"Ada apa? Ada buku yang mau dipinjam?" tanya penjaga perpus.
"Eng..enggak Bu. Ini cuma lagi mau nyari referensi tugas Sejarah" Jawab Putri.
Setelah izin ke Penjaga Perpus, Putri mengikuti Ezi yang pada saat itu berjalan menyusuri lorong.
"Kita disini aja." Kata Ezi sambil duduk disalah satu kursi.
Putri pun mengikutinya. Lalu duduk di kursi depan Ezi. Dan saat ini mereka hanya dipisahkan oleh meja panjang di Perpustakaan.
Hening. Hanya berdua di lorong yang dipenuhi oleh rak buku tua. Lorong paling belakang dan paling ujung.
Setelah Putri duduk, Ezi memindahkan headphone yang tadinya di leher ke telinganya. Lalu dia berkata, "Gue pengen denger cerita lo tentang cowok pagi tadi. Ceritain ke gue semua yang lo tahu tentang dia." Setelah mengucapkan kata itu, Ezi menyandarkan tubuhnya ke kursi dan memejamkan matanya.
"Cowok itu? Putra? Kenapa dia ingin tahu tentang Putra?" Batin Putri dalam hati.
Mendengar kata Ezi barusan, Putri lalu membalasnya, "Lo kan pakek headphone, napa lo suruh gue ngedongeng? Percuma dong gue ngomong kalo lo nggak denger.."
"Kalo gue bilang cerita ya cerita aja. Nggak usah banyak komen." Ketus Ezi.
"Apa'an sih nih cowok. Udah nyuruh maksa lagi. Untung gue suka lo.." Kata Putri lirih.
"Gue lagi bad mood. Dan lo jangan nambah mood gue jadi jelek. Buruan cerita." Ketus Ezi lagi.
Setelah ucapan Ezi barusan. Entah mengapa hati Putri mengarahkannya untuk menceritakan siapa itu Putra. Putri menceritakan kronologi pertemuannya dengan cowok itu.
"Oii!! Lo dengar gue kagak?" Kata Putri yang melihat mata Ezi terpejam.
"Oii, Ndong.. Lo tidur? Ndong?" Kata Putri lirih takut membangunkan Ezi.
"Gue denger lo. Lanjutin." Sahut Ezi.
Lalu Putri melanjutkan ceritanya Itu hingga tak terasa bel istirahat pun berbunyi.
Detik itu juga, Dika yang hari ini dalam keadaan 'best mood' langsung lari keluar kelas dan menuju ke gedung dua. Gedung jurusan seni. Disana, Dika melihat Fia sedang di peluk paksa oleh seorang cowok, dan dia Farel alias El.
"Say.. Ke kantin bareng yuk.. Gue traktir deh entar. Tapi bonusnya gue boleh cium pipi lo ya.." Kata El sambil mengalungkan tangannya ke bahu Fia.
"Apa sih lo! Lepasin gue!" Balas Fia kesal sambil berusaha melepaskan tangan El dari bahunya.
Dika yang pada saat itu melihatnya dan merasak bahwa Dia tidak nyaman dengan cowok itu berlari menghampiri Fia. "Hai.. Gue dateng, ke kantin yuk.." ajak Dika sambil melepaskan tangan El dari Fia.
El yang merasa dirinya di ganggu dan diremehkan oleh Dika merasakan manik-manik amarahnya mulai naik ke kepalanya. Dia mulai marah, "Lo pikir siapa gue! Dasar brengsek!"
BUK!!
Detik itu juga, Dika menerima pukulan tepat di wajahnya.
"Lo cari gara-gara sama gue? Dasar brengsek lo!" Teriak El sambil bersiap memukul Dika lagi.
Dika yang pada saat itu sedang menggenggam tangan Fia berusaha menganalisa situasi. "Gue nggk mau berantem disini dan gue nggk mau ngeladenin orang kayak lo. Main pukul cuma karena amarah." Kata Dika sambil berlalu dari tempat itu.
"Gue kira dia ogeb, eh ternyata ada gentle nya juga." Batin Fia dalam hati dengan senyuman tipis di wajahnya.
"Brengsek! Lo kira lo bisa pergi dari gue?" Teriak El yang langsung menarik bahu Dika kemudian melayangkan pukulannya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Met You
Teen FictionEmpat orang cewek desa yang pindah kota karena mendapat beasiswa. Yang kesehariannya mereka harus belajar dan malamnya kerja paruh waktu. Pekerja keras, polos, jago berantem dan hati yang tulus.. Apakah ini takdir? Pertemuan mereka dengan empat cowo...