Jilid 27

523 14 0
                                    

Sementara itu, Peng Ah Si sudah melanjutkan penuturannya, "Di tengah malam kudengar suara tangisan Ouw toaya. Dengan rasa berkuatir, aku pergi ke depan kamarnya. Tiba-tiba kulihat bayangan manusia di jendela kamar sebelah. Orang itu berdiri tanpa bergerak, ia rupanya sedang memasang kuping. Aku bercuriga dan lalu mengintip dari cela-cela pintu kamar. Ternyata, orang itu Giam Ki adanya dan dia sedang mendengari pembicaraan suami-isteri Ouw dengan menempelkan kupingnya di papan kamar. Baru saja kuingin memberitahukan hal itu kepada Ouw toaya, Ouw toaya sendiri sudah keluar dari kamarnya dan pergi ke kamar Giam Ki dan bicara panjang-lebar. Pembicaraan itu tidak pernah disebut-sebut oleh Po Si Taysu. Aku sendiri tak tahu apa sebabnya."

"Ouw toaya bicara panjang-lebar dan sebagian tidak dimengerti olehku. Tapi aku tahu, bahwa Ouw toaya telah minta bantuannya, supaya pada keesokan harinya ia pergi menemui Biauw Tayhiap untuk menjelaskan beberapa soal. Soal-soal itu adalah soal-soal besar yang sangat penting. Sebenarnya tak tepat untuk Ouw toaya untuk meminta bantuan seorang liar, tapi karena Ouw Hujin baru melahirkan anak dan juga karena Ouw toaya beradat berangasan, sehingga jika ia memberi penjelasan sendiri kepada pihak lawan, ia pasti akan bertengkar dengan Hoan Pangcu dan Tian siangkong dan akhirnya ia mesti bertempur juga, maka, sebab tak ada jalan lain, ia terpaksa meminta bantuan Giam Ki untuk menyampaikan perkataannya. Tadi Po Si Taysu mengatakan, bahwa Ouw toaya telah menyuruhnya untuk menyampaikan surat kepada 'Kim Bian Hud' dan akan diberi hadiah besar. Keterangan itu tidak benar. Cobalah pikir, menyampaikan surat adalah tugas yang sangat enteng. Perlu apa orang memberi hadiah besar kepada tukang bawa surat? Mungkin sekali Po Si Taysu sekarang sudah lupa perkataan Ouw toaya, tapi aku sendiri masih tetap ingat."

Mendengar sampai di situ, semua orang tahu, bahwa pada sebelum menjadi pendeta, Po Si Taysu bernama Giam Ki. Melihat sikap kedua orang itu, mereka yakin, bahwa antara Po Si dan kebinasaan Ouw It To mempunyai sangkut-paut yang sangat rapat dan dalam keterangan yang diberikan Po Si terdapat bagian-bagian yang tidak benar. Mereka ingin sekali mendengar penjelasan Peng Ah Si yang akan membuka sebuah rahasia. Akan tetapi, mereka pun berkuatir, bahwa jika Peng Ah Si benar-benar membuka rahasia besar yang membuat Po Si menjadi malu, dalam gusarnya, pendeta itu bisa turunkan tangan jahat dan di antara mereka, tak satu pun yang dapat menandinginya. Biarpun di belakang hari 'Kim Bian Hud' bisa membalas sakit hati, tapi kalau Peng Ah Si sudah binasa, rahasia yang sangat menarik itu akan turut dikubur di liang kubur.

Sedang semua orang berkuatir akan keselamatannya, Peng Ah Si sendiri bersikap tenang-tenang saja. Sesudah berhenti sejenak, ia melanjutkan penuturannya, "Waktu Ouw toaya bicara dengan Giam Ki, aku berdiri di luar jendela kamar Giam Ki. Aku bukan mau mencuri dengar pembicaraan Ouw toaya. Aku sudah berbuat begitu, sebab kutahu, bahwa tabib itu, yang menjadi anjingnya si hartawan yang menghina kedua orang tuaku, bukan manusia baik-baik. Oleh karena itu, kukuatir Ouw toaya kena ditipu olehnya. Waktu itu aku masih kecil dan pengertianku sangat terbatas, sehingga apa yang dikatakan Ouw toaya tidak dapat dimengerti seluruhnya olehku. Tapi setiap perkataannya terus tercatat dalam otakku dan tidak bisa dilupakan lagi. Belakangan, sesudah besar, kumengerti maksud pembicaraan itu. Pada malam itu, Ouw toaya minta bantuan Giam Ki untuk menyampaikan tiga rupa hal. Pertama, asal-mula permusuhan antara keluarga Ouw, Biauw, Hoan dan Tian. Kedua, sebab-musabab dari kebinasaan ayahnya 'Kim Bian Hud' dan ayah Tian siangkong. Ketiga, soal kotak besi dan golok komando dari Cwan Ong."

Hampir serentak semua orang menengok ke arah kotak besi dan golok itu yang ditaruh di atas meja. Rasa ingin tahu dalam hati mereka jadi makin besar.

Peng Ah Si melanjutkan penuturannya, "Sebab-musabab dari permusuhan antara keluarga Ouw, Biauw, Hoan dan Tian tadi sudah diceriterakan oleh Biauw Kouwnio. Tapi di dalam itu masih terselip suatu rahasia besar yang tidak diketahui oleh orang luar. Rahasia itu dimulai pada jaman Cwan Ong Engciang tahun kedua, tahun It Yu, atau menurut perhitungan pemerintah Boan, Sun Ti tahun kedua. Pada waktu itu, leluhur keluarga Ouw, Biauw, Tian dan Hoan telah berjanji, bahwa, jika pemerintah Boan tidak menjadi roboh, rahasia itu baru boleh dibuka sesudah berselang seratus tahun, yaitu pada tahun It Yu. Tahun It Yu ialah tahun Kian Liong ke-sepuluh dan dari waktu itu sampai sekarang, sudah berselang tiga puluh tahun lebih. Maka itulah, pada dua puluh tujuh tahun berselang, waktu Ouw toaya bicara dengan Giam Ki, batas waktu seratus tahun sudah lewat dan rahasia tersebut sudah boleh dibuka."

Si Rase Terbang dari Pegunungan Salju - Jin YongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang