21

8.1K 261 0
                                    


-----------------------------------------------------

Maxel's POV

Baru saja aku merasakan bahagia sama dia, masalah pertama sudah menghampiri. Bukannya aku mencampurkan urusan kerja dengan urusan pribadi, tapi memang kenyataan waktunya yang bersamaan. Sehingga dapat menciptakan kesan seperti itu.

Saat ini aku sedang dalam perjalanan ke Cambridge. Ah, kota itu lagi. Sebenarnya malas sekali jika aku harus kesini. Bukan masalah pekerjaanku, melainkan kenangan buruk ku bersama Elda. Ah, sial! Lagi-lagi menjadi kesan mencampurkan urusan kerja dan pribadi.

Setelah pulang dari Dufan tadi, aku langsung mengantarkan Elda ke rumahnya. Aku juga sudah bilang pada Elda kalau aku akan ke Cambridge selama 1-2 bulan. Dan syukurlah dia mengerti keadaanku.

Rasa kantuk kini mulai menyelimutiku. Padahal saat ini aku sedang mengecek laporan pekerjaan yang dikirim oleh karyawan ku dalam bentuk file offline.

Aku benar-benar tidak menyangka masalah ini hadir lagi. Jadi mau tidak mau aku yang harus turun tangan sendiri. Dan masih dengan tekad ku 'demi masa depan dan keluarga.' Kata-kata itu yang menjadi semangatku untuk bekerja keras.

Keesokan harinya aku sudah sampai di Cambridge. Seperti biasa, aku dan Tedy langsung menuju ke apartemen ku yang dulu. Sebenarnya pekerjaan akan di mulai hari Senin. Tapi berhubung kita butuh mengistirahatkan tubuh dan pikiran, akhirnya kita memutuskan untuk berangkat hari Sabtu. Jadi hari Minggu kita bisa istirahat.

Sesampainya di apartemen, aku langsung masuk ke kamar. Aku ingin menghubungi pacar baruku. Hahaha pacar baru? Iyalah kan baru jadian.

Aku mengirimkan pesan padanya.

[LINE]
F. Maxel: Pagi sweetheart❤
Grielda Pamilia: Ganggu orang bobo:(
F. Maxel: [read]

F. Maxel
[Panggilan video]

"Ih, ganggu orang tidur aja." Dengus Elda di seberang sana dengan bibir yang di monyongin.

"Kalau aja aku lagi sama kamu, udah habis tuh bibir buat sarapan." Ucap Maxel dengan senyumnya.

"Ish! Udah di apartemen ya?" Tanya Elda.

"Belom. Masih di Liugan." Ucap Maxel.

"Jayus, ih." Ucap Elda.

"Ya lagian udah tau udah sampe di apartemen masih aja nanya." Ucap Maxel.

"Jomblo berapa tahun sih, pak? Gatau banget kalo ceweknya lagi nyari topik pembicaraan biar nyambung. Ih, kesel aku sama kamu." Ucap Elda pura-pura merajuk.

"Ternyata di balik sikap dingin dan datarnya, kamu manja juga ya. Jadi makin cinta." Ucap Maxel dengan nada menggoda.

"Oh jadi suka yang manja-manja? Tante girang banyak, pak!" Ucap Elda masih dengan sikap merajuknya.

"Ide bagus! Tante girang kan pada manja ya? Boleh lah satu goyangan buat ngisi ke kosongan ini." Ucap Maxel masih dengan nada menggoda.

"Awas aja berani! Nanti 'itunya' aku potong jadi dua. Yang setengah aku blender biar jadi jus. Yang setengah lagi aku potong-potong jadi sate." Ucap Elda sambil melotot-melotot lucu.

"Awh! Ngilu, Bu." Ucap Maxel dengan ekspresi seperti menahan ngilu.

"Bodo amat!" Sewot Elda.

"Tunggu pembalasanku, sayang." Jawab Maxel dengan senyum misteriusnya.

"Elda--" panggil seseorang di seberang sana.

"Em, sayang, nanti lagi ya. Kak Gaga manggil." Ucap Elda memelankan kata 'sayang' nya.

The Coldest Romance [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang