Jilid 28

497 12 0
                                    

Sehabis mendengar ceritera Biauw Yok Lan, semua orang menganggap, bahwa 'Hui Thian Ho Li' manusia jahat. Tak dinyana, dalam hal itu bersembunyi sebuah rahasia besar. Mereka kaget tercampur heran dan mereka kelihatannya belum percaya keterangan Peng Ah Si.

Melihat kesangsian orang, Peng Ah Si berpaling kepada nona Biauw dan berkata, "Menurut penuturanmu, pada tanggal lima belas bulan ketiga, putera 'Hui Thian Ho Li' telah menemui ketiga pamannya dan bicara lama dengan mereka dalam sebuah kamar dan waktu ketiga orang itu keluar dari kamar, mereka membunuh diri. Biauw Kouwnio, soal apakah yang telah dibicarakan mereka dalam kamar itu?"

'Apakah yang dibicarakan bukan soal tipu-daya 'Hui Thian Ho Li'?" Yok Lan balas menanya. "Bukankah kau ingin maksudkan, bahwa dalam kamar itu, putera 'Hui Thian Ho Li' telah membuka rahasia dan menceriterakan penderitaan ayahandanya?"

"Benar," jawabnya. "Kalau ketiga orang itu tidak merasa menyesal, bahwa mereka telah membinasakan saudara angkatnya yang tidak berdosa, cara bagaimana mereka bisa membunuh diri-sendiri? Sesudah mendengar keterangan putera 'Hui Thian Ho Li', mereka baru tahu, bahwa bukan saja mereka sudah membunuh seorang yang putih-bersih, tapi juga sudah menggagalkan suatu usaha besar yang sudah hampir berhasil. Rasa menyesal mereka adalah sedemikian besar, sehingga mereka merasa tidak dapat menebus dosa, jika mereka tidak membunuh diri. Tapi pada waktu itu Cwan Ong masih hidup, sehingga rahasia tidak boleh bocor. Walaupun kepada orang-orang yang paling dipercaya, mereka tak dapat memberitahukan rahasia itu. Apa yang harus disayangkan, ialah, meskipun mereka orang-orang yang mempunyai kesetiaan dan pribudi tinggi, mereka semberono dan ceroboh. Bahwa mereka telah membinasakan 'Hui Thian Ho Li' karena salah paham, sudah merupakan suatu kesalahan hebat. Tapi pada waktu membunuh diri, sekali lagi mereka membuat kesalahan besar. Mereka tidak memesan anak-anak dan murid -murid mereka untuk tidak coba membalas sakit hati kepada putera 'Hui Thian Ho Li'. Inilah yang dinamakan kesalahan berlapis kesalahan, sehingga, sebagai akibatnya, turun-temurun keempat keluarga itu jadi bermusuhan."

Di dalam kamar, putera 'Hui Thian Ho Li' telah memberitahukan ketiga pamannya, bahwa rahasia itu baru dapat dibuka pada tahun It Yu, yaitu seratus tahun kemudian. Biar bagaimana panjang pun jua usianya Cwan Ong, pada waktu itu ia tentu sudah meninggal dunia. Manakala rahasia tersebut dibocorkan terlalu siang, pemerintah Ceng bisa mengadakan penyelidikan dan jiwa Cwan Ong bisa terancam. Rahasia besar itu hanya diketahui oleh turunan keluarga Ouw. Turunan keluarga Biauw, Hoan dan Tian tetap tinggal gelap. Waktu turunan keluarga Ouw tiba pada Ouw It To Ouw toaya, batas waktu seratus tahun sudah lewat, sehingga oleh karenanya, Ouw toaya berani meminta pertolongan Giam Ki untuk menyampaikan rahasia itu kepada Biauw Jin Hong.

"Hal yang kedua adalah sebab-musabab dari kebinasaan ayah 'Kim Bian Hud' dan Tian siangkong. Belasan tahun yang lalu, kedua orang tua itu bersama-sama pergi ke Kwan Gwa dan telah lenyap dengan begitu saja. Mereka adalah orang -orang yang berkepandaian tinggi dan nama mereka telah menggetarkan dunia Kangouw. Maka itu diduga pasti, bahwa mereka telah dibinasakan oleh seseorang yang berkepandaian tinggi juga. Apa mau, waktu itu Ouw toaya justeru berada di Kwan Gwa dan dengan mengingat, bahwa keluarga Ouw adalah musuh turunan keluarga Biauw dan Tian, maka siapa pun jua tentu akan menduga, bahwa Ouw toayalah yang sudah membunuh mereka. Beberapa kali 'Kim Bian Hud' dan Tian siangkong pergi ke Kwan Gwa untuk menyelidiki. Tapi mereka bukan saja tidak bisa mendapat keterangan apa-apa, bahkan Ouw toaya pun tidak dapat dicari. Karena tidak berdaya, 'Kim Bian Hud' sudah sengaja memakai gelar 'Tah Pian Thian Hee Bu Tek Chiu' untuk dirinya, supaya Ouw toaya menjadi gusar dan mau menemuinya. Ouw toaya mengerti maksudnya, tapi ia tidak meladeni. Diam-diam ia sendiri berusaha untuk mencari kedua orang tua itu. Menurut keinginannya, sesudah berhasil, barulah ia mau menemui 'Kim Bian Hud' untuk mencuci bersih tuduhan yang dijatuhkan atas dirinya."

"Langit selalu memberkahi usaha manusia yang sungguh-sungguh. Sesudah mencari-cari beberapa tahun, Ouw toaya akhirnya mendapat keterangan jelas mengenai nasibnya kedua orang tua itu. Waktu itu Ouw Hujin hamil. Ia asal Kanglam dan begitu mengandung, ia ingin sekali pulang ke kampung asalnya. Maka itu, kedua suami-isteri lantas saja berangkat ke Selatan. Setibanya di Tong Koan Iim-ii, lebih dahulu Ouw toaya bertempur melawan orang she Hoan dan she Tian dan kemudian barulah ia bertemu dengan 'Kim Bian Hud'. Pesan yang ia minta Giam Ki menyampaikan kepada Biauw Jin Hong adalah begini, Kalau 'Kim Bian Hud' ingin mencari jenazah mendiang ayahnya, ia bisa membawanya ke tempat itu sesudah mengantarkan isterinya. Dengan melihat jenazah, Biauw Jin Hong akan tahu, cara bagaimana ayahnya menemui kebinasaan. Oleh karena kedua orang tua itu mati dalam cara yang agak memalukan, maka Ouw toaya merasa kurang enak untuk memberitahukan dengan mulutnya sendiri. Maka itu, sebaiknya biar 'Kim Bian Hud' dan Tian siangkong yang melihat dengan mata sendiri."

Si Rase Terbang dari Pegunungan Salju - Jin YongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang