-------------------------------------------------------Author's POV
Elda menggeliat di atas kasurnya. Tidurnya terganggu akibat cahaya matahari yang dengan lancangnya masuk ke sela-sela tirai jendelanya. Ia mencoba mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya.
Elda masih merasa sangat lelah. Matanya pun masih mengantuk. Benar saja, Elda datang di Indonesia pukul 3 pagi tadi. Ia pulang sendiri, karena orang tuanya harus kembali tempat semula. Elda tidak begitu peduli. Yang terpenting sekarang dirinya sudah di Indonesia. Negara yang paling dirindukannya.
Tok..Tok..Tok..
Pintu kamar Elda di ketuk oleh seseorang. Elda mengabaikan sebentar orang tersebut. Ia lebih memilih untuk menggeliat lagi. Sungguh, menggeliat adalah hal paling enak yang pernah Elda kerjakan setelah tidur.
Tok..Tok..Tok..
Benar apa batin Elda, si pengetuk pasti akan mengetuk pintunya lagi.
"Dek, ini kakak. Udah bangun belum kamu?" Ternyata Gaga.
"Hm. Masuk aja." Jawab Elda dengan malas.
Gaga pun masuk ke kamar Elda.
"Kalau uda bangun buruan mandi, terus sarapan. Itu si Darel nyari kamu terus. Katanya penasaran." Tutur Gaga.
"Oke."
Elda pun langsung menuju kamar mandi untuk mandi. Melihat tubuhnya di kaca, membuat Elda bergumam 'Udah lama gue gak liat badan gue sendiri. Ternyata makin seksi. Tapi ini bukan tubuh virgin gue. Ah sial!' buru-buru Elda menyelesaikan mandinya.
Setelah mandi, Elda turun ke bawah untuk sarapan. Ia melirik jam besar yang ada di pojok dekat tangga, sudah jam 11. 'Ini namanya bukan sarapan, makan siang.' batinnya.
"Elda sayang, sini dek. Kakak kangen." Panggil Nana pada Elda.
Elda pun menoleh dan tersenyum kearah sumber suara. Sebelum akhirnya ia melangkah ke arah Nana.
"Elda juga kangen, kak!" Ucap Elda sambil memeluk Nana.
"Kamu sih gak pernah pulang. Udah betah ya di negara orang. Apa jangan-jangan kamu punya pacar disana? Jadi lebih betah tinggal disana?" Goda Nana.
"Apaan sih, kak. Ternyata jadi anak teknik itu sibuk, kak. Lebih banyak praktek daripada materi. Maka dari itu aku gak punya waktu untuk pulang." Jawab Elda.
"Hm, jawaban terpanjang yang pernah kakak dengar dari mulut seorang Elda." Ucap Nana sambil terkekeh.
"Kakak berlebihan." Jawab Elda yang juga ikut terkekeh.
"Mamiii.. papi natal, Alel minta es klim ndak boyeh." Adu anak kecil itu pada Nana.
"Darel?" Panggil Elda.
Darel hanya menengok ke arah Elda. Sedangkan Elda hanya tersenyum. Keponakannya ternyata lebih lucu dari yang di ceritakan oleh Gaga. Pipinya yang chubby dan matanya yang bulat jadi menambah poin lucunya.
"Mamiii olang ini tapah?" Tanya Darel pada Nana.
"Alel, ini onty Elda. Katanya tadi Alel mau pengen ketemu onty. Ya ini onty nya Alel." Jawab Nana.
Senyum Darel mengembang. Darel langsung berlari ke arah Elda dan memeluk Elda.
"Ontyyy! Alel anen. Onty ko ndak pelnah main nini? Padahal kan Alel anen onty." Ucap Darel yang sudah duduk di pangkuan Elda.
"Onty juga kangen sama Darel. Maaf ya, tapi onty sibuk. Onty harus menyelesaikan kuliah onty biar bisa sama-sama Darel disini." Ucap Elda menjelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Coldest Romance [COMPLETED]
Romance[PROSES REVISI - PART LENGKAP] Hanya berawal dari tatap yang mampu menghipnotis keduanya untuk tetap saling mengunci dan tak akan pernah melepaskan. "Walapun aku dingin, tetapi aku memiliki nafsu untuk terus memakanmu hingga habis." - Fabina Maxel G...