--------------------------------------------------------Author's POV
Seperti yang di janjikan, pukul 11 malam Elda sudah berada di bandara Cambridge. Ia pergi secara diam-diam. Membawa seluruh barang-barangnya, karena Elda ingin kepergiannya di ketahui oleh orang-orang. Dan Elda tidak akan pernah lagi menginjakkan kaki kesini.
Pesawat take off pukul setengah 12, jadi masih ada setengah jam lagi. Elda menuju ke kafetaria yang berada di area ruang tunggu bandara. Ia memesan pearl milk tea kesukaannya. Ketika sedang asyik menikmati pesanannya, seseorang menepuk pelan bahu Elda. Elda menoleh.
"Tedy? Ngapain lo disini?" Tanya Elda.
"Mau ke Jepang." Jawab Tedy.
"Hah? Ngapain? Lo gak bawa dia kan? Dia gak tau kan?" Tanya Elda dengan waspada.
"Enggak ada. Dia di apartemen barusan pulang tadi. Gue ke Jepang mau njenguk adek gue. Besok lusa dia wisuda, gue yang hadirin soalnya bokap nyokap ada urusan. Lo sendiri?" Tanya Tedy balik.
"Gu..gue balik. Masalah gue cukup sampai disini aja. Mungkin gue bakalan menghilang dari maxel. Tolong, lo jangan bilang apapun ke Maxel." Jawab Elda sambil memohon.
"Lo gak kasian sama Maxel?" Tanya Tedy.
Belum sempat Elda menjawab, terdengar suara pengumuman bahwa penumpang pesawat yang akan di tumpangi Elda harus sudah masuk ke dalam. Karena kurang 5 menit lagi pesawat take off.
Tokyo, Jepang.
Keesokan harinya, Elda sudah berada di Jepang. Tedy sudah tidak terlihat lagi. Entah kemana perginya. Semenjak masuk ke dalam pesawat, mereka telah berpisah.
Kepulangan Elda tidak di ketahui oleh Keiko. Karena jika Keiko tau, pasti sudah menggemparkan dunia. Jadi lebih baik Elda diam-diam sudah berada di kamar apartemen nya saja. Jadi untuk menuju ke apartemen, Elda lebih memilih untuk naik taksi.
Sesampainya di apartemen, Elda membersihkan badan. Kemudian membersihkan seluruh ruangan di apartemen. Dan di lanjutkan istirahat tidur. Karena dosen pembimbing nya bilang kalau dia bisa masuk kuliah tiga hari setelah kedatangannya.
Aktivitas hari-hari nya sekarang sangat bertolak belakang dengan aktivitasnya ketika di Cambridge. Dimana kalau disini Elda hanya makan, tidur, nonton, makan, tidur, nonton, dan begitu seterusnya.
***
Elda's POV
Mulai hari ini aku akan melupakan segala sesuatu yang pernah terjadi kepadaku. Kelulusan sudah di depan mata. Aku harus fokus terhadap tugas akhir ku. Ini demi masa depan dan cita-cita ku.
Hari ini aku menghadap dosen pembimbing ku. Aku tidak tau apa yang akan beliau katakan. Yang pasti, tadi malam beliau menelfonku dan memintaku untuk menghadap nya besok. Yang artinya sekarang.
Sesampainya di kampus, aku langsung melangkahkan kaki ke ruangan beliau. Ku ketuk pintu ruangannya.
"Siapa?" Tanyanya dari dalam ruangan.
"Elda, Sir." Jawabku.
"Masuk!" Perintahnya.
Aku pun masuk ke dalam ruangannya. Awalnya ku pikir beliau akan marah kepadaku. Ternyata dari tatapannya sangat teduh. Menandakan bahwa beliau tidak marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Coldest Romance [COMPLETED]
Romance[PROSES REVISI - PART LENGKAP] Hanya berawal dari tatap yang mampu menghipnotis keduanya untuk tetap saling mengunci dan tak akan pernah melepaskan. "Walapun aku dingin, tetapi aku memiliki nafsu untuk terus memakanmu hingga habis." - Fabina Maxel G...