Empat Puluh Enam

20.1K 3.8K 1.1K
                                    


Taeyong menghela nafas, menempelkan pipi ke atas salah satu meja kelas 12 IPA 5 sementara teman-temannya sudah rusuh tak karuan berasa kelas sendiri.

"Napa dah Yong," celetuk Jisoo yang duduk di depannya mengemili indomie mentah yang dihancurkan dan dicampur bumbu serta kecapnya. Jangan dicontoh, Jisoo juga lagi iseng.

"Kirain tadi dah balik elah," ucap Yunhyeong juga nimbrung.

Taeyong memejamkan mata sesaat. Merapatkan bibir dan membuka matanya lagi. "Emang kurang jelas?" katanya lirih, "gue ditolak."

Yunhyeong dan Jisoo membelalak, menoleh kompak.

"Faili bisa tegas juga ya?" gumam Jisoo tak percaya.

"Ya berarti emang dah sakit hati banget, njir," tegur Yunhyeong membuat Taeyong tanpa sadar memajukan bibir bawah. "Ibaratnya Yong, hatinya dah hancur jadi debu jadi dia nggak bisa ngerasain apa-apa lagi dah makanya nggak tergerak mau lo ngajak balikan seratus kali pun."

"Jangan gitu dong!" tegur Jisoo menepuk tangan Yunhyeong. "Jangan nyerah dong, Yong elahhh mana ini kapten yang selalu paling depan nerobos ombak!?"

"Ombak apa anjir gue udah nabrak karang," sahut Taeyong masih menempelkan kepala ke meja. Lalu melengos panjang.

"Weis ada apaan neh mendung banget kayaknya di sini padahal ujan dah reda," kata Bobby tiba-tiba melompat datang.

"Taeyoooong!!!" panggil Hayoung juga ikut datang. "Yong ayo katanya mau videocall Mr Simon..."

"Ck, masih jam berapa elah entar," balas Taeyong malas.

"Hus diam diam, lagi mode galau," kata Yunhyeong mengibaskan tangan mengusir.

"Yaudahlah Yong, move on aja. Banyak noh degem-degem baru," kata Bobby membuat yang lain langsung mendelik tak setuju.

Hayoung melengos. Gadis itu ke tengah, kemudian berdiri ke atas kursi. "Woi attention!" katanya nyaring, membuat semua jadi menoleh.

"Young, turun. Lo dah tinggi ngapain di atas situ leher gue sakit," gerutu Jinhwan yang sedang lesehan bersama Jihyo dan Miyeon untuk menyusun uang kas (iya mereka udah nggak sekelas tapi masih punya kas untuk keperluan squad).

"Ini nggak bisa dibiarin!" kata Hayoung dengan wajah serius.

"Wah ada apa nih," kata Hanbin langsung melompat ke atas kursi juga.

"Hayoung kelas tiga bukannya stay normal malah makin tijel, njir," komentar Jinhyeong menggeleng-geleng.

"Kalian liat di sudut sana?" tanya Hayoung menunjuk ke arah meja Taeyong. "Ada gerimis."

Taeyong yang sadar jadi target mengangkat kepala. Ia mengernyitkan kening, menatap Hayoung aneh. Sementara yang lain menoleh dan memandanginya.

"Guys!" Yunhyeong ikut melompat ke kursi kosong samping Taeyong. "Nona Hayoung benar, ini nggak bisa dibiarin! Kapten ditolak balikan!"

"WOAAAAHHH!"

Taeyong hampir mengumpat. Langsung merutuk dan menutup wajah dengan telapak tangan, mengalihkan wajah pada teman-temannya yang langsung berdiri dan mendekat menghampiri. Mereka segera menarik kursi mendekat dan mengelilingi Taeyong yang ada di tengah. Hayoung dan Hanbin melompat turun dan juga mendekat.

"Dia bilang apa dia bilang apa?" tanya Hayi langsung kepo.

"Menurut gua—Ck, Jis buang nggak?!" ucapan Bobby teralih saat sadar gadis di depan Taeyong sedari tadi mengemili mie kering.

"Ha? Apa sih?" sahut Jisoo polos.

"Nggak sehat anjir. Buang!" perintah Bobby meraih bungkus mie dan langsung meremasnya. Ia kembali memandang Taeyong. "Tadi gue mau ngomong apa?"

Heart Attack [REPUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang