Empat Belas

25.8K 4.9K 1.1K
                                    


Taeyong menarik nafas sedalam mungkin, menghembuskannya panjang. Ia menutup pintu UKS, kini melangkah menghampiri gadis yang masih duduk di sudut salah satu tempat tidur UKS dengan kepala merunduk. Dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam kantong celananya abu-abunya, Taeyong berhenti di hadapan Faili. Di samping kursi Moonbin tadi. Taeyong menatap gadis itu dengan tatapan tak terbaca.

Hening cukup lama di ruangan itu.

Taeyong menarik nafas dalam, mencoba menguasai diri. "Bisa nggak, sekali aja. Nggak usah buat masalah?" tanyanya mulai menghakimi.

Faili diam, tak menjawab.

"Mau kamu apasih? Selalu besarin semua hal. Selalu ambil tindakan tanpa mikir panjang. Kamu tuh trouble maker tahu nggak. Attention seeker."

Faili mengepalkan tangan, merunduk diam sambil menggigit bibir kuat dengan mata kembali terasa basah.

"Aku malu, Fai."

"Terus Kak Taeyong pikir aku nggak malu?" tanya gadis itu terluka, membuat Taeyong terdiam. Gadis itu mendengus kecil, kini mengangkat wajah membalas tatapan Taeyong. "Selama ini aku nggak pernah dihargain. Aku nggak pernah dianggap. Aku ini pacar kamu, bukan fans saeng kamu." Suara gadis itu mulai tak terkontrol, meninggi dan bergetar. "Ya. Aku attention seeker. Aku haus perhatian. Karena orang yang aku harap paling peduli nyatanya nggak pernah nganggap aku ada."

Kelopak mata Taeyong meredup, mendesah berat. "Fai-"

"Kamu pikir aku nggak malu saat ada yang ngasih laporan kamu sama cewek lain?" tanya gadis itu tajam, memotong ucapan cowok itu begitu saja.

"Lee Taeyong. Yang semua teman aku bilang aku cewek paling beruntung karena jadi pacarnya. Yang bilang kalau aku cewek yang bisa bikin hati esnya cair. Yang bilang kalau iri sama aku karena cuma aku yang bisa buat dia berubah." Faili setengah mati menahan tangisnya tak meledak. "....lalu sekarang, ada cewek yang diperhatiin Lee Taeyong. Dan itu bukan Faili..."

Taeyong mencoba menahan diri tak terpancing meninggikan suara seperti gadis ini. "Cewek siapa sih, Fai?" tanyanya dengan serak. "Chaeyeon? Dia temen les aku."

"Kenapa nggak pernah bilang sama aku?" tanya Faili langsung mencerca. Gadis itu jadi berdiri, berhadapan dengan Taeyong. "Kalau emang dia temennya Kak Taeyong, kenapa aku nggak tahu? Sekarang saat ada yang nanya, 'siapa itu Chaeyeon? Kenapa Taeyong bisa kenal sama Chaeyeon? Dimana mereka kenal?', aku jawab apa ha? Aku nggak tahu apa-apa!"

Taeyong jadi terdiam, seakan tersudut. Menatapi gadis ini yang sudah meledak.

"Aku ini pacar kamu bukan sih!? Kenapa aku nggak tahu apapun tentang kamu!? Kenapa kamu nggak pernah cerita apapun sama aku!? Bahkan dia bilang kalian sering chat. Padahal sekarang Kak Taeyong sibuk dan jarang hubungi aku!"

Taeyong mendesah berat. "Aku ada urusan sama dia," katanya mencoba tenang.

"Urusan sepenting apa sampai pacar kamu nggak boleh tahu?" tanya Faili tajam dengan hidung yang sudah memerah. "Kenapa aku nggak pernah tahu apapun tentang Kak Taeyong? Kenapa aku harus selalu tahu dari orang lain?"

Taeyong jadi diam kembali, makin tersudut. Ia mencoba kembali menguasai diri, "aku nggak mau kamu salah paham."

"Terus kalau kayak gini kamu pikir aku bakal paham?" sahut Faili makin emosi. "Kak Taeyong selalu gitu. Kak Taeyong nggak pernah ada saat aku butuh. Kak Taeyong cuma datang saat masalahnya udah selesai lalu marah-marah sama aku."

Taeyong menegak, kali ini merasa tersinggung. Cukup sakit hati dengan tuduhan itu.

"Pas masalah Kak Eunwoo, aku berusaha nyari Kak Taeyong. Aku panik tentang Dahyun dan aku nggak tahu cerita ke siapa. Tapi Kak Taeyong nggak ada. Dan saat aku udah bertindak ke Kak Eunha, Kak Taeyong baru datang buat ngomelin aku. Padahal aku juga sedih mikirin gimana tertekannya Dahyun sampai dia mau pindah sekolah," cerca Faili sudah meledakkan tangis. "Hm. Aku trouble maker. Aku attention seeker. Tapi percuma aja, Kak Taeyong nggak pernah peduli sama aku."

Heart Attack [REPUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang