"Yang tinggal disini empat cewek, lah kok malah kayak sepuluh cowok yang lagi rantau. Ish..ish..ish.. Tak patut. Kagak takut di marahi sama Kak Ros lo berdua?" Ejek David yang melihat betapa berantakannya ruangan kamar dua cewek ini.
Sekarang, David dan Ezi sedang ada di kamar dua cewek itu. Kamar yang bisa dibilang kurang lebih seperti Kapal Pecah, istilah untuk rumah yang benar-benar semrawut.
"Lo ngapain kesini? Pulang aja sono." Kata Putri berusaha mengusir dua cowok itu dari kamarnya. Sebenarnya dia nggk berniat ngusir. Hanya saja, dia malu dengan kondisi kamarnya sekarang.
"Jutek banget lo. Bibir lo maju udah kayak bebek aja. Lo itu kecebong gue bukan bebek gue. Gue lebih suka kecebong dari pada bebek."
Jleb!
"Dia barusan ngomong kecebong gue? Oh my God, Oh my know, oh my wow.. Ciyus mi apah? Aserehe.." Pikir Putri dalam hati yang seketika blush mendengar perkataan Ezi itu. Lalu dia sadar betapa alay dirinya saat ini, dan dia langsung memukul kepalanya.
"Napa lo? Kagak percaya sama gue? Gue beneran ngomong gitu tadi. Kalo nggak beneran, gue gak bakal dateng jenguk lo kesini. Tau? Ngerti? Paham?" Sahut Ezi.
"Oii! Kita disuruh duduk dulu dong. Masa iya berdiri dari tadi. Haus ini. Gerah gue cuy.." Protes David yang daritadi sudah berdiri dan belum disuruh duduk.
Putri mendengar David tapi dia tetap I Don't Care
Yang ada dipikirannya hanya Ezi, Ezi dan Ezi. Hatinya sedang dalam tingkat warning. Dan, dia tidak berani melihat mata Ezi. Pipinya saat ini mungkin sudah semerah Fanta 😆, dan badannya sudah sepanas minyak jelantah. Eak.. Dia bener-bener blush. Dan rasa marahnya pada Ezi seketika lenyap bagai di telan Bumi.Megha yang peka dengan David langsung menyuruhnya duduk.
Setelah duduk, David yang melihat Putri masih Blush langsung menggoda cewek itu lagi.
"Ciee.. Udah bro. Si Putri udah blush banget. Entar kalo dia mati kena panah Asmara baru tau rasa lo. Lo mau ditinggalin lagi? Wkwkwk." Goda David senang dengan kelakuan saudaranya itu.
Ezi akhirnya berhenti menggoda Putri. Dia lalu bertanya kepada dua cewek itu kenapa hari ini mereka absen. Dengan nada sedikit lesu Megha menjawab pertanyaan Ezi. Dia menceritakan semuanya kepada dua cowok itu. Sementara itu, Putri keluar kamar untuk mengambil air minum buat dua cowok itu.
"What?! Are you Serious?!" Teriak David tak percaya dengan cerita Megha.
"Sok Inggris lo. Gue serius lah. Kenapa juga gue bohong." Balas Megha.
Tak lama setelah itu, Putri kembali dengan membawa beberapa minuman botol dingin. Dengan kecepatan cahaya, Ezi langsung cuss mengambil minuman itu. Dia haus.
"Lo berdua beneran di skors? Kok bisa gitu?" Tanya Ezi heran sambil menyeruput minumannya.
Putri lalu menjelaskan dengan detail. Dan kedua cowok itu langsung paham dan percaya apa yang sedang terjadi.
Setelah itu, tidak ada yang perlu di bicarakan. Nela dan Miski juga belum pulang. Dan ini hampir maghrib. Kedua cowok itu belum juga pulang. Mereka malah tiduran di kasur dua cewek itu. Megha dan Putri yang sudah mulai kesal tanda kutip mereka juga ingin tidur disitu hanya memandang kedua cowok itu jengkel."Oii! Lo berdua kagak mau pulang apa? Udah maghrib ini. Kita juga belum mandi. Kita mau mandi. Lo berdua keluar dari sini dan langsung pulang. Jangan mampir-mampir." Protes Megha dengan tatapan kesal.
"A'elah. Rumah tinggal nyeberang doang. Lagian nih ya. Kata orang Jawa jaman dulu, kita tuh kagak boleh pulang magrib-maghrib. Entar diculik sama Genderuwo. Gue kan nggk mau diculik sama tuh setan. So, I will stay here. Oke?" Jelas David dengan mata terpejam.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Met You
Ficção AdolescenteEmpat orang cewek desa yang pindah kota karena mendapat beasiswa. Yang kesehariannya mereka harus belajar dan malamnya kerja paruh waktu. Pekerja keras, polos, jago berantem dan hati yang tulus.. Apakah ini takdir? Pertemuan mereka dengan empat cowo...