Dua Puluh Dua

24.8K 4.3K 330
                                    


"Moonbinn!!!!!!!!"

Panggilan dengan cicitan kecil itu membuat cowok tampan tersebut menghentikan langkah dan menoleh. Ia mengangkat alis, melihat sosok mungil Yeri berlari mendekat.

Yeri tersenyum lebar, langsung mengambil tempat ke samping Moonbin. "Moonbin tampan," pujinya dengan gaya manis membuat Moonbin mendelik dan menjauhkan diri.

Moonbin melengos, tak peduli banyak dan kembali melangkah membuat Yeri segera mengekor.

"Moonbin motor gue hari ini di bengkel," kata Yeri mencuatkan bibir. "Adek lo lagi bimbel UN kan? Bin, nebeng ya? Ya? Ya? Please ya?" pintanya memelas, menggoyangkan lengan Moonbin.

"Jangan sok imut gitu. Atau gue berentiin lo di tempat sampah simpang depan," kata Moonbin datar, membuat Yeri dengan sebal memukul lengan cowok itu dan mengumpat.

Moonbin tak lagi menyahuti. Memasukkan kedua tangan di saku jaket abu mistynya dan melangkah memasuki area parkiran. Mata pemuda itu langsung menemukan sosok familiar yang berdiri di depan parkiran dengan wajah gelisah. Membuat Moonbin berhenti dan memandang itu.

Yeri mengernyit, menoleh. Ia mengikuti arah pandang Moonbin. Garis wajahnya berubah, jadi mengerti. Yeri mendesah pelan, berdehem kecil.

"Faili!"

Faili menoleh, langsung merekah senang. Matanya jelas tertuju pada Moonbin, melambai riang. Berikutnya jadi memelas seperti memberi tanda tanpa kata.

Moonbin diam sejenak, kemudian menghela nafas sambil menoleh pada Yeri yang mencoba menguasai air muka. "Yer, gue nggak bisa nganter lo," kata pemuda itu langsung begitu saja.

Ekspresi Yeri tak berubah. Hanya datar tak terbaca ketika Moonbin berbalik dan ingin beranjak.

"Bin."

Moonbin menoleh, memandang Yeri yang kali ini menatapnya serius.

"Lo nggak kapok ya?" tanya gadis itu menyindir membuat Moonbin tersentak langsung mengerti. "Kak Taeyong walau pendiem gitu pasukannya banyak. Jangan sampai kesabaran dia habis karena terus maklumin lo."

Moonbin mendesah berat, ekspresinya jadi dingin khasnya. "Faili temen gue," tegasnya singkat.

Rahang Yeri jadi mengeras, "Faili juga temen gue," balasnya kini benar-benar sungguh-sungguh. "Karena itu, jangan sampai Faili kena masalah gara-gara lo."

Moonbin jadi tersudut. Pemuda itu mencoba menguasai air muka. "Apasih lo. Nyeremin banget," katanya mencoba tak mau terbawa suasana.

Tapi Yeri tak berubah. Masih menatapnya tajam. "Faili udah sama Kak Taeyong, Bin. Lo nggak bisa tiba-tiba datang diantara keduanya."

Mendengar itu, kali ini Moonbin merasa tersinggung. Cowok itu jadi menghadap Yeri sepenuhnya. Tatapan keduanya beradu. Membuat Moonbin entah kenapa jadi menelan emosinya, mendesah pelan menatap Yeri yang terus memberikan tatapan menuduh tajam.

"Gue cuma mau jaga Faili."

Garis wajah Yeri berubah. Melemaskan kedua bahu tertegun memandang Moonbin.

"Gue cowok, Yer. Gue tau ada sesuatu yang pacar Faili sembunyiin. Gue cuma jaga-jaga. Gue nyiapin diri kalau nanti Faili nangis dan butuh pundak," kata cowok itu serak, membuat Yeri makin terdiam.

Moonbin mengalihkan wajah. Ia menarik nafas sesaat, lalu kembali memandang Yeri. "Dino masih piket di dalam. Nanti gue bilangin dia untuk anter lo pulang," katanya tanpa intonasi. Ia menipiskan bibir sekilas, lalu berbalik pergi dan kini berjalan lebih cepat dari sebelumnya.

Yeri meneguk ludah di tempatnya. Cewek itu menghela nafas berat. Memang, dia hanya 'penonton' di cerita ini. Tapi tetap saja, dia tak ingin temannya terluka. Baik Faili, ataupun Moonbin sendiri.


**


Moonbin duduk merenung di kursi Mixme. Cowok itu memegang gelas smootienya dengan pandangan menerawang. Kalimat Yeri terus terngiang. Mengatakan bahwa Moonbin tak bisa tiba-tiba datang di antara Taeyong dan Faili.

Ck. Bukankah lucu? Siapa yang mendadak datang dan menghancurkan semua?

Bahkan dulu, Moonbin tak pernah tau Faili kenal kakak kelas itu. Hanya beberapa kali rapat MPK, tiba-tiba ada kabar mereka jadian. Siapa kakak kelas ini? Tanpa angin tanpa mendung tau-tau saja menggandeng tangan cewek itu.

Lalu Moonbin yang diam-diam berusaha sejak awal kelas ini apa? Benar sudah terjebak friendzone-sialan? Sejak Faili sudah punya pacarpun, cewek itu tetap berlari pada Moonbin jika ada masalah. Moonbin yang pertama datang jika Faili merengek meminta pertolongan.

Moonbin yang selalu berusaha membuat Faili tertawa, bukannya menangis seperti apa yang biasa pacar Faili lakukan.


"Bin?"


Moonbin terkejut. Ia segera terloncat dari lamunan dan mendongak, membulatkan mata melihat Faili sudah di depannya sambil membawa mangkuk karton berisi chicken pop.

"Napa lo melamun? Siapa lagi yang ngutang terus kagak bayar?" tanya Faili mendudukkan diri di depan cowok itu dengan tenang.

Moonbin menghela nafas, tak menyahut. Ia menyedot sesaat smootie-icenya. Cowok itu gelisah, yang kemudian menarik nafas dan menatap Faili tepat.

"Fai..." panggilnya serak membuat Faili mengangkat alis.

"Hm?" Faili jadi memajukan diri, menatap Moonbin menunggu kalimat cowok itu.

Moonbin mencoba menguasai diri. Ia mendesah pelan, ".... ada yang mau gue omongin."

















**


Heart Attack [REPUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang