"Untung kita nggak telat lagi. Kali ini kita selamat dari Pak Majid." Kata Nela yang barusan duduk di bangkunya.
"Napa lo nggak mau bareng gue lagi?" tanya Dika pada Nela.
"Lo nggak inget kenapa kita telat kemarin? Itu semua gara-gara elo yang tiba-tiba nabrak kodok lewat. Dan lo bersikukuh buat ngubur tuh kodok." Jawab Nela kesal sambil melihat Dika yang saat ini sudah duduk di kursinya.
Sementara itu, Putri, Megha, Miski hanya duduk diam di tempatnya tanpa berkata apa-apa. Mereka masih terbayang-bayang dengan mimpi itu.
~~~
Kriing.. Kriing.. Kriing..
Bunyi bel itu pertanda bahwa sudah saatnya jam istirahat. Seperti biasa, Putri dkk pergi ke tempatnya Bu Epon. Ada alasan kenapa mereka selalu makan diluar daripada di kantin. Selain faktor makanan yang mahal di kantin, alasan mereka tidak pernah ke kantin adalah Nara dan teman se gengnya itu. Mereka selalu mengganggu Putri dan Megha jika mereka makan di kantin. Itulah mengapa selama ini Putri dkk tidak pernah makan di kantin.
Sambil menunggu Sotonya datang, Megha mengatakan bahwa dirinya heran mengapa dia bermimpi tentang David yang bilang sayang ke dia.
"Gila bener ya mimpi kita." Seru Megha.
"Emang bener kita kemarin dihukum Pak Majid, dan gue dihukum di ruang OR sama David. Tapi obrolan kita nggak sampe ke sayang-sayang gitu.." Kata Megha menambahi.
"Tapi gue bener-bener deg-degan waktu dihukum bareng dia. Apalagi kan, Pak Majid ngiket tangan kita.. Lo tau kan wajah nya si David itu gimana.. Manis banget kayak kurma, Mungkin itu alasannya kenapa gue sampai mimpi tentang David."
Putri yang kala itu sedang memikirkan mimpinya teringat sesuatu. Dia ingat waktu kemarin di hukum di Perpus. Dan pada saat itu Ezi hanya diam saja. Dia bahkan tidak melihat Putri sedikitpun. Ezi yang diam saja malah membuat hati Putri berdebar-debar. Tapi Ezi tidak menyadari hal itu.
Intinya kejadian waktu mereka dihukum berdua itu beneran terjadi. Hanya saja berbeda dengan apa yang mereka mimpikan.
"Ini neng sotonya." Kata Bu Epon sambil memberikan semangkuk soto.
"Makasih Bu," Jawab mereka serempak.
"Gue juga inget kemarin kita nggak jadi jemput Putra sama Ari di bandara karena kemarin mereka nggak jadi balik ke Indo." Kata Putri sambil meniup sesendok sotonya yang masih panas.
"Lo deg-degan nggak sih, waktu deket Ezi?" Tanya Megha pada Putri.
"Gue nggk tau. Gue bingung. Padahal dia benci gue. Tapi kenapa gue malah deg-degan kalo deket dia. Seolah-olah nih ya, gue nyaman di sampingnya." Jawab Putri.
"Tapi lo tahu kan si Ezi orangnya gimana. Dia tuh cuek bebek plus judes." Tambah Putri.
"Dan bayangin, kemarin waktu dihukum nih ya.. Dia nggak bantu gue ngerapiin buku di Perpus. Dia cuma berdiri disamping gue aja.
Mungkin itu juga alasan gue kenapa mimpiin dia. Gue kesel sampe ke bawa mimpi segala. Sebelum tidur gue berdoa dan berharap si Ezi ngajak ngomong gue. Dan itu beneran terjadi walau cuma di mimpi.""Kenapa harus cewek yang suka duluan sih." kata Megha kesal.
"Gue belum tahu apa-apa tentang dia. Tapi gue juga ngerasa nyaman kalo deket David. Wajahnya dia itu loh, Put, Nel, Mis.. Manis banget. Dan dia bener-bener tipe gue juga. Tapi sayang, dia Playboy.."
Di warung Bu Epon, mereka pun ngobrol banyak tentang para cowok itu. Dan hari ini mereka berangkat sekolah dengan Sepeda ontel. Mereka tidak mau bareng sama cowok-cowok itu karena takut canggung.
Mereka senang karena kemarin itu ternyata bukan mimpi. Yang dimaksud mereka adalah saat di bonceng dan diikat berdua. Walau kejadiannya berbeda dari mimpi, mereka tetap senang akan hal itu.
"Ndong.. Gue pengen tahu banyak tentang lo dan hidup lo. Apa gue terlalu cepat suka sama lo?" Pikir putri dalam hati.
Sementara itu, seperti biasa, cowok-cowok yang sedang mereka omongin ada di Kantin. Tetapi hari ini berbeda. Hanya mereka bertiga yang ada di kantin. Ezi, dia saat ini berada dikelas sendirian. Seperti biasa, Ezi duduk memandang ke arah jendela dengan Headphone di telinga. Biasanya Putri yang selalu duduk dekat jendela. Tetapi hasil undian kemarin membuatnya duduk di pinggir jalan antar bangku.
"Lo bahagia disana?" Pikir Ezi dalam hati.
"Gue udah balik ke Indo. Dan disini gue ketemu cewek kayak lo. Dan itu ngebuat gue semakin benci diri lo."
Ezi yang menatap ke arah jendela itu terbayang oleh sosok yang selama ini ada di hatinya. Dia merasa bersalah sekaligus lega. Entah apa yang akan dilakukan Ezi sekarang.
Saat itu juga, saudara-saudaranya yang ada di Kantin sedang bercakap-cakap.
"Eh, si cewek-cewek depan rumah kita itu gile bener deh.. Masa iya dia naik sepeda ontel cepet banget. Mereka bener-bener pakek kekuatan bulan kali ya.. Hehe" Kata Dika sambil nyeruput Jus Jambunya.
"Besok adalah hari itu kan?" kata David sambil melihat HPnya. Dan yang tertera di layar HPnya saat ini adalah Foto cewek berambut panjang, hitam pekat dan memakai kacamata.
"Maksud lo?" tanya Dika. Huda tak merespon karena saat ini dia sibuk main game.
"Hari peringatan Kematian Nana, cewek Ezi waktu di Singapura.." Kata David lirih dengan nada iba.
Dika dan Huda yang mendengar itu, seketika langsung meninggalkan aktivitas nya. Huda yang tadinya main game, sekarang HPnya tidak di tangannya lagi. Dia meletakkannya di meja.
"Gue bener-bener lupa kalo hari itu besok. Alasan Ezi ada di kelas sekarang pasti karena hal itu. Napa gue nggak peka coba.." Jawab Huda menimpali kata-kata David.
"Apa dia bakal terpuruk lagi kayak dulu? Kita harus buat si Ezi move on dari tuh cewek. Cewek yang udah ngekhianatin dia, yang meninggal karena kecelakaan. Dan itu bukan salah Ezi cewek itu meninggal.." Sahut Dika dengan nada sedikit kesal.
"Gimana caranya Ezi move on dari tuh cewek. Sementara gue aja, masih nyimpen foto Nana. Dan dia adalah cewek yang Ezi sayang sampai sekarang. Dan kejadian itu udah setahun yang lalu." kata David sambil menunjukkan HPnya.
"Bener juga sih. Lo dulu juga sempet suka ke Nana kan? Tapi yang dapet Ezi. Kasihan deh lo .." goda Dika sambil terkekeh.
Putri yang saat itu inget HPnya ketinggalan di atas meja kelas, langsung pamit ke Megha. Dia segera keluar dari warung Bu Epon dan menuju kelas 11-C. Dia takut kalo Putra bakal nelpon. Dan kalo dia nggak ngangkat tuh telpon, Putra bakal ngelupain oleh-olehnya.
Saat Putri tiba di kelas, dilihatnya cowok yang dimimpikannya semalam sedang menatap keluar jendela dengan pandangan kosong. Entah apa yang sedang dipikirkan cowok itu saat ini. Dari lubuk hati Putri, dia ingin tanya apa yang di pikirkan cowok itu. Tapi kata-kata dari mulutnya tersendat seolah-olah ada yang menahan kata-katanya.
"Ndong.." panggil Putri lirih sambil berjalan menghampiri cowok itu.
Ezi yang saat itu sedang fokus tidak mendengar Putri. Saat Putri sudah hampir duduk di kursinya, dia terkejut dengan apa yang dilihatnya.
Mata cowok itu dipenuhi air mata.
Matanya memandang sesuatu yang orang lain tidak akan tahu apa yang sedang dipikirkannya.Putri yang mengetahui hal itu hanya diam membisu ditempatnya. Dia ingin mengusap air mata cowok itu dan bertanya dia kenapa. Tapi dia tidak punya hak melakukan hal itu. Dan dia sadar, bahwa dirinya bukan siapa-siapa di mata Ezi dan Ezi nggak suka cewek kayak dia. Itu yang ada dipikiran Putri.
"Seenggaknya gue bakal nemenin lo disini. Duduk disamping lo." Kata Putri dalam hati.
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Met You
Teen FictionEmpat orang cewek desa yang pindah kota karena mendapat beasiswa. Yang kesehariannya mereka harus belajar dan malamnya kerja paruh waktu. Pekerja keras, polos, jago berantem dan hati yang tulus.. Apakah ini takdir? Pertemuan mereka dengan empat cowo...