----------------------------------------------------Tokyo, Jepang.
Author's POV
Dering alarm dari jam beker sangat memekakkan telinga. Dengan malas Elda meraba-raba nakas yang dekat dengan tempat tidurnya untuk mematikan alarm. Setelah berhasil, Elda menggeliat dengan sedikit mengerang di atas kasurnya. Itu memang sudah menjadi ciri khas Elda. Siapapun yang melihat Elda saat menggeliat waktu bangun tidur, di jamin susah untuk menahan birahi nya. Terutama untuk para cowok-cowok.
Gaga saja jika melihat Elda menggeliat, pasti langsung keluar. Karena pernah kejadian, saat Gaga akan berangkat kuliah, Elda belum bangun, jadi mau tak mau Gaga membangunkannya. Yang terjadi adalah Gaga kembali ke kamarnya dan mengguyur tubuhnya dengan air dingin saat melihat Elda menggeliat. Wajar saja Gaga juga cowok normal yang punya nafsu. Kadang Elda suka berpikir bagaimana jika ia punya pacar atau suami nanti. Yah, kalau suami sih minta jatah tiap hari dapat pahala. Lah kalau pacar? Kan bahaya.
Perlahan tapi pasti, Elda membuka matanya dengan susah payah. Rasanya badannya masih remuk akibat perjalanan kemarin. Kalau saja hari ini tidak ada daftar ulang, Elda akan tidur sampai siang.
Ting..Tung..Ting...Tung..
Bel apartemen Elda berbunyi. Dengan malas, Elda menuju ke kamar mandi untuk membasuh mukanya sekilas. Dan menuju ke pintu utama untuk melihat siapa yang datang.
"Ohayou gozaimasu, Griel-chan." Ternyata yang datang Keiko.
"Ohayou. Ngapain pagi-pagi kesini? Ayo masuk." Ajak Elda.
"Mau ngajak belanja bulanan sambil cari sarapan. Nanti kita ke kampus jam 1. Karena setelah belanja aku harus pulang." Jelas Keiko.
"Okay, tunggu sebentar. Aku mau ganti baju." Pamit Elda.
Setelah selesai semua, mereka melangkah keluar apartemen dan langsung masuk ke mobil milik Keiko.
"Ke, emang ada ya supermarket yang buka jam 7 kayak gini?" Tanya Elda.
"Ayolah, Griel! Saat ini kamu sedang berada di negara maju, bukan negara berkembang. Ya kalau supermarket jam segini belum buka ya kalah sama saingannya. Kamu gimana sih?" Cerocos Keiko.
"Oh, iya, lupa. Hehe." Elda nyengir sambil menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.
"Bagaimana hari mu?" Tanya Keiko.
"Baik. Kamu?"
"Baik juga." Jawab Keiko.
"Mm, Ke, aku mau nanya sesuatu." Tanya Elda dengan ragu.
"Dan aku akan menjawab pertanyaan sesuatu kamu." Jawab Keiko.
"Apa bener kamu Keiko cucunya sahabat kakek aku dan kamu adalah teman kecilku?"
"Ya Ampun, Griel! Kamu baru sadar sekarang? Benar-benar parah kamu." Jawab Keiko yang juga mengejutkan Elda.
"JADI KAMU BENERAN KEKE TEMEN KECIL AKU?!" teriak Elda dengan refleks.
"Iya, Griel. Gak pake teriak-teriak bisa?" Ucap Keiko yang terkesan biasa aja.
"Iya iya maaf. Kok kamu biasa aja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Coldest Romance [COMPLETED]
Romance[PROSES REVISI - PART LENGKAP] Hanya berawal dari tatap yang mampu menghipnotis keduanya untuk tetap saling mengunci dan tak akan pernah melepaskan. "Walapun aku dingin, tetapi aku memiliki nafsu untuk terus memakanmu hingga habis." - Fabina Maxel G...