Chapt 15 :

471 27 1
                                    

Beberapa hari berlalu setelah kejadian pertengkaran anatara Dika dan El. Semuanya kembali dalam keadaan normal. Hanya saja, Dika berhasil mendapat id line dari Mafia. Dan setiap kali istirahat berlangsung, Dika selalu keluar kelas terlebih dahulu dan pergi ke gedung dua menemui Mafia. Iya Mafia. Cewek itu sekarang sudah dekat dengan Dika.

Putra dan Putri juga baik-baik saja. Walaupun masih ada rasa janggal di hati Putra, tetapi dia tetap bersikap seperti biasanya. Datang menemui Putri dan kembali setelah selesai mengobati rasa kangen.

Sementara itu, akhir-akhir ini David selalu memegang ponselnya dan terlihat sibuk dengan ponselnya. Megha yang merasa sikap David berubah malah menjadi bimbang dengan perasaannya. Cowok itu sekarang jarang menggoda Megha lagi. "Kenapa gue ngerasa sakit ya kalo ngelihat David nyuekin gue. Dan kenapa gue selalu jengkel tiap kali lihat notif di HP David dan yang ngirim itu cewek lain. Apa gue cemburu?" Pikiran itu menghantui Megha beberapa hari ini.

Kabar Miski dan Huda juga baik-baik saja. Setelah pemberian coklat hari itu, mereka semakin dekat. Miski yang hampir tiap hari jaga warnet selalu ditemani oleh Huda. Maklum sih, Huda ke warnet tujuannya ngegame. Walaupun di rumah ada PS 3, tetapi lebih nyaman dan menyenangkan jika dimainkan bersama Miski.

~~~

"Lo hari ini berangkat bareng Putra?" tanya Megha.

"Iya. Dia tadi nge-WA katanya bakal jemput pagi ini. Lo sendiri bareng sama Ari kan?" Balas Putri.
Megha mengangguk mengiyakan.

Setelah kejadian pertengkaran antara Putra dan Ezi minggu lalu, suasana hati Ezi kembali seperti semula. Dia tidak mengucapkan satu kata pun selama di kelas. Dia bahkan bersikap acuh kepada Putri. Begitupun dengan David. Dia selalu sibuk main HP dan membalas pesan para cewek yang notabene ngefans sama dia.

Hari itu saat waktunya jam olahraga, mereka dikumpulkan oleh Pak Ilham, salah satu guru OR di SMU Shinwa di lapangan. Bertepatan dengan itu, jam Olah Raga kelas 11-C jurusan IPA sama dengan kelas 11-A jurusan seni. Mereka dikumpulkan oleh Pak Ilham dilapangan itu bersama-sama.

"Eh.. Tumben ya anak jurusan Seni ORnya di lapangan depan. Biasanya kan selalu di Aula.." kata salah satu siswi kelas 11-C.

Putri dan teman-temannya yang saat itu sedang duduk santai menunggu Pak Ilham melihat dari kejauhan anak jurusan seni. Yang dilihat Putri adalah Nara dan grupnya.

Sementara itu, Dika duduk dengan Mafia di salah satu kursi pinggir lapangan.

Beberapa menit kemudian, Nadin datang menghampiri David.

"Hai manis.. Sendiri aja lo.." goda Nadin pada David.

"Lo nggak punya mata? Lo nggak lihat gue berdiri sama dua cogan disebelah gue?" Balas David.

Lalu Nadin kembali menggoda David, "Gue punya mata kok. Dan mata gue cuma untuk ngelihat lo aja," sambil kedip-kedip genit.

Megha yang melihat itu merasakan ada sesuatu dihatinya yang perlu diantisipasi. Rasa cemburu. Ya rasa itu. Dia ingin bahwa dia tidak cemburu melihat David bersama cewek lain, tapi entah kenapa hatinya berkata lain. "Gue beneran cemburu" itu pikirnya.

David detik itu juga melihat ke arah Megha. "Lo nggak cemburu gue deket sama cewek lain, Meg?" pikirnya dalam hati.

Putra dan Ari juga ada di lapangan yang sama. Mereka Asik bermain bola bersama teman-teman kelasnya. Diiringi dengan sorakan Nara and girls.

