilmu mereka juga menurun kepadaku.

Teman-temanku berada di kamar yang berbeda. Awalnya aku menawarkan mereka untuk tinggal bersama, tetapi mereka menolak. Dengan alasan setiap manusia mempunyai pribadi masing-masing. Tapi aku curiga. Sepertinya mereka akan banyak melakukan 'itu' karena disini mereka merasa bebas.

Sebelum istirahat, aku membereskan dan menata seluruh ruangan di apartemen ku. Mulai dari menata baju ku di lemari, kemudian barang-barangku, dan lain-lain. Setelah kurasa selesai semua, aku menuju kamar mandi untuk membersihkan diriku. Jangan salah walaupun aku cowok, tapi aku sangat menjaga kebersihan dan kerapian.

Ku rebahkan diriku di atas kasur yang ada di kamarku. Menerawang apa yang akan terjadi selama aku belajar disini. Semoga keberuntungan selalu berpihak kepadaku. Perlahan kupejamkan mataku. Dan-

Apa yang memenuhi pikiranku ini? Tumben sekali aku memikirkan dia. Kenapa aku merasa sangat menyakitinya? Hah? Bahkan aku tidak pernah menyentuh hatinya sekalipun. Aku hanya gemas melihat tingkahnya, sehingga aku menggigit bibirnya hingga berdarah. Biar saja dia memusuhiku, toh kita tidak mungkin bertemu lagi.

Ya ampun! Ini sudah malam. Aku harus tidur, karena besok aku sudah mulai masuk kuliah. Ah, iya, aku lupa memberi kabar kepada orang rumah. Segera aku mengambil ponsel di atas nakas, dan men- dial nomor papa. Ku tunggu nada sambungnya dan terangkat.

"Halo, pa." sapaku pada papa.

"Halo, sayang. Bagaimana apakah kamu sudah sampai di apartemen?"

"Sudah, pa. Lumayan nyaman lah. Ntar lama kelamaan juga nyaman sendiri."

"Hahaha, papa kira kamu tidak nyaman. Karena banyak sarang laba-labanya."

"Awalnya iya pa. Tapi begitu aku datang, aku langsung membersihkannya."

"Rajin sekali anak papa?"

"Lagi ngomong sama siapa pa? Kok ada 'anak papa' segala? Maxel ya pa? Mama mau ngomong dong." teriak-

Ah, pasti itu suara mama.

"Sayang, Maxel. Kamu sudah sampai, nak?"

"Hai, ma. Sudah nih. Ini Maxel udah mau tidur. Karena disini sudah malam banget. Lagian besok Maxel udah masuk kuliah."

"Yah, sayang. Kan mama masih kangen."

The Coldest Romance [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang