--------------------------------------------------Jakarta, Indonesia.
Elda's POV
Oke! Hari ini aku berangkat ke Jepang. Semoga keberuntungan selalu datang untuk menolongku. Bagaimana tidak? Kata kak Gaga, Jepang sangat langka sekali dengan wanita yang masih virgin. Tidak! Tidak itu yang aku inginkan. Aku hanya khawatir dengan tubuhku saja. Ish! Apa yang aku pikirkan.
Setelah berpamitan dengan kak Nana, kak Gaga pun mengantarkan aku ke bandara. Kak Nana tidak ikut, karena dia sedang dalam keadaan hamil. Jadi takutnya nanti bakalan kelelahan.
"Dek, barang-barang tidak ada yang ketinggalan kan?" tanya kak Gaga.
"Enggak kak. Kak,-"
"Kalo mau ngomong sesuatu, ngomong aja."
"Kok aku pingin nangis ya kak? Hiks."
Air mataku keluar dan aku tidak bisa lagi menahan isakanku. Seperti ada sesuatu yang mengganjal di hatiku. Bukan aku tidak rela, tetapi entahlah hatiku merasa sakit.
"Ssstt, kenapa nangis? Gak usah sedih ya, kan itu pilihan kamu. Jadi kamu harus jalanin dengan sungguh-sungguh ya." Ucap kak Gaga sambil mengelus rambutku pelan.
"A..ak..aku gak tau kek..kenapa aku pingin nangis. Ra..sa nya ada sesuatu yang sakit di hatiku."
Aku menarik nafasku dalam dan menghembuskan melalui mulut. Dengan harapan agar bisa lebih tenang.
"Kenapa? Ada masalah?"
"Enggak ada. Aku gak ada masalah. Sudah sampai."
Kak Gaga langsung memarkirkan ke parking area dan menurunkan barang-barangku yang ada di bagasi. Aku dan kak Gaga masuk ke dalam bandara. Masih jam setengah sembilan, berarti setengah jam lagi aku sudah take off. Lebih baik aku melakukan registrasi terlebih dahulu.
"Jaga diri baik-baik. Kakak percaya sama kamu. Tetaplah menjadi adek kebanggaan kakak." Ucap kak Gaga sambil memelukku dan mencium pucuk kepalaku.
Aku hanya mengangguk. Aku sudah tidak sanggup untuk berkata-kata lagi. Rasanya jika aku mengeluarkan satu kata, mungkin tangisku akan pecah.
Kak Gaga melepaskan pelukannya dan menghapus air mataku. Tidak sengaja, mataku menatap seseorang yang baru saja keluar dari toilet. Entah kenapa ada sedikit rasa senang di hatiku. Ingin rasanya aku berlari dan memeluk dia. Ah, apa yang aku pikirkan! Siapa yang aku maksud? Dan siapa dia yang baru saja keluar dari toilet? Aku tidak peduli.
Ku seret dua koper besar kedalam ruang tunggu keberangkatan pesawat. Kak Gaga sudah menghilang dari pandanganku. Perasaan yang tadi mengganjal di hatiku telah hilang entah kemana. Apakah ini gara-gara orang tadi? Aku pusing memikirkannya.
Aku sudah berada di dalam pesawat. Kak Gaga sengaja memesankan tiket VIP agar aku tidak terlalu ribet dengan penumpang yang lain. Tiba-tiba gadis cantik bermata sipit berjalan ke arahku. Mungkin dia yang duduk di sebelahku. Dia tersenyum kepadaku. Lucu sekali dia kalau tersenyum, matanya terlihat hanya segaris.
"Permisi, boleh aku duduk disini?" Sapa nya sambil tersenyum.
"Boleh. Silahkan." Jawabku dengan tersenyum pula.
"Aku Keiko." Dia memperkenalkan diri dan mengulurkan tangan.
"Oh, ya, aku Elda." Sambil menyambut tangan Keiko.
"Hajimemashite.*" Ucapnya sambil membungkukkan badan.
"Mata aete yorokonde.*" Balasku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Coldest Romance [COMPLETED]
Romans[PROSES REVISI - PART LENGKAP] Hanya berawal dari tatap yang mampu menghipnotis keduanya untuk tetap saling mengunci dan tak akan pernah melepaskan. "Walapun aku dingin, tetapi aku memiliki nafsu untuk terus memakanmu hingga habis." - Fabina Maxel G...