01

15.5K 520 2
                                    


--------------------------------------------------

Empat tahun yang lalu
Jakarta, Indonesia.

Elda's POV

"Hai sayang." sapa lelaki itu padaku.

"Oh, hm." balasku.

"Kamu sudah makan belum? Kalo belum makan bareng yuk di kantin." ajaknya.

"Udah kok." balasku seraya berdiri meninggalkan Radit.

Yah cowok tadi bernama Radit. Bukan! Radit bukan pacarku. Dia yang terlalu ambisius. Aku sih oke aja asal dia tidak mengganggu duniaku. Bukan aku sok cuek atau sok jual mahal. Tapi itu bener-bener asli sifatku.  Bakalan awkward kalo misal aku sedikit merubah sifat asliku.

Aku memutuskan kembali ke kelas. Kulihat Lili sedang berteleponan dengan seseorang entah siapa aku tidak peduli.

"Eldaaaa!!! Sini buruan gue mau cerita sesuatu sama lo." teriak Lili berlari kecil menghampiriku dan menarik tanganku secara paksa.

Aku hanya diam mengikuti gerakannya. Ternyata, dia membawaku ke bangku tempat kita duduk di kelas.

"Eh El, gue mau cerita deh sama lo. Tapi please ya kali ini lo jangan seperti robot yang hanya mengangguk dan menggeleng." kata Lili panjang kali lebar.

"Iya."

"Jadi semalem gue kan bosen banget. Jadi gue iseng buka situs omegle. Situs yang kemaren di bicarain sama si Vyza pakar bokep di kelas kita. Nah disitu bener-bener gila. Disitu gue chatting-an sama orang asing gitu. Tapi ada orang indonesia nya juga--"

"Lo mau cerita atau dekripsiin omelet?" potongku.

"Omelet?" kata Lili dengan bingung "Ya ampun Elda, omegle bukan omelet." teriak Lili dengan kesal.

Aku hanya mengangkat bahuku acuh. Lagian tidak penting bagiku.

"Oke gue lanjut. Nah, pas gue uda mulai obrolannya, gue ketemu sama orang yang ngaku namanya Reylando. Tapi gue ketemu sama dia nya itu agak susah karena obrolannya dengan siapa kan random gitu. Gue rasa Reylando ini beda dari makhluk di omegle lainnya. Sampai akhirnya dia minta id line gue. Ya gue kasih. Dan tadi dia barusan telfon gue kalo minta ketemu. Katanya kalo bisa gue harus nemuin dia sebelum dia pergi. Nah, dia bilang ketemunya di club paman gue. Gimana lo mau nemenin gak?" Ucap Lili memasang muka puppy eyes.

Selain cerita ternyata ada maunya. Setuju  aja deh daripada nanti malam bosan di rumah. Malem minggu juga. Tapi malas sekali jika harus ke club. Ujung-ujungnya aku yang menyeret Lili yang teler akibat mabuk.

"Males." jawabku.

"Yah Elda gak seru, masa males sih." wajah Lili memelas.

Dan tiba-tiba bel masuk pun terdengar. Tak lama guru fisika masuk. Bu Hayu. Guru killer, tapi baik hati. Walaupun kadang galak.


"Anak-anak buka buku paket halaman 67 yang pilihan ganda dikerjakan disini dan di kumpulkan, yang essay
nya di kerjakan dirumah. Pertemuan selanjutnya dikumpulkan." Ucap Bu Hayu setelah menerangkan.

The Coldest Romance [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang