Lima Puluh Dua

21.9K 3.8K 987
                                    


Faili memandangi bangunan besar gedung sekolahnya. Gadis itu meneguk ludah, merapatkan jaket abu-abu yang ia pakai. Langkah kecilnya cepat berlari memasuki lobi. Faili menoleh kanan kiri dengan waspada, memasukkan kedua tangan di kantong jaket. Gadis itu memandang ke kiri menuju koridor kelas dua belas sambil melangkah ke kanan. Faili mendesah pelan, kemudian menolehkan kepala ke depan.

"HUAH!"

Gadis itu refleks menutup bibir dengan telapak tangan. Ia merutuk dalam hati kenapa akhir-akhir ini kagetan mulu. Kebanyakan gaul sama Joy kayaknya.

"Apa? Emang gue kayak setan?" kata Taeyong tenang, sedari tadi sudah berdiri menunggu.

Faili mengumpat dalam. 'BARU SADAR LO KAYAK SETAN!?'

Gadis itu melengos. Belagak buta dan tuli langsung merunduk dan melangkah cepat. Tapi dengan gesit tangan Taeyong menarik kupluk jaketnya dari belakang membuat Faili memekik kecil dan berhenti paksa.

"Ck, apa sih!" elak Faili menepis tangan itu dan berbalik, "ada apa? Ada perlu apa? Sorry ya gue lagi sibuk. Ada ulangan jam pertama jadi harus belajar. Sebagai murid teladan yang rajin dan jadi panutan, nilai gue harus tetap stabil so gue nggak bisa lama-lama. Sekian dan terima kasih. Selamat tinggal," kata gadis itu cepat dan ingin berbalik lagi.

Tapi Taeyong menarik ranselnya kali ini membuat Faili hampir jatuh ke belakang tapi hanya tertarik dan merutuk pasrah.

'Yeri anjing,' umpat Faili kasar. Wajahnya memerah sudah. Rencana untuk tidak bertemu Taeyong seharian buyar seketika bahkan baru di menit awal sampai di sekolah.

"Fai-"

"Dengar ya!" potong Faili langsung berbalik menepis tangan Taeyong yang memegangi ranselnya langsung menghadap Taeyong dengan wajah galak. "Tadi malam tuh gue dibajak! DI-BA-JAK! Dan, semua itu hanya editan! Apapun yang uler itu kirim, itu semua FAKE! HOAX!"

Taeyong agak termundur, kaget dengan amukan ngotot gadis itu. Ia diam sejenak, menahan senyum dan berdehem. "Jadi, dibajak atau editan?"

Faili tersentak. Bibirnya terbuka begitu saja tersadar sudah melakukan kesalahan. "Di..... dibajak..... terus........... diedit-edit gitu sama Yeri....." katanya sambil berpikir dan salah kikuk.

Taeyong mengangkat alis, memasang wajah menyebalkannya membuat Faili gemas ingin menonjok cowok ini keras. "Emang Yeri kirim apa sih?"

Faili mengatupkan bibir. Jadi meneguk ludah dan makin menciut dengan pipi memerah. Makin gemas ingin mengacak-acak rambut Taeyong dan mencakar pemuda itu gregetan. Andai saja Taeyong bukan kakak kelas........................

"AH!" Faili tiba-tiba memekik, "dengar? Suara bel! Dadah!" Ia langsung berbalik membuat Taeyong tersentak karena tak sempat menahannya lagi.

Taeyong menghela nafas, memandangi gadis itu yang berlari menjauh. Bibirnya tersenyum begitu saja.


**


Hayoung berlari kecil, membawa kotak bentonya dan langsung menarik kursi duduk di meja Taeyong, Bobby, Jaebum, Eunha, Jennie, dan Jaewon. Gadis jangkung itu segera mencondongkan diri ikut serta dalam pembicaraan.

"Lo nggak bisa sembarangan," kata Bobby masih melanjutkan dengan berbisik karena berada di kafetaria membuat yang lain mendekat seakan sedang rapat organisasi bela negara. "Dulu sekolahnya SMP Putra Darma. Dia punya banyak geng yang sekarang nyebar di beberapa sekolah. Dulu, di SMP dia ditakutin karena orangtuanya tuh bukan orang biasa. Guru-guru pun juga nggak pernah hukum macam-macam karena orangtuanya penyumbang dana terbesar di sekolah."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Heart Attack [REPUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang