27

8.5K 280 0
                                    


-----------------------------------------------------

Author's POV

"Bagaimana ini, Riz? Apa kamu sudah menemukan obatnya?" Tanya Hiley pada dokter Rizki.

"Sudah, pak. Tapi efeknya akan sakit luar biasa dan mungkin bisa tidak sadarkan diri selama 2 sampai 3 hari." Jelas Rizki.

"Tapi gak ada efek samping lainnya kan?" Tanya Hiley mulai khawatir.

"Efek sampingnya sembuh total." Ucap Rizki sambil terkekeh.

"Hahaha, ada-ada saja kamu. Baiklah kalau begitu terimakasih, ya." Ucap Hiley.

"Kalau begitu saya permisi dulu, pak. Selamat siang." Ucap Rizki sebelum meninggalkan ruangan Hiley.

Hiley menghela nafas lega. Akhirnya kebenaran akan segera terungkap. Dan anaknya, Maxel, akan sembuh seperti semula.

Tedy yang sedari tadi menunggu perbincangan antara Hiley dan Rizki diluar, kini sudah masuk ke ruangan Hiley.

"Bagaimana, pak?" Tanya Tedy.

"Persiapan lancar. Sekarang urus masalah wanita itu. Kirim semua bukti ke kantor polisi. Kalau sudah, kita bisa fokus pada Maxel." Ucap Hiley dengan tegas dan tenang.

"Tinggal pendugaan saja, pak. Masalah semua bukti sudah saya kirim. Mungkin polisi akan menggrebeknya nanti malam. Maaf saya mendahului perintah bapak. Karena wanita itu mengetahui masalah ini." Ucap Tedy dengan kepala di tundukkan. Takut atasannya marah.

"Bagus. Lebih cepat lebih baik. Sekarang siapkan keamanan untuk wanita itu. Barang kali dia akan kabur." Ucap Hiley membuat Tedy bernafas lega.

"Semua sudah siap, pak. Tinggal penangkapan saja." Ucap Tedy dengan tersenyum.

"Bagus. Kamu bisa kembali." Ucap Hiley sambil tersenyum.

***

Maxel's POV

"Untuk menebus kesalahanmu, kamu harus menurutiku malam ini." Ucap Kayt sambil tersenyum licik.

"Apa itu? Jika membahayakan, lebih baik aku di selimuti oleh rasa salah ini." Ucapku tegas.

"Temani aku bertemu dengan client ku di club." Ucapnya.

"Client? Kamu punya usaha? Kenapa harus ketemu di club, restoran kan banyak." Ucapku menyarankan tempat pertemuannya. Karena menurutku club bukanlah tempat yang baik untuk bertemu client.

"Tidak bisa!" Jawabnya dan langsung pergi meninggalkanku.

Aku bangkit dan meraih tangannya. Dia pasti merajuk.

"Kayt! Kayt! Tunggu!" Teriakku sambil meraih tangannya.

Kayt berhenti dan berbalik kearah ku.

"Baiklah." Jawabku pasrah.

"Bagus. Nanti jam 10 malam ya." Ucapnya sambil mencium pipiku dan langsung pergi meninggalkanku.

Aku kembali ke ruanganku untuk meneruskan pekerjaanku yang tadi sempat tertunda.

Jam pulang pun tiba, tapi aku lebih memilih lembur sambil menunggu jam 10 seperti janjiku pada Kayt tadi.

Saat sedang asyik dalam pekerjaan, tiba-tiba ponsel ku berdering tanda ada panggilan masuk. Aku melirik sekilas nama yang ada di layar ponselku. Ternyata Kayt.

"Hallo, honey!" Sapaku.

"Nanti kamu langsung ke club aja ya, kita ketemu disana. Aku masih ada urusan ini." Ucap Kayt di seberang sana.

The Coldest Romance [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang