Jilid 20

615 14 0
                                    

"Seketika mendengar dua suara itu, tangan Ouw It To tampak bergetar mangkuk arak di tangannya jatuh, pecah berantakan di lantai. Wajahnya juga berubah. la segera bangkit dengan memeluk bayinya. Biauw Tayhiap tertawa mengejek dan segera melangkah keluar tanpa mengucapkan sepatah kata. Orang-orangnya juga turut meninggalkan ruangan itu. Sesaat terdengar derap kaki kuda mereka yang riuh, dan kemudian semua sunyi kembali."

"Semula kuduga, bahwa suatu pertempuran sengit tentu sudah tak akan dapat dihindarkan lagi, tetapi ternyata hanya karena tangis bayi itu, mereka jadi berpisah dengan begitu saja. Juga semua orang benar-benar tidak mengerti."

"Sementara itu, Ouw It To telah masuk ke dalam kamar dengan puteranya. Kudendar isterinya menanyakan siapa yang baru berbicara dengannya. Ouw It To mengatakan, bahwa mereka hanya berapa penjahat kecil saja, yang sedikit pun tak usah ditakuti, dan ia menganjurkan supaya isterinya tidur saja dengan tenang. Sang isteri menghela napas dan berkata, bahwa ia sudah tahu, jika yang datang itu adalah Biauw Tayhiap. Kudengar pula, bagaimana Ouw It To coba membantah, dan bagaimana kemudian isterinya mengutarakan pendapatnya, bahwa jika bukan 'Kim Bian Hud' yang datang, sungguh mustahil, bahwa suara Ouw It To akan bergetar dan wajahnya tampak kuatir."

"Ouw It To agaknya tak dapat menjawab atau menyangkal lebih jauh. Katanya kemudian sambil menghela napas, bahwa jika isterinya itu sudah tahu, tak dapat ia mengatakan suatu apa lagi dan selanjutnya ia berkata, bahwa ia juga tak takut kepada jago yang tiada tandingannya itu. Isterinya ternyata juga sangat berani, dan menganjurkan sang suami supaya menetapkan hatinya, karena, bila saja—karena mengingat isteri dan anaknya — Ouw It To menjadi ragu-ragu, kedudukannya akan tidak menguntungkan jika kelak berhadapan dengan Biauw Jin Hong, bahkan mungkin sekali ia akan kalah."

"Kudengar Ouw It To menghela napas lagi dan berkata, bahwa selamanya ia tak pernah takut kepada siapa juga, tetapi sungguh mengecewakan, bahwa malam itu ia menjadi agak jeri juga, entah karena apa. Ia mengakui pula, bahwa tadi, ketika 'Kim Bian Hud' meletakkan bungkusannya di atas meja dan melirik ke arah puteranya, ia jadi ketakutan dan sekujur badannya menjadi basah berkeringat. Ia membenarkan pendapat isterinya, bahwa ia memang telah menjadi takut kepada 'Kim Bian Hud'."

"Isterinya coba menghiburnya dengan mengatakan, bahwa ketakutan Ouw It To itu bukannya ketakutan wajar, tetapi karena kuatir, jika puteranya akan dicelakakan lawannya. Terdengar jawab Ouw It To dengan suara ragu-ragu, bahwa ia tidak percaya, jika 'Kim Bian Hud' — yang tersohor sebagai pendekar — akan berlaku demikian keji, mencelakakan seorang wanita atau anak orok. Dari nada suaranya dapat diketahui, bahwa ia kurang yakin akan dapat menandingi lawannya. Tiba-tiba di dalam hatiku timbul rasa kasihan. Beda dengan rupa wajahnya, ternyata hati Ouw It To agak lemah."

"Dalam pada itu, isterinya menganjurkan supaya Ouw It To membawa lari putera mereka itu ke utara, sedang dia sendiri kelak, bila sudah kuat, akan menyusul. Nada suaranya mengesankan kasih sayangnya yang besar sekali. Ouw It To tentu saja tak mau menyetujui saran isterinya. Ia berkata, bahwa daripada harus meninggalkan isterinya menghadapi bahaya seorang diri saja, lebih baik mereka sama-sama berdiam di situ, dan jika harus mati, mati juga bersama."

"Isterinya menyesal sekali, bahwa tadinya ia telah merintangi maksud sang suami untuk pergi ke Kanglam, menantang 'Kim Bian Hud'. Jika tahu, akan terjadi demikian, lebih baik ia membiarkannya mencari 'Kim Bian Hud' ketika itu, ketika ia masih bebas."

"Menurut Ouw It To, hari itu juga ia belum tentu kalah, hanya suaranya kurang meyakinkan. Agaknya, di dalam hatinya ia sendiri kurang percaya kepada perkataannya. Walaupun teraling dinding yang agak tebal, kudengar jelas-jelas, bahwa suaranya tergetar."

"Tiba-tiba kudengar isterinya minta Ouw It To berjanji sesuatu kepadanya, dan ketika sang suami menanyakan apa yang harus dijanjinya, ia segera membentangkan maksud-nya, supaya menerangkan kedudukannya di waktu itu kepada 'Kim Bian Hud' secara terus-terang dan minta ia itu berlaku murah."

Si Rase Terbang dari Pegunungan Salju - Jin YongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang