Dua Puluh Tujuh

24K 4.6K 1.7K
                                    

Faili merenung. Ia duduk di kursi kafe itu dengan pandangan menerawang, benar-benar tak fokus. Pikirannya bercabang.


"Aku sayang Kak Taeyong."

"Aku sayang kamu."


Kalimat itu berulang. Dengan intonasi sama. Dengan tatapan sama. Dari dua orang berbeda.

Faili merasa melihat dirinya sendiri ketika Taeyong menyatakan perasaan tadi. Kalimat 'benteng'. Kalimat untuk menutupi semua yang ada.

Tapi... apa yang Taeyong sembunyikan? Apa dia belagak tak tahu menahu tentang Moonbin dan ingin menutupi semuanya agar hubungan mereka baik-baik saja?

Tapi mengingat karakternya, Faili yakin Taeyong tak mungkin setenang itu. Taeyong bukan tipekal yang 'semua baik-baik saja'. Cowok itu cekatan, langsung menyelesaikan masalah walaupun harus ada pertengkaran dan kalimat tajam menyakitkan. Yang Faili tau, Taeyong-nya adalah pemuda yang blak-blakan dan tak banyak menyimpan rahasia.

"Fai?"

Gadis itu terkejut. Ia terkesiap, mengerjap dan menolehkan kepala, menemukan Moonbin duduk di sisinya. Sementara Yeri dan yang lain beramai-ramai sibuk bereksperimen dengan topping bubble tea masing-masing di depan meja order.

"Napa? Ngantuk?" tanya Moonbin memandangi gadis itu.

Faili menipiskan bibir, menegakkan tubuh dan mencoba tersenyum. "Nggak kok. Nggak papa," katanya berbohong.

Tapi ia jadi tersentak sendiri.

Faili terdiam, lalu tak lama menoleh lagi pada Moonbin. "Bin..." panggilnya membuat Moonbin berdehem pelan menjawab. "Eung... cowok tuh... kalau ada masalah suka boong juga kayak cewek nggak sih? Ya... maksudnya kalimat andalan cewek 'nggak papa', apa cowok juga bisa kayak gitu?" tanyanya dengan kerlipan polos.

Membuat Moonbin melebarkan mata dan tertegun. Ia diam lama, sebelum mendesah pelan. "Tergantung."

"Apaan?"

"Biasanya, cowok nggak ngomong masalahnya karena dia ngerasa dia bisa nyelesaiin sendiri," jawab Moonbin kalem.

Faili mengernyit, lalu jadi mendekatkan diri. "Apa cowok kalau lagi boong jadi ngomong manis gitu ya Bin? Jadi berubah gitu?"

Moonbin kini agak mengerutkan kening membalas tatapan ingin tau Faili. "Maksud lo... selingkuh?"

Faili melebarkan mata, segera menggeleng cepat. "Bukan. Boong, Bin. Boong aja. Kan bisa hal apapun," kata gadis itu segera mengelak.

Lee Taeyong kan nggak mungkin selingkuh. Itu kepercayaannya.

Oh, oke. Chaeyeon pernah 'menggoda' pemuda itu. Tapi jelas ada urusan lain yang Taeyong lakukan. Bukan karena benar-benar menyimpan rasa pada Chaeyeon.

Moonbin mengangkat alis. Cowok itu diam lama, menyusun kata dengan hati-hati. "Kalau bohong karena jaga perasaan yang berarti memang dia ngelakuin kesalahan...." Moonbin berhenti sejenak, "biasa ditutupi dengan kata sayang."

Mantra yang diam-diam Faili tegaskan dalam hati langsung pecah begitu saja. Matanya melebar, merasa tertampar keras dengan tepat.

"Biasanya dia nggak bisa marah, karena dia terbebani perasaan bersalah. Lalu, nutupin dengan bilang aku sayang kamu," sambung Moonbin dengan tenang, "klise. Mungkin semua cowok pernah kayak gitu."

Kedua pundak Faili melemas. Gadis itu terdiam sendiri. Perlahan mulai merasakan dadanya disesaki perasaan gelisah dengan firasat tak nyaman.


Heart Attack [REPUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang