Sudah sebulan berlalu sejak hari dimana Megha menerima David sebagai pacarnya. Hari-hari yang mereka lalui juga berjalan seperti biasa. Layaknya pasangan-pasangan yang lain, Megha dan David juga sering bahkan hampir tiap hari mereka pergi keluar berdua.
Putri dan Ezi juga sama. Tapi, kali ini Ezi lebih terbuka dengan kehidupan pribadinya sama Putri. Ezi juga mengantar Putri ketempat kerja paruh waktunya dan menemani Putri kemanapun dia membutuhkannya.
Sudah seperti agenda harian, Cowok-cowok itu sudah menunggu masing-masing Cinderella miliknya itu di depan kosan. Mereka lalu berangkat bersama menuju sekolah.
Di dalam Kelas, David sibuk memainkan ponselnya dan itu membuat Megha merasa cemburu.
"Cemburu kok sama handphone." Goda Dika yang tiba-tiba berbisik dan muncul disisi kanan kepala Megha.
"Dasar kecoak bunting lo! Ngagetin gue aja." Bentak Megha sambil mengelus dadanya takut kena serangan jantung. Dika langsung tertawa Evil melihat Megha protes.
"Woii!" Teriak Megha yang langsung merebut ponsel David. "Pacar lo tuh gue apa HP sih? HP mulu yang dilihat, guenya kapan?" Tanya Megha sinis.
"Ya lo lah sayang. Pakek nanya. Nih.. Gue tuh lagi browsing tempat yang asik buat ngedate. Ngedate sama lo. Jangan protes mulu mangkanya.."
Megha hanya berOh. Megha lalu teringat sesuatu. Dia dari dulu ingin menanyakan hal ini tapi timingnya selalu tidak tepat.
Megha akhirnya menanyakan pertanyaan itu. Hari dimana dirinya ditembak oleh David. Bagaimana mereka semua tahu rencana David sedangkan dia tidak.
"Gue tau kok kalo ada notif dari lo. Gue sengaja aja kagak bales. Hehe.. Biar lebih mantap."
David lalu melanjutkan ceritanya. David mengatakan bahwa dia membeli ponsel baru khusus kontak selain Megha. Dengan itu David mulai menjalankan rencananya.
"Oh.. Jadi yang nelfon jadi suster itu Nela. Terus rumah sakitnya gimana? Lo bayar berapa buat nyewa satu kamar?"
"Ngapain nyewa coba. Orang tuh rumah sakit punya Opah gue."
Megha hanya mengangguk kagum. Dia menyadari bahwa David bersungguh-sungguh dalam mencintainya. Megha merasa senang karena dirinya juga memiliki perasaan yang sama dengan David.
"Entar malem pergi yuk. Gue pengen ngomong sesuatu sama lo." Kata Ezi pada Putri yang sedang asik coret-coret buku dan entah apa yang dia goreskan di buku itu.
"Gue mah ngikut lo aja." Katanya sambil menorehkan senyum di wajahnya.
💘💘💘
Tepat pukul 7 malam Putri keluar dari kosannya dan Ezi sudah berdiri menunggunya. Putri penasaran apa yang ingin dikatakan Ezi nanti. Putri juga berusaha berpikir positif. Dia tidak ingin Ezi mengatakan sesuatu yang tidak diharapkan nya.
Mereka akhirnya berangkat diiringi hembusan angin malam yang mengikuti mereka bersama deru motor di jalanan. Seperti biasa, Ezi di perjalanan hanya diam. Putri ingin sekali untuk memulai pembicaraan tetapi pantulan wajah Ezi di kaca spion motor terlihat sedang tidak ingin diganggu.
Sekitar tiga puluh menit mereka melakukan perjalanan dan akhirnya Ezi menghentikan laju motornya. Mata Putri terlihat sedang bergerak memandang keadaan sekitar. Matanya tertuju di tempat bertuliskan "Cafe Jadoel". Tempatnya juga jauh dari jalan raya besar. Cafe itu terlihat seperti tak berpenghuni. Kursi pelanggannya pun kosong mlompong tidak ada yang menduduki.
"Ini cafe?" Tanya Putri penasaran.
"Masuk yuk." Ajak Ezi sambil menarik tangan Putri. Putri pun menurut.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Met You
Teen FictionEmpat orang cewek desa yang pindah kota karena mendapat beasiswa. Yang kesehariannya mereka harus belajar dan malamnya kerja paruh waktu. Pekerja keras, polos, jago berantem dan hati yang tulus.. Apakah ini takdir? Pertemuan mereka dengan empat cowo...