-----------------------------------------------------Elda's POV
Aku membuka mataku yang masih terasa lengket. Ya, setelah memutuskan sambungan telfon dari Lili, aku memutuskan untuk tidur. Mengingat selama di Jepang dan Cambridge aku tidak pernah mencicipi dunia malam, takutnya aku mengantuk saat di club nanti.
Aku melirik jam dinding yang ada di kamarku. Menunjukan pukul 7 malam. Hm, lama juga ya tidurku. Aku melangkahkan kaki ku ke kamar mandi untuk mandi.
Setelahnya aku turun untuk makan malam. Takutnya ntar kalau di club aku tiba-tiba mabuk, dan akan membuat aku sakit karena perutku kosong.
Rumah terlihat sepi. Oh, mungkin kak Gaga sekeluarga telah pulang. Atau mungkin sedang keluar untuk jalan-jalan. Aku tidak terlalu memikirkan itu.
Sesampainya di meja makan, aku melihat makanan masih utuh. Dan di meja makan ada makanan favorit ku, jadi tanpa memperdulikan siapapun, aku memakan makanan yang ada di meja makan ini.
Seperti dulu, saat ke club aku tidak pernah mengenakan baju yang terlalu terbuka. Aku mengenakan tank top putih yang di padu dengan kardigan abu-abu tanpa lengan dan menggunakan hot pants 40 cm di atas lutut. 'Oh, shit! Tubuh gue seksi sekali. Beda banget dengan saat gue SMA dulu. Gue rasa berat badan gue sedikit bertambah.' but, I dont care.
Tepat pukul 8, klakson mobil Lili sudah menggema dari dalam rumahku. Aku yakin dia Lili, karena hanya dia yang dengan sangat beraninya membunyikan klakson di rumah orang. Terutama di rumahku.
Aku pun keluar. Dan benar, mobil Lili sudah bertengger di halaman rumahku. Tanpa basa-basi, aku masuk ke dalam mobil Lili.
"HAI ELDA!! SUMPAH WOY! GUE KANGEN SAMA LO!!" Ucap Lili sambil memeluk ku.
"Biasa aja, Li. Gue juga kangen sama lo." Aku membalas pelukannya.
"Sumpah, ya! Banyak cerita yang pengen gue ceritain sama lo. Dan, jangan mabuk! Gue pengen cerita banyak." Ucap Lili.
"Eh, pea! Mana ada gue mabuk. Yang ada lo kali." Ketusku dengan nada bercanda.
"Yee, si anjing! Lo juga pernah mabuk kali." Jawab Lili.
"Kapan?" Tanyaku.
"Emm, kapan ya? Aduh tiba-tiba amnesia. Kapan ya?" Jawab Lili sok-sokan cari alasan. Padahal aku memang tidak pernah mabuk.
"Bangsat lo! Udah jalan." Perintahku dan Lili langsung menurutinya.
***
Maxel's POV
Sejak hari dimana aku tau kalau Elda menolak ku, sungguh hatiku hancur. Entah kenapa aku bisa seperti ini. Di tambah lagi, Elda yang menghilang tanpa jejak. Bahkan apartemen yang di huni oleh Elda, kini sudah di huni oleh tetangga baru.
Secepat itukah dia pergi? Secepat itukah dia membenciku? Bahkan aku belum sempat merayunya lebih dalam agar dia mau menikah denganku. Dasar gadis dingin! Eh, maksudku wanita dingin.
Bulan-bulan saat aku di tinggalkan oleh Elda benar-benar sukses membuatku kacau. Hari-hari ku hampa. Di tambah lagi Tedy yang minta cuti satu bulan. Lengkap sudah penderitaan ku.
Untung saja masalah pribadi ku tidak kubawa ke dalam pekerjaan. Bisa di bilang aku cukup profesional dalam menghadapi masalah dan pekerjaanku.
Bagaimana tidak, pagi hingga malam aku bekerja, pulang kerja aku ke club untuk minum dan berujung mabuk. Paginya aku kembali bekerja lagi. Dan itu terus berlanjut hingga kedatangan Tedy beberapa hari yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Coldest Romance [COMPLETED]
Romance[PROSES REVISI - PART LENGKAP] Hanya berawal dari tatap yang mampu menghipnotis keduanya untuk tetap saling mengunci dan tak akan pernah melepaskan. "Walapun aku dingin, tetapi aku memiliki nafsu untuk terus memakanmu hingga habis." - Fabina Maxel G...