-----------------------------------------------------Author's POV
"Gimana keadaannya, dok?" Tanya Tedy saat dokter baru saja keluar dari ruangan Maxel.
"Anda keluarganya?" Tanya dokter tersebut.
"Saya kakaknya." Dusta Tedy.
"Jadi saudara Maxel mengalami benturan yang lumayan keras. Sehingga menderita amnesia yang cukup serius. Mungkin jika telat di bawa kesini, bisa di katakan akan menderita amnesia permanen." Tutur dokter tersebut.
"Apa? Amnesia? Berarti dia tidak bisa mengingat apapun?" Tanya Tedy memastikan
"Yang dia ingat mungkin hanya kejadian 4-5 tahun saja. Selebihnya dia akan sulit mengingat. Untuk luka dalam dan luka luar lainnya tidak ada. Silahkan ke ruangan saya untuk mengambil resep." Ajak dokter tersebut.
"Baik, dok. Terimakasih." Ucap Tedy.
***
Seminggu sudah Maxel di rawat di rumah sakit. Maxel, tidak mengingat Tedy sama sekali. Ia hanya bermodal percaya dengan orang di sampingnya ini jika ia membutuhkan sesuatu.
"Hari ini saya pulang kan?" Tanya Maxel pada Tedy.
"Iya, saya akan mengurus administrasi nya dulu." Ucap Tedy dan langsung meninggalkan Maxel. Tedy tidak kuat dengan sikap dan keadaan Maxel yang sekarang. Maxel berubah drastis layaknya ia benar-benar tidak mengenal siapapun.
"Mm, maaf tuan? Apakah saya punya tempat tinggal?" Ucap Maxel yang membuat sesak hati Tedy.
"Anda tinggal di apartemen. Nanti saya antarkan. Saya permisi dulu." Ucap Tedy dan langsung meninggalkan Maxel.
Sedangkan Maxel hanya diam saja.
Tiga puluh menit kemudian, sampailah Maxel di apartemen. Baru saja keluar dari lift, seseorang menyapa dirinya.
"Hello, Fabina! Kita bertemu lagi bukan?" Tanya Kayt.
"Oh, Kayt. Iya, kita bertemu lagi. Apa kabar?" Ucap Maxel sambil memeluk Kayt sekilas.
Tedy hanya terbengong disitu. Sesaat ia ingat ucapan dokter 'Yang dia ingat mungkin hanya kejadian 4-5 tahun saja. Selebihnya dia akan sulit mengingat.' dan membuat Tedy berfikir 'mungkin cewek ini hadir 4-5 tahun yang lalu di kehidupan Maxel.'
Menyadari kehadiran Tedy diantara Maxel dan Kayt, akhirnya Maxel angkat suara.
"Maaf, tuan Tedy? Anda mengantarnya sampai sini saja. Saya bisa berjalan ke kamar saya. Lagian saya lupa kalau punya apartemen disini." Ucap Maxel yang menohok itu membuat Tedy menahan emosinya.
"Maaf, tuan. Saya sudah pernah bilang bukan kalau saya adalah asisten pribadi anda. Jadi saya tinggal bersama anda. Terserah anda percaya atau tidak, tapi itu faktanya." Ucap Tedy dan langsung meninggalkan Maxel.
"Kenapa dia?" Tanya Kayt.
"Aku juga tidak tau. Dia orang asing yang aku temui di rumah sakit." Ucap Maxel.
"Hah? Siapa yang sakit?" Tanya Kayt.
"Aku." Jawab Maxel.
"Sakit apa?" Tanya Kayt pura-pura khawatir.
"Entahlah." Jawab Maxel.
"Yaudah kalau gitu, gimana kalau kita ke apartemenku aja? Minum teh bersama?" Tawar Kayt.
"Boleh. Yuk!" Ucap Maxel menyetujui ajakan Kayt.
Kayt hanya tersenyum penuh kemenangan. Sepertinya ia tau apa yang di alami oleh Maxel. Sehingga ia bisa mengambil kesempatan untuk mendapatkan Maxel.
***
Hari berganti hari, minggu berganti minggu. Kabar Maxel yang di terima Elda dari Tedy masih tetap sama. Namun, Tedy tidak memberi tahu jika Maxel di Cambridge telah memiliki hubungan spesial dengan wanita ular ini.
Hubungan spesial? Iya! Kayt memancing perasaan Maxel hingga Maxel mengatakan bahwa dirinya juga mencintai Kayt. Sehingga, Maxel dan Kayt resmi berpacaran.
Hari-hari Maxel di sibukkan dengan berkencan dengan Kayt. Saat-saat seperti ini Maxel tidak memikirkan pekerjaan. Bagaimana mungkin ia memikirkan pekerjaan, sedangkan ia pun tidak mengingat hal apapun kecuali Kayt.
Disinilah Tedy yang benar-benar bekerja keras menggantikan posisi Maxel disini. Sedangkan perusahaan yang di Indonesia di pegang sementara oleh Hiley, ayah Maxel.
Saat Tedy pulang kerja, ia melihat Maxel yang sudah berada di depan televisi dengan Kayt yang berada dalam pelukannya. Tedy hanya berdehem untuk mengalihkan keduanya.
"Eh, sudah pulang?" Tanya Maxel sambil melepas pelukannya dari Kayt. Dan hanya di balas anggukan kepala oleh Tedy.
"Maaf, tuan. Pekerjaan disini sudah selesai. Besok kita harus kembali ke Indonesia." Ucap Tedy.
"Aku ikut!" Potong Kayt yang suaranya sangat tidak di harapkan oleh Tedy untuk menjawab.
"Tidak bisa, nona. Kita ke Indonesia bukan untuk berlibur. Tapi untuk pulang. Jika rumah anda disini, anda tidak bisa ikut bersama kami." Jawab Tedy selembut mungkin
"Honey, aku ingin ikut kamu. Aku kan sebentar lagi jadi istri kamu. Apa salahnya aku mengenal keluarga kamu?" Ucap Kayt dengan manjanya meminta pembelaan dari Maxel.
"Tetap tidak bisa, nona. Dan apa yang nona katakan bahwa nona adalah calon istri tuan itu salah. Karena tuan sudah mempunyai calon istri di Indonesia." Ucap Tedy masih dengan sabar.
"Dia pasti bohong kan, honey?" Tanya Kayt masih dengan nada manjanya yang membuat Tedy jijik.
"Jangan bermimpi, nona. Bangunlah! Anda hanya persinggahan saat tuan Maxel amnesia. Setelahnya, jika ingatan tuan Maxel pulih, saya yakin seribu persen anda akan di buang." Ucap Tedy sakrastik.
"Honey, dia jahat sekali." Rengekan Kayt membuat telinga Tedy memanas.
"Tuan Tedy! Jaga ucapan anda! Ucapan anda itu sangat tidak sopan. Lagian siapa yang amnesia? Kayt benar-benar calon istri saya kok. Saya hanya mencintai dia, tidak ada yang lain." Kini giliran Maxel membuka suara.
"Anda dengar tuan Tedy?" Ucap Kayt dengan senyum penuh kemenangan.
"Maaf, tuan Maxel. Saya hanya ingin berbicara kepada tuan sekali saja dan mohon di ingat-ingat dan di pikirkan. Berulang kali saya mengatakan bahwa tuan mengalami amnesia yang cukup berat. Jadi anda tidak mengingat apapun kecuali kejadian 4-5 tahun yang lalu. Dan masalah wanita ular ini, dia hanya menjebak anda untuk jatuh ke pelukan nya. Saya mohon jangan terlalu mempercayai omongan dari wanita ular ini." Ucap Tedy dengan emosi yang menggebu-gebu.
"Apa urusannya kembali ke Indonesia mengajak Kayt dengan amnesia? Apa salahnya juga? Kalau anda adalah asisten pribadi saya, otomatis saya bos nya. Jadi apapun yang saya lakukan terserah saya. Anda tidak boleh melarangnya. Karena saya bos disini." Ucap Maxel yang meningkatkan emosi Tedy
"Terserah apa yang tuan katakan. Tapi jangan panggil saya jika tuan menyesali semua ini ketika semua ingatan tuan kembali. Saya percaya ingatan itu akan kembali, karena dengan mudah saya bisa memusnahkan wanita ular ini. Saya permisi." Ucap Tedy dengan emosi yang tersulut.
Dan Tedy memilih untuk pergi ke kamar dan beristirahat untuk menenangkan pikirannya.
***
To be continue...
------------------------------------------------------Jangan lupa vote dan komen😉
Vote dan comment adalah semangat author untuk terus berkarya 😍😘
Makasih💞
KAMU SEDANG MEMBACA
The Coldest Romance [COMPLETED]
Romance[PROSES REVISI - PART LENGKAP] Hanya berawal dari tatap yang mampu menghipnotis keduanya untuk tetap saling mengunci dan tak akan pernah melepaskan. "Walapun aku dingin, tetapi aku memiliki nafsu untuk terus memakanmu hingga habis." - Fabina Maxel G...