"Kenapa gue harus dihukum di Toilet guru sih. Dan elo, woii! Jangan selfie mulu napa. Lo kan tau ini toilet." teriak Nela sambil memegang pel dengan tangan kanannya, karena pada saat ini tangan kirinya diikat dengan kain ke tangan kanannya Dika.
"Baru kali ini gue bersihin toilet. Seumur hidup gue nih ya, gue belum pernah pegang pel. Jadi momen ini harus di abadikan.." Jawab Dika sambil memasukkan HPnya ke saku.
~~~
"Kenapa gue harus dihukum bareng dia di Perpus coba. Dan Pak Majid kenapa pakek ngiket tangan kita." Gerutu Putri dalam hati sambil melirik Ezi. Dan saat ini, putri bingung. Jantungnya kejar-kejaran terus dari hati.
"Lo kalo deg-degan biasa aja kali. Gue yang pakek Headphone gini masih kedengeran." Kata Ezi sambil merapikan buku.
"Emang iya detak jantung gue kedengeran? Apa iya sekenceng itu?" pikir Putri dalam hati.
"Lo kok tau gue deg-degan?" Tanya Putri lirih.
"Lo beneran deg-degan deket gue? Serius? Padahal gue asal ngomong." kata Ezi sambil tersenyum tipis.
"Lo! Dasar ya lo. Lo ngerjain gue?" Sahut Putri yang saat ini sedang jinjit yang ingin meletakkan buku di rak atas.
"Lo suka sama gue?" Tanya Ezi tiba-tiba sambil menyentuh buku yang di pegang Putri. Dan tangan mereka pun bertemu.
Putri yang saat itu terkejut mendengar pertanyaan yang dilontarkan Ezi, Jantungnya melaju dengan kecepatan 80km/jam.
"Lo pendek banget sih. Sini biar gue yang taro tuh buku." Kata Ezi yang saat ini mengambil buku yang dipegang Putri dan meletakannya di rak atas.
"Cowok ini kenapa sih? Kenapa dia jadi ramah ke gue? Dan pertanyaan itu, napa gue deg-degan gini.. jantung gue napa gini amat .." gerutu Putri dalam hati.
Ezi yang melihat Putri sedang salah tingkah hanya tersenyum tipis.
"Kenapa harus lo yang jadi cewek itu?" Pikir Ezi dalam hati.
~~~
Sementara itu, Megha dan David yang sedang dihukum di ruang Olah Raga diam membisu tanpa satu kata sedikitpun.
Tiba-tiba ada siswi yang ke ruang itu untuk mengembalikan bola voli. Cewek itu Nadin.
"Eh, Mube. Lo lagi dihukum ya? Seru nih kalo gue ngomong ke Nara." Tanya Nadin sambil meletakkan keranjang bola voli.
"Mube?" tanya David sambil melihat Megha.
"Iya, Mube. Murid Beasiswa. Dan lo pasti si anak baru itu. Bener juga yang dibilang temen2 gue. Wajah lo manis banget kayak gula batok." Kata Nadin sambil mengedipkan matanya ke David.
"Lo murid beasiswa?" tanya David ke Megha.
"Gue pikir lo udah tahu." jawab Megha sambil menunduk.
Nadin yang saat ini sedang memegang HPnya melihat pesan yang masuk. Lalu tiba-tiba dia mengarahkan HPnya ke Megha dan David.
Cekrek-cekrekk
"Dapet. Gue bakal ngasih tau kejadian ini ke temen-temen gue. Dan lo, gue suka sama lo. Lo tipe gue." kata Nadin sambil menunjuk David.
Setelah mengatakan hal itu ke David, Nadin kemudian meninggalkan ruangan Olah Raga.
"Apaan sih tuh orang.." kata Megha lirih.
"Temen lo?" tanya David sambil memasukkan bola tenis ke keranjang.
"Bukan. Dia tadi udah bilang dia suka sama lo. Itu artinya gue nggak bakal bisa deket-deket sama lo." Kata Megha yang membantu memasukkan bola.
"Kalo gue sukanya sama lo gimana? Dan nggak ada yang bisa ngelarang gue deket sama lo." Kata David yang saat ini berpandangan dengan Megha.
"Apaan sih lo.. Kata Dika tadi lo kan playboy. Dan pacar lo nggak mungkin cuma satu atau dua. Lo pasti punya banyak cewek." Jawab Megha yang jantungnya saat ini butuh penanganan medis.
"Emang iya cewek gue banyak. Tapi cuma satu yang gue sayang. Dan itu elo." Sahut David yang masih memandangi Megha.
"Jantung gue.." Pikir Megha dalam hati.
~~~
Sementara itu di ruang Lab. Komputer yang ada Wi-finya, terlihat dua orang yang sibuk mainin komputer.
"Mati Lo!" Teriak Miski sambil memainkan keyboard komputer.
"Lo yang mati!" Sahut Huda yang matanya fokus ke komputer.
"Arrgghhh..!!" Teriak Miski yang saat ini melihat layar komputer bertuliskan 'Game Over'.
Huda yang saat ini bahagia karena mengalahkan Miski lalu berkata, "Gue suka sama lo, gue suka cara main lo."
Miski yang saat itu meratapi kekalahannya tiba-tiba terbelalak mendengar kata-kata yang diucapkan Huda.
"Dia serius ngomong itu ke gue? Gue belum pernah di tembak cowok langsung. Jantung gue.." Pikir Miski dalam hati.
"Gue nggak nembak lo kok." Kata Huda.
"Lah.. Yang lo bilang barusan apa?" tanya Miski.
"Iya, gue nggak nembak lo. Tapi gue nyatain perasaan ke lo. Gue belum pernah ketemu cewek yang seimbang di game sama gue." Kata Huda sambil melihat Miski.
Miski yang mendengar omongan Putra tidak bisa berkata apa-apa. Dia hanya diam mematung di kursinya.
~~~
"Arrgghhhh...!!!" teriak Putri yang terkejut melihat jam Wekernya.
"Udah jam setengah 7. Megh bangun Megh. Mis, Nel, ayo bangun.." teriak Putri.
Megha, Nela, Miski yang mendengar teriakan itu pun langsung terbangun dan ikut teriak.
Setelah itu, mereka berempat langsung bangun dan mandi. Setelah mandi langsung ganti baju.
Setelah selesai siap-siap, Megha berkata, "Eh, gue semalem mimpiin tuh cowok. David. Dan dia bilang dia sayang sama gue. Aneh kan.. Jantung gue aja saat ini masih deg-degan."
"Lo serius? Gue juga mimpiin tuh cowok. Grandong, si Ezi. Dia nanya ke gue gini, 'lo suka sama gue?' gitu.. Sambil senyum tipis gitu. Sumpah nih yaa.. Gue juga masih deg-degan." Sahut Putri sambil memakai sepatu.
"Kok sama sih. Gue juga mimpi di tembak sama si Huda. Bayangin.. Gue belum pernah digituin cowok gengss." seru Miski.
"Lo pada enak kebagian Pangeran ganteng. Nah gue, gue mimpi dihukum Pak Majid di Toilet sama si Ogeb itu, Dika." Kata Naila yang saat ini memasukka buku ke tas ranselnya.
"Gue mimpinya di bonceng ke sekolah juga sama si David." kata Megha menambahi.
Setelah mereka selesai bersiap-siap mereka segera keluar rumah untuk mengambil sepeda mereka.
Tak disangka. Di depan halaman Rumah mereka berdiri empat cowok yang tadi mereka bicarakan. Salah satu cowok yang berdiri di sana, Dika, melambaikan tangannya ke para cewek itu.
"Oii!! Lo semua pada telat lagi?" seru Dika dari depan rumah.
"Mau bareng sama kita lagi? Biar nanti kita dihukum barengan lagi.. Hehe.. Gimana Nel? Lo mau nggk dihukum lagi di toilet bareng gue?" Seru Dika sambil terkekeh.
Ke-empat cewek yang pikirannya sedang bingung itu tidak bisa berkata apa-apa. Mereka hanya diam. Dan yang ada dipikiran Mereka berempat sama,
"Jadi.. Itu bukan mimpi?" pikir mereka serentak dalam hati.
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Met You
Teen FictionEmpat orang cewek desa yang pindah kota karena mendapat beasiswa. Yang kesehariannya mereka harus belajar dan malamnya kerja paruh waktu. Pekerja keras, polos, jago berantem dan hati yang tulus.. Apakah ini takdir? Pertemuan mereka dengan empat cowo...