Chapt 22 : "Salah Paham"

348 22 0
                                    

Paginya, Ezi sudah menunggu Putri di depan. Hubungan mereka sudah membaik sejak hari itu. Hari dimana Putri menolak Putra.

David dan Megha masih tetap sama. Belum ada jawaban dari Megha siapa yang akan dia pilih.

"Udah siap?" Tanya Ezi.

"Udah kok. Yok berangkat" Jawab Putri sambil naik ke atas motor Ezi.

Lalu mereka langsung cuss ke sekolah. Setibanya disekolah, seperti biasa, banyak siswa siswi yang menoleh saat mereka masuk gerbang.

~~~

Sementara itu, di ruang kelas 11-A jurusan seni, Nara dan Nadin terlihat bingung mencari sesuatu. Mereka mengeluarkan semua isi tasnya tapi tidak menemukan itu. Hpnya. Hp mereka hilang.

"Lo nyari apa'an sih?" Tanya Lidya.

"Hp gue. Hp gue nggak ada. Dasar klepto. Siapa yang berani malingin Hp gue." Teriak Nara marah.

"Hp gue juga nggak ada." Sahut Nadin.

Lalu Lidya bertanya kapan Hp mereka hilang.

"Gue juga nggk tau kapan hilangnya." Jawab Nadin.

"Gue tau. Pasti mereka yang ambil." Nara.

Lalu Nara menjelaskan kronologis kejadiannya. Dia mengatakan bahwa setelah dari Cafe Hilaris mereka sudah tidak memegang Hp. Mereka juga tidak sadar kalo Hp mereka hilang karena mereka langsung tertidur pulas begitu sampai rumah.

"Gila tuh orang. Apa mereka dendam sama lo?" Kata Lidya heran.

Putra dan Ari yang baru datang heran dengan keributan yang ada di kelasnya itu. "Woii! Ada apa'an sih? Ribut bener dah." Teriak Putra.

"Hpnya Nadin sama Nara hilang. Dan yang ngambil pasti si dua Mube itu." Sahut Lidya dengan nada tinggi.

"Hah? Mereka yang ngambil? Ya kagak mungkin lah. Coba deh lo inget-inget lagi tuh Hp lo taro mana." Seru Ari tak percaya dengan apa yang dikatakan Lidya.

"Gue kan cuma bilang aja. Sewot bener deh lo." Balas Lidya dengan nada sewot.

"Yaudah, gini aja. Kita ke kelas mereka sekarang. Kita cek apa bener mereka yang ambil." Kata Nadin.

"Yaudah Ayo." Sahut Putra.

Mereka pun bersama-sama pergi ke gedung satu jurusan IPA. Mereka pergi menuju kelas 11-C.

Sementara itu, suasana kelas 11-C lebih tenang. Mereka lebih banyak bermain Hp daripada ngobrol satu sama lain. Yang berisik hanya Dika dan Nela yang lagi debat. Putri dan Ezi hanya mengobrol biasa. Ezi juga sudah sedikit lebih terbuka sama Putri. Huda dan Miski masih tetap main game. Megha dan David sama-sama diam. Tidak ada yang memulai pembicaraan terlebih dahulu.

Lalu, tiba-tiba siswa kelas 11-A datang bergerombol.

"Woii! Mana Putri sama Megha?" Teriak Lidya.

Putri, Megha, Ezi dan yang lainnya bingung dengan apa yang sedang terjadi. Mereka malah saling bertatapan karena bingung.

"Napa lo teriak-teriak di kelas orang sih? Ganggu suasana aja lo" Teriak Nela tidak terima.

Gue sama Megha? Itu yang dipikirkan Putri. "Lo nyari gue? Ada perlu apa emang?" Tanya Putri bingung.

"Gue lagi mager ngurusin mereka. Kagak usah dipeduliin deh Put." Kata Megha dengan nada malas.

Putra dan Ari sedang melihat mereka saat ini. Saat mereka ingin menghampiri kedua cewek itu, Nara dan Nadin maju duluan mengambil jalannya.

Nadin lalu menarik lengan Megha dan langsung mendorongnya hingga jatuh ke lantai.

"Lo apa-apa'an sih?" Protes David sambil menolong Megha berdiri.

When I Met YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang