sembilan

16.2K 910 5
                                    

Assalamualaikum wr. wb....

Happy reading ..........

Joe POV

"Kau serius?" tanya saudara kembar ku entah berapa kali, dan jawabanmu hanya anggukan.

"Please, this married Joe, are you kidding?"

"Tidak, aku tidak bercanda. Dia harus menikah denganku"

"Tapi tujuanmu menikah untuk administrasi imigrasi, dan nanti kalau sampai El tau pasti dia kecewa"

"Makanya jangan sampai dia tau" jawabku masih keras kepala.

"Dia sudah cukup menderita selama ini Joe, dia sahabat baik istriku"

Aku menghela nafas. Memang benar, dari dulu tak pernah sekalipun terpikirkan untuk menjalani pernikahan. Bagiku pernikahan itu sesuatu yg rumit dan menjengkelkan. Merasa terikat, dan tidak bebas. Namun, karena desakan masalah dari pihak imigrasi membuatku meruntuhkan prinsip itu, kebetulan ada perempuan yang diam-diam membuatku sering memikirkan nya. Aku merasa hidup saat didekatnya, menggodanya atau membuatnya melotot menjadi hiburan tersendiri untukku.

"Hentikan kekehan bodohmu Joe" ucap Rich sarkastik.

"Hari ini aku ke rumah sakit" ucapku tiba-tiba.

"Kau serius mau memotong itumu?" dia bertanya ragu.

"Mau bagaimana lagi, ini syarat mutlak. Ini bukan seperti negara kita yang asal tanda tangan dokumen langsung sah suami istri" ucapku panjang lebar

"Darimana kau belajar tentang pernikahan? Bukannya kau anti menikah dulu?"

"Astaga Rich, kau..."

Ucapanku terhenti saat ponselku berdering, tanda ada pesan masuk.

From: Fatan Harun

Big bro, ke jln. Cempaka 24 sekarang! Hurry!

Aku mengernyitkan dahi, apa-apaan anak ini. Ck... Namun aku langsung bergegas.

"Mau kemana Joe?"

"Ada urusan. Bye!"

Aku langsung menuju tempat yang disuruh adik ipar -eh ralat, calon adik ipar. Aku melihat ada gedung dan banyak pernak pernik seperti sedang ada acara. Aku langsung masuk dan langsung tertegun dengan apa yang terjadi di dalam.

************************

Aku memarkirkan mobil sportku setiba di rumah sakit. Dan perempuan yang ada di sampingku masih sibuk dengan pemikirannya sendiri.

"El, sampai kapan wajahmu bodoh seperti itu?"
Kulihat dia cemberut dan langsung membuka pintu mobil, gotcha! Dia tidak bisa membuka, aku terkikik geli.

"Bukain cepet!"

"Kenapa?"

"Ih, nggak baik lawan jenis di tempat sepi kaya gini!"

"Emang kita mau ngapain?"

"Ih, Joe!"

"Kamu panggil apa tadi?" aku bertanya layaknya orang bodoh, Oh God, dia langsung memerah. Ini pertama kalinya dia menyebut namaku. Akhirnya aku membuka lock mobil dan dia langsung tergesa-gesa keluar dari mobil.

Kami sampai di tempat dokter dan kami duduk di tempat duduk depan ruang praktik karena masih menunggu giliran. Kami masih terdiam, bingung mau bicara apa.

Semua karena Allah(ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang