------------------------------------------------------Elda's POV
Sesampainya di club, aku langsung turun dari mobil dan masuk untuk menuju ke tempat favorit kita dulu. Aku memperingatkan Lili agar tidak turun ke dancefloor karena kalau sampai turun, dapat di pastikan Lili hilang di culik om-om.
Disini aku hanya memesan greensand original kesukaanku. Sedangkan Lili memesan air putih. Tumben dia tidak minum alkohol.
"Tumben lo air putih doang." Tanyaku penasaran.
"Nah, ini yang pengen gue bicarain ke lo." Jawabnya dengan senyuman misterius.
"Apa?" Tanyaku.
"Gue mau nikah, jadi gue di larang sama calon suami gue buat minum alkohol." Jawab Lili.
"APA?! Lo nikah?! Sama siapa?" Tanyaku dengan terkejut.
"Iya, memangnya kenapa? Biasa aja dong Elda. Lo inget gak sama Reynald? Gue nikah sama dia." Ucap Lili dengan senyum manisnya.
"Tunggu! One stand night lo yang waktu itu? Demi apa?!" Tanya ku masih sama terkejutnya.
"Ih, iya, El. Lo ada temen mau nikah gak bilang selamat kek, malah nanya mulu. Gue udah mau nikah tapi lo masih jomblo aja. Jadi perawan tua mampus lo." Ucap Lili.
"Gue udah gak perawan bangsat!--" ucapku tanpa sadar. Dan dengan segera menutup mulutku yang keceplosan.
"APA?! LO UDAH GAK PERAWAN--" ucap Lili terpotong karena dengan segera aku membekap mulutnya dengan tanganku.
"Jangan keras-keras, baka!" Ucapku.
"Iya makanya jelasin." Ucap Lili dengan nada yang sudah di rendahkan.
"Gue akan cerita, tapi jangan potong omongan gue. Atau gue gak bakal cerita apapun sama lo." Ucapku dengan pasrah.
"Oke." Ucapnya setuju.
"Lo masih ingat Fabina? Keperawanan gue di ambil dia, saat gue pulang dari pengerjaan proyek di Cambridge. Dia dalam keadaan mabuk. Awalnya gue gatau kalau itu Fabina, tapi waktu bukti yang gue tinggalin ada pada Fabina, gue langsung memutuskan untuk menjauh dari dia. Awalnya gue mulai ada rasa sama dia sebelum insiden itu terungkap. Hingga sekarang, gue gak mau ketemu sama dia. Barang sekalipun. Karena gue udah bertekad untuk melupakan semua dan menganggap gak ada apa-apa antara aku dan Fabina." Ucapku sambil menceritakan.
"Fabina temennya Reynald?" Tanya Lili memastikan.
"Iya. Dia selalu menjadi yang pertama di hidup gue. Mulai dari firstkiss hingga losevirginity gue." Ucapku tak terasa air mataku keluar dari sudut mataku. Ingatanku kembali pada saat aku menjerit karena sesuatu di bawah sana di tembus dengan paksa.
"Sabar ya, El. Gue yakin pasti ada hikmah di balik ini semua." Ucap Lili menenangkan ku.
"Gue harap juga begitu." Jawabku.
***
Author's POV
Sebulan sudah Elda bekerja di perusahaan GNW group. Elda menerima pekerjaan yang di tawarkan oleh Bu Ester seminggu setelah kedatangan Bu Ester waktu itu.
"El, ini ada undangan perayaan pengangkatan CEO baru di perusahaan kita." Kata Adira. (Note: Adira masuk dalam rencana papa Maxel. Yang sebenarnya sekertaris devisi desain interior).
"Oh, ya?" Jawab Elda.
"Iya, CEO kita yang baru ini gantengnya minta ampun. Dia anak dari pak Hiley CEO kita sekarang sekaligus pemilik perusahaan. Kalau saja gue belum punya suami, pasti sudah gue embat dia" Jelas Adira.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Coldest Romance [COMPLETED]
Romansa[PROSES REVISI - PART LENGKAP] Hanya berawal dari tatap yang mampu menghipnotis keduanya untuk tetap saling mengunci dan tak akan pernah melepaskan. "Walapun aku dingin, tetapi aku memiliki nafsu untuk terus memakanmu hingga habis." - Fabina Maxel G...