Lalu, tidak sengaja salah satu teman Nara, Lidya melihat Megha dan Putri sedang asyik ketawa-ketawa. Entah apa yang sedang mereka bicarakan.

Setelah itu, Nara mengambil salah satu bola voli yang ada di lapangan dan berjalan menghampiri Megha dan Putri.

BUK!!

"Aww..!" teriak Megha
"Siapa sih yang ngelempar bola voli ke kepala gue? Dia pikir nih kepala net voli apa? Siapa sih?" Tambah Megha.

"Gue." Sahut Nara sambil berjalan mendekati Megha.

"Wahh.. Lo sengaja ya?" tanya Putri.

"Kalo iya kenapa? Masalah buat lo?" jawab Nara. Lalu, Lidya mengambil bola voli yang jatuh dan langsung dilemparkan ke arah Putri.

"Aww!! Waahh.. Songong banget nih cewek." Kata Putri sambil berdiri. Megha juga ikut berdiri.

Nadin yang dicuekin oleh David langsung pergi Meninggalkannya dan beralih menghampiri Nara. Dia langsung mengambil salah satu air minum milik siswi lain dan menyiramkannya ke Megha.

"Rasain lo! Dasar Mube rasa cabe genit lo. Lo ngasih pelet apa sih sampe si David ngelihatin lo terus ha??" Tanya Nadin.

"Wahh.. Rese lo! Rambut Gue jadi basah gini. Lo kurang kerjaan apa?" Balas Megha.

Semua yang melihat kejadian itu hanya diam. Termasuk David.

"Meg, kita pergi ke kamar mandi sekarang, ngeringin rambut lo." kata Putri sambil menarik tangan Megha.
Megha pun mengangguk.

Nara yang merasa di remehkan dan di abaikan oleh dua cewek itu amarahnya memuncak. Lalu dia menarik dengan keras rambut Putri.

"Dasar cewek sialan! Berani beraninya lo ngabaian gue. Merasa cantik lo!" Teriak Nara sambi menjambak rambut Putri.

"A..aa..aww!! Lepasin gue! Aww..!!" teriak Putri kesakitan.

"Put.. Lo gapa... Aww!!" Teriak Megha yang saat ini rambutnya di jambak oleh Nadin.

Tidak ada siswa lain yang menolong kedua cewek itu karena mereka tidak mau berurusan dengan Nara dan teman-temannya. Cewek Pembully di SMU Shinwa.

Ezi yang tadinya diam ditempat dengan Headphone terpasang di telinganya, berdiri dan mulai melangkah menuju para cewek itu.
Dan dengan santainya, dia memegang tangan Nara lalu menariknya dan melepaskannya dari rambut Putri. David yang melihat itu juga menghampiri Nadin dan menarik tangannya.

"Siapa yang berani ganggu gue?!" Bentak Nara.

"Dasar cewek rendahan lo." Kata Ezi sinis yang membuat Nara tidak bisa berkata apa-apa lagi.

"Lo tahu bahasa lepasin kan?" tanya David pada Nadin. Dan seketika Nadin langsung melepaskan tangannya dari rambut Megha.

"Lo gapapa?" tanya David khawatir.
"Kita pergi dari sini." tambah David sambil menggandeng tangan Megha menjauh dari lapangan.

"Lo ikut gue sekarang" Sahut Ezi mengabaikan tatapan-tatapan aneh para siswa yang berada di lapangan.

Putri yang tidak bergerak dari tempatnya sedikitpun membuat Ezi heran. Lalu dia berkata, "kenapa hue harus ikut lo? Selama ini lo nyuekin gue dan bersikap seolah-olah gue nggk ada. Dan sekarang apa? Lo nyuruh gue ikut lo? Mau lo apa sih?"

"Lo pengen tau mau gue apa?"
"Makanya lo ikut gue sekarang. Gue bakalan jelasin semuanya ke lo." Kata Ezi sambil menarik tangan Putri keluar dari lapangan. Putri pun mengangguk dan berakhir dengan mengikuti Ezi.

"Whatt??!! Gue di cuekin? Lihat aja lo entar." teriak Nara pada Ezi dan Putri yang berjalan menjauh.

"Gue telat" kata Putra.

"Gue juga" tambah Ari.

Sementara itu Dika dan Fia yang tidak terganggu dengan keributan itu duduk santai sambil makan PopCorn.

~~~

👫❤👫

When I Met YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang