Chapt 5 : "Nara & Putra"

527 35 3
                                    

Pagi itu di gedung jurusan seni pada ngumpul cecan-cecan hits.

"Denger2 Putra bakal balik minggu depan nih.." Seru Nadin salah satu cecan yang lagi ngumpul.

"Gue tahu kok, gue nanti bakal jemput mereka di Juanda." Sahut Nara sambil senyum2 genit.

"Awas aja kalo nanti si Cewek Mube itu yang jemput Putra sama Ari ke Bandara.." kata Nara sambil selfie-selfie.

"Lo masih aja dendam sama mereka, Ra.. Yang suka kan si Putra sama si Ari lah yang cewek Mube kan biasa2 aja.." Sahut El, si cowok yang suka sama Nara.

"Lo apaan sih.. Sana jauh2 dari gue!" Kata Nara sambil bilang hush-hush sana ala Syahrini.

"Lo nggak kapok apa di tolak sama Nara ratusan kali. Mangkanya, benerin dulu tuh wajah, dan lo sekarang kenapa makek behel segala sih.. Makin jelek aja lo. Hahaha.." Kata Nadin sambil ketawa.

"Putra lagi apa ya sekarang?" Tanya Nara dalam hati sambil ngecek notif Line nya.

~~~

Di detik yang sama Putra dan Ari yang habis manggung, dan itu juga merupakan perform terakhir mereka di Jerman, langsung mengambil HP mereka yang disita oleh Pak Felix.

Pak Felix adalah guru musik di SMU Shinwa yang sering mengirim siswanya ke luar negeri untuk ikut kompetisi Band.

Putra dan Ari adalah anggota di band yang dikirim keluar negeri oleh Pak Felix. Band mereka namanya 'The Lucifer'.

Posisi Putra di band itu sebagai Gitaris sekaligus mainvocal. Sedangkan Ari sebagai Leadvocal.

"Akhirnya gue bisa Pegang HP.. Sebulan nggak pegang HP tuh rasanya kayak pengen pup tapi nggak keluar."

"Lo taukan, gimana rasanya kalo udah terlanjur duduk di kloset, tapi itu nya nggak keluar.." Kata Putra sambil mengusap-usap HPnya.

"Hahaha.., gue tau banget rasanya kek gimana. Dan lo kenapa selalu nyamain sesuatu sama hal jorok sih.."
"Tapi gue suka lo yang gitu.., karena kita itu besprend.. Hehe.." Seru Ari sambil senyum.

"Gile.."
"Masa' iya si Embun cuma nelfon gue  20 kali sebulan?" Kata Putra sambil melihat ikon panggilan tak terjawab di HPnya.

"Lahh.. Megha nelfon gue banyak banget.." Seru Ari.

"Berapa? Berapa kali Megha nelfon lo? Kasih tau gue.."

"Dia nelfon gue se .." belum sempat Ari menyelesaikan bicaranya, Putra langsung nimbrung "Seratus?? Wadaaww.. Banyak bener Si Eggi nelpon lo."

"Se.... Sepuluh doang maksud gue. Gue belum selesai ngomong udah lo potong aja." Sahut Ari yang merasa galau karena Megha yang hanya menelfonnya sebanyak 10 kali.

"Laahhh!! Ini si Nara nelfon gue 123 kali.. Gile bener dah tuh cewek.
Untung aja HP gue di sita sama Pak Felix. Kalo nggak, bisa pecah gendang telinga gue dengerin dia comel.." Kata Putra salut sambil mengibas rambut coklatnya itu.

"Emang rada saiko tuh cewek. Lihat nih.. Dia juga nelpon gue 123 kali. Udah kayak mbak-mbak operator aja tuh orang.."

"Au ah elap.."

"Nggak usah mikirin si comel itu, Ri. Besok kan kita udah balik ke Indo nih, enaknya gue ngasih surprise apa ya ke Embun?" Tanya Putra.

"Gue juga bingung sih, lihat besok aja dehh. Gue udah gak sabar ketemu sama Eggi, gue kangen banget sama dia, Put.."

Belum selesai mereka bicara tentang rencana 'back to Indo', Pak Felix memanggil mereka untuk rapi-rapi dan bersiap pulang ke Indo.

~~~

"Hhuuuuuaaaa!!" teriak Putri sambil melihat jam weker yang menunjukkan pukul 07.30.

"Megh, Mis, Nel.. Bangun.. Ayoo bangun.. Udah jam setengah tuju.. Kita bakalan telat ini, ayoo bangun.." teriak Putri lagi, sambil menggoyang-goyangkan badan temannya yang masih tidur itu.

Mendengar teriakan Putri itu, Megha, Miski, dan Nela, detik itu juga langsung bangun dan tergopoh-gopoh menuju kamar mandi. Dan pada akhirnya mereka mandi berdua.

Maklum, kemarin malam mereka kerja sambilan sampai malem. Putri dan Megha mendapat banyak barang yang harus mereka antar. Sementara itu, Miski mendapat job ngerapiin skripsi mbak-mbak kuliahan di warnet. Dan Nela sedang sibuk nonton drama korea di laptop sampai tengah malem.

"Aiishh.. Hari ini hari Kamis kan?" tanya Megha yang baru selesai mandi dan sedang ganti baju.

"Kamis?? Itu artinya.." sahut Nela.

"Pepp.. Pak.. Pak Majid yang jaga gerbang depan sekolah hari ini. Ahhh!! Bisa gawat nih.." Seru Putri yang sibuk memasukkan buku ke tas ranselnya.

"Pak Majid? Waduhh.. Kita sasaran empuk dong. Inget nggk? Waktu kelas 10, waktu kita telat dan Pak Majid yang jaga, kita disuruh jongkok sambil jalan keliling lapangan." Kata Megha yang saat ini sudah rapi.

"Udahlah, jangan banyak omong. Entar tambah telat." Sahut Miski.

"Ayoo.. Lo semua udah pada siap kan?" kata Putri yang juga sudah rapi.

Setelah mereka semua rapi, mereka langsung cuuss keluar rumah.

Tak disangka, saat mereka keluar rumah dan mau ambil sepeda di garasi, mereka melihat empat cowok itu keluar dari rumah gedong. Ke empat cowok itu juga melihat mereka.

"Ooiii!!" teriak Dika.

"Lo temen sekelas plus sebangku kita kan? Hahaha.. Kalian semua pada telat? Kalian mau bareng sama kita?" seru Dika yang sedang melambaikan tangannya ke para cewek itu.

"Eh elo, elo yang di kuncir dua. Lo bareng aja sama gue, naik motor gue, biar lo nggak telat. Gimana?" tanya David sambil menunjuk Megha.

"Gue sama lo aja." seru Huda sambil menunjuk Miski.

"Oke! Kita mau bareng sama lo. Gue bareng Dika aja.." teriak Nela dari depan kosan.

"Apa'an sih lo. Masa iya kita bareng mereka sih.. Lo kan tau kalo si Ezi nggak suka sama gue.." Kata Putri sambil melihat Ezi.

Ezi yang hanya berdiri tanpa berkata apa-apa, melihat balik ke arah Putri yang sedang melihatnya. Dan mata mereka pun bertemu.

Tanpa Putri sadari, Nela sudah jalan menghampiri Dika yang berdiri di samping motor Ninja merahnya. Begitu pun dengan Miski, tanpa berpikir panjang dia berjalan menghampiri Huda yang sedang duduk di motor Ninja hitamnya.

"Gimana Put? Gapapa deh.. Daripada kita telat kan.." Kata Megha yang saat itu juga bersiap menghampiri David dengan motor Ninja hijaunya.

Putri pun mengangguk, dan Megha langsung berjalan menghampiri David.

Ezi yang melihat Putri, yang masih berdiri di tempatnya naik ke motor dan mulai menghidupkan motornya.

"Lo nggak mau naik ke motor gue?"

"Lo nggak takut telat?" tanya Ezi ramah.

"Tumben lo ramah. Napa lo?" tanya Putri sambil jalan menghampiri Ezi.

"Kalo nggak mau ya nggak usah naik. Repot bener deh lo. Dan gue lagi nggak mau berantem." Kata Ezi yang melihat Putri udah duduk di motornya.

"Siapa coba yang nggak mau," jawab Putri.

"Udah, ayo cepetan jalan.. Entar telat lagi." Sahut Megha yang saat ini, juga sudah duduk di motor David.

Mereka pun akhirnya berangkat bareng dengan kekuatan bulan..

"Jadi inget Ari.." kata Megha sambil melihat jalanan.

"Ari? Siapa? Cowok lo? Tanya David penasaran.

~~~

😘😘😘

When I Met YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang