dua puluh tiga (a)

13.6K 767 31
                                    

Assalamualaikum...

Happy reading....


~~~~~~~~

Joe tampak frustasi. Wajah tampannya terlihat kusut, ia sedang duduk di depan UGD. Berharap semoga istri dan calon anaknya baik-baik saja.

"Bagaimana Elis, le*?"

Seketika Joe mendongak dan mendapati ibu mertuanya tampak panik. Ia segera bangkit dan mencium tangan ibu mertuanya dan menghela untuk duduk di sampingnya.

"Saya belum tahu Bu, masih ditangani dokter. Semoga baik-baik saja"

"Amin, le... Kok yo eram cobaan buat Elis" rintih Marini sembari meneteskan air mata.

"Ibu tadi sama siapa kesini?"

"Sama adikmu. Dia masih di luar" jawab Marini sekadarnya, pikirannya tampak kacau. Setelah suaminya meninggal, Marini berusaha tetap tegar, namun seolah ujian tak pernah jauh dari keluarga nya.

"Assalamualaikum, Mas, Bund"

"Waalaikumsalam" jawab Joe dan mertuanya.

"Gimana keadaan Mbak, Mas?" tanya Fatan

Joe menggeleng.

"Apa Mas sudah memberitahu kebenarannya pada Mbak Elisa?"

Joe terdiam sesaat. Dan memandang ibu mertua dan adik iparnya sebelum mengangguk.

"Kenapa kau memberitahu Elisa, le? Dia pasti merasa tertekan"

"Maaf Bu, tapi menurut saya itu lebih baik. Tapi ternyata..."

"Sudahlah Mas, tidak apa-apa. Lambat laun Mbak juga tahu. Kita berdoa saja semoga Mbak Elisa baik-baik saja" tutur Fatan sembari memeluk ibunya.

Tak lama pintu terbuka, dan muncullah perawat.

"Maaf, keluarga Elisa Harun?"

Joe segera beranjak.

"Saya suaminya. Bagaimana keadaan istri saya?"

"Mari masuk Pak, Ibu Elisa siuman dan meminta untuk memanggil suaminya"

Joe menoleh sekilas pada Marini dan Fatan. Mereka mengangguk, dan Joe segera memasuki UGD.
Diranjang perawatan, istrinya nampak lemah dan pucat.

"Sayang" panggil Joe pelan.

Elisa menolehkan kepalanya dan tersenyum lemah.

"Abi" panggil Elisa serak.

"Bagaimana keadaanmu?"

"Alhamdulillah , bayi kita selamat"

Joe tersenyum dan langsung mencium kening istrinya penuh perasaan.

"Abi, ada yang ingin aku bicarakan"

Joe tampak mengerut kan kening mendengar suara serius istrinya.

"Ada apa Sayang? Katakan jika kau ingin sesuatu" ujar Joe penuh perhatian.

Elisa menghela nafas berat.

"Masa laluku kotor"

Joe terdiam, belum menyela perkataan istrinya.

"Bahkan aku seorang pembunuh"

Joe mengeraskan rahangnya.

"Kau bukan pembunuh" tekan Joe menyangkal pernyataan istrinya.

Elisa menggeleng dan sebulir air mata mengalir dari sisi mata sendunya.

"Setelah melahirkan, aku minta sesuatu Bi"

"Apa?"

"Ceraikan aku!"

Joe membulat kan matanya. Jantungnya seakan terjun, bahkan langit seakan ambruk menimpa tubuhnya.

Bersambung...

~~~~~~

Pacitan, 29 April 2017
Elz_

Semua karena Allah(ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang