Setelah Putri masuk ke dalam kos, dia langsung menuju kamar yang terdiri dari 2 kasur bertingkat. Dia segera menuju lemari dan mengambil baju kering serta celana untuk ganti.
Teman-temannya itu heran dengan Hoodie yang dipakai Putri. Karena setahu mereka, Putri tidak punya hoodie seperti itu. Putri yang melihat tatapan aneh teman-temannya itu segera berlari kecil ke kamu mandi untuk menghindari pertanyaan temannya.
Setelah selesai mandi, dia segera menuju ke kamar lagi dan menyiapkan mental untuk menceritakan kejadian yang baru dialaminya itu.
Setelah itu, Putri menceritakan detail kejadiannya. Saat pertama dia melihat Ezi, saat dia menolongnya dan saat tangannya digenggam oleh cowok itu. Teman-temannya langsung heboh mendengar cerita Putri barusan.
"Sumpeh lo??! Mii appahh???" Goda Megha terkejut.
"Mi atas mi bawah, mi depan mi belakang mi satu dua tiga, mi tiga dua satu" Kata Nela dan Miski bersamaan sambil menepuk tangan bersamaan main mimimi.
"Alay deh Lo, Megh.."
"Gue serius cuyy.." Jawab Putri dengan wajah senyum cerianya."Terus kalo lo sama si Ezi, Putra lo taro mana?" tanya Nela yang udah berhenti main mimimi.
Putri mengangkat bahu dan berkata, "Gue juga bingung sama perasaan gue. Menurut kalian gimana?" balas Putri.
"Turutin kata hati lo aja. Dimana ada kemauan di situ ada jajan .. Hehe" Sahut Megha.
"Jalan kali, masa iya jajan. Gimana sih lo." Seru Nela sambil menepuk pundak Megha.
Hari itu, semalaman Putri, Megha, Miski, dan Nela bercakap-cakap. Hingga akhirnya mereka tertidur lelap di tengah heningnya malam dan hangatnya sarung yang menyelimuti mereka.
Beberapa hari setelah kejadian itu, sikap Ezi masih sama. Dingin dengan tatapan tajam mata hitam pekatnya. "Seenggaknya dia udah nggak natap kosong ke arah jendela luar lagi," itu yang selalu dipikirkan Putri setelah kejadian malam hujan pertama itu.
===
Senin pagi itu merupakan awal baru bagi mereka lagi. Mungkin hari ini kisah hidup mereka berbeda dengan biasanya. Kehidupan dikelilingi dengan Cogan-cogan yang cuek, playboy manis kayak kurma, Mr. Fokus dan si agak ogeb.
Pagi itu Megha bersenandung,
"Senin ku malasku, Matahari bersinar, ku gendong tas hitam ku di pundak.."
(Pagi ku cerahku song)"Kok males sih?" Seru Miski.
"Habis ini kan Upacara gengs, dan kayaknya hari ini Bakalan Pak Majid yang jadi pembinanya.. Lo tau kan gimana dia kalo udah ngomong?" jawab Nela.
"Dari musim Duren sampek musim kawinnya kecoa, baru selesai tuh orang ngomong.. Ampek kaki gue rasanya tuh.. " Balas Megha dengan nada kesal.
Putri mengangguk mendengar percakapan temannya itu.
Setelah mereka memakai seragam lengkap dan memakai sepatu, merekapun besiap keluar.
Saat mereka membuka pintu, betapa terkejutnya Putri dan Megha saat Putra dan Ari ada di depan pintu kosan. Mereka berdiri tepat di depan Putri dan Megha.
Putra, cowok tinggi jangkung dengan rambut coklat dan mata sipit berwarna coklatnya yang menatap hangat siapa saja. Dan Ari, cowok yang tingginya lebih rendah dua senti dari Putra, dengan rambut agak gelombang berwarna coklat dengan suara merdunya.
Mereka berdua menatap para cewek itu. Lalu Putra berkata, "Lo nggak kangen sama gue? Lo nggak rindu sama gue? Lo nggak jemput gue di bandara? Gue nyesek tau lo nggak jemput gue. Tapi gapapa, yang penting gue sekarang berdiri di depan lo, menatap mata lo, dan gue pengen bilang gue kangen sama lo, kangen banget malah.. Mbun .. Miss you.."
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Met You
Teen FictionEmpat orang cewek desa yang pindah kota karena mendapat beasiswa. Yang kesehariannya mereka harus belajar dan malamnya kerja paruh waktu. Pekerja keras, polos, jago berantem dan hati yang tulus.. Apakah ini takdir? Pertemuan mereka dengan empat cowo...