Chapt 14 : "Bimbang"

459 28 2
                                    

Setibanya mereka di Markas, ada satu tatapan tajam yang menghujani Putri. Dia adalah Putra. "Dia bersama cowok  itu?" kata Putra menatap tajam mereka berdua.

"Kalian dari mana aja sih? Ditunggu dari tadi malah baru dateng. Keenakan pacaran lo berdua.." Sindir Megha.

Lalu Putri melirik Ezi dan berusaha mengabaikan tatapan tajam Putra. "Nih, si Ezi nyasar. Dia buta arah ternyata, hehe.." Ejek Putri sambil terkekeh.

"Gara-gara lo lah. Waktu gue tanya, lo malah keasyikan mabok cinta dari gue. Tuh.. Lihat mata lo sekarang. Bola mata lo masih berbentuk lope belum berubah bulet." Balas Ezi sinis.

"Eh? Kalian udah baikan? Ee..ciee.. Udah main ejek-ejekan nih yee.. Ciee.." Sahut Dika sambil meringis kesakitan.

"Lo diem aja dulu. Sekarang gue tanya. Lo kenapa? Lo kenapa bisa berantem lagi? Lo yang mulai ato lo dipancing? Jawab gue sekarang!" Kata Ezi dengan nada tinggi.

"Kalo lo mau berantem, berantem aja sama gue. Kalo lo mau mukul orang, pukul aja gue. Gue udah bilang hal itu kan ke lo, Ka! Gue paling nggak suka ngelihat lo luka-luka kayak gini. Lebih baik gue yang luka daripada lo. Paham lo!" Tambah Ezi.

Semua orang yang berada di markas itu ternganga mendengar yang dikatakan Ezi. Mereka melihat sisi baru di diri Ezi. Sisi yang belum pernah dilihat Putri dan teman-temannya.

Sementara itu, Putra yang berada di situ hanya diam tak bersuara. Lalu dia bangkit dan menghampiri Putri. "Lo ikut gue sekarang" kata Putra sambil menarik tangan Putri. Sebelum Putri sempat menjawab, Putra sudah menarik tangannya.

"Dia baru aja dateng ke tempat ini. Lo gak ada hak bawa dia pergi dari sini." Sahut Ezi sambil menarik tangan Putri satunya.

Putri yang saat ini kedua tangannya di genggam oleh dua cowok itu hanya bisa diam menunduk. Teman-temannya yang ada disitu juga merasa heran dengan tingkah dua cowok itu, terutama Ezi.

"Lo bilang gue gak ada hak? Lo siapa ngomong seenaknya gitu ke gue. Lo tanya gue punya hak? Kalo gue bilang gue punya hak karena gue pacarnya bisa apa lo?" Tanya Putra sinis.

Ezi yang mendengar itu hanya tersenyum tipis tapi tajam. Putri yang melihat ekspresi Ezi saat itu heran, "lo senyum? Lo barusan senyum kan?" Batin Putri dalam hati.

"Lo bilang lo pacarnya? Emang dia pernah nerima lo jadi pacarnya? Bukannya cuma lo yang nganggep itu dan dia gak nganggep lo apa-apa." Ketus Ezi pada Putra.

"Panas.. Napa suasananya panas banget yakk? Padahal lagi perang dingin." Kata Dika lirih sambil menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.

"Nih coklat buat lo" kata Huda pada Miski. "Enak buat nonton perang"

Miski tak percaya dengan apa yang di beri Huda. Coklat. Kenapa dia memberinya coklat. "Lahh?? Lo dapat dari mana tuh coklat? Lo bawa dari rumah? Lo kasih ke gue?"

"Ya buat lo lah. Gue cuma ngasih ke elo. Jangan kasih tau yang lain." Balas Huda dengan senyuman Gans yang membuat Miski melongo senang.

Line.. Lai..n..derrrt..dertt..line..derrtt..derrt..line..derrt..derrt..

"Oii! Tuh HP matiin napa. Lagi nonton adegan seru nih. Dari siapa sih? Rame bener HP lo.." Seru Megha sambil melirik David.

David membalas perkataan Megha dengan senyum evil. "Ini? Dari koleksi gue. Baru juga dapet 15 nomer hp cewek sini. Entar mau gue tambah lagi biar lebih rame.. Hehe.."

When I Met YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang