Dua Puluh Enam

22.7K 4.5K 882
                                    

"Elo belum ngomong?" tanya Yeri tercekat, melotot memandang Faili yang memajukan bibir.

"Takut," kata Faili mencicit kecil.

"Yaampun Fai. Kalau ditunda-tunda mulu malah makin runyam," kata Yeri gemas. "Udah sini gue aja yang ngomong. Nggak mungkin dia bentakin gue," katanya percaya diri.

"Ck, nggak usah. Kan ini masalah gue," kata Faili mengelak. "Kemaren Kakneh pulang mendadak, jadi gue harus buru-buru balik. Padahal waktunya udah tepat banget," ucapnya menyesal. "Pasalnya ya, barang-barangnya Kakneh tuh gue pakein. Jadi kalau nggak gue beresin, dia bakal ngamuk kalau tau."

Yeri mendelik, melengos mendengar itu. "Kalau lo nggak berani, ngomong aja lewat chat," kata Yeri memberi saran. "Daripada gini, lo kepikiran mulu."

Faili mendesah, mencibir panjang. Sampai matanya melirik ke pintu kelas. Gadis itu tersentak, menegakkan tubuh merasa canggung.

Yeri yang hanya berdua dengan Faili di kelas merasa kehadiran seseorang, membuatnya menoleh. Ia langsung mendecih, melihat sosok Moonbin dan Chanwoo memasuki kelas sehabis bermain bola di lapangan.

"Cieee lagi mamah dedeh time nih? Pasti bahas Jungkook," goda Chanwoo heboh membuat Yeri melotot.

"Diem ya lo bungkus makaroni," sahut Yeri sengit.

Yeri melirik, melihat Moonbin ke mejanya dan membuka tas dengan tenang meraih seragamnya yang tadi ia tukar dengan kaos olahraga biasa. Gadis itu mendengus. Tau bahwa yang diucapkan Moonbin saat itu jelas salah. Tak ada yang berubah? Jelas sekali ada perbedaan signifikan sekarang.

"Eh lo mau kemana?" tanya Yeri menyeletuk.

"Ganti baju. Napa? Mau ikut?" jawab Chanwoo ikut membuka tas.

Yeri menyipitkan mata sesaat, "ke Mixme aja kuy. Bentar lagi juga bel," katanya membuat Faili mengernyit tak mengerti. "Nanti gue ajakin Suhyun sama yang lain."

"Weis ada paan nih? Lo nraktir?" tanya Chanwoo semangat.

Yeri mengumpat samar, "Bin, ke Mixme yuk!" katanya membuat garis wajah Chanwoo langsung mengendor dan mencibir.

Moonbin menoleh tenang, "hm," jawabnya mengangguk kalem, kemudian beranjak begitu saja membawa seragamnya pergi keluar kelas. Chanwoo mengangkat alis, tapi segera mengekor.

"Yer? Mau lo apasih?" tanya Faili begitu saja, memerotes.

"Kalau lo nunda urusan lo sama Taeyong dan gue nggak bisa ikut campur, yang ini gue bisa turun tangan, kan?" balas Yeri tanpa dosa, membuat Faili mendecak dan mendengus merasa tak setuju.


**


Faili berdiri gelisah  di ujung koridor sekolah setelah bel pulang berbunyi. Ia tak sabar menunggu. Sampai harus berjalan bolak balik dengan gelisah. Dan saat ia membalikkan tubuh kedelapan kalinya, wajahnya merekah.

"Kak Taeyong!" pekik gadis itu riang, langsung berlari kecil menghampiri Taeyong.

Taeyong menipiskan bibir sesaat, menghela nafas dan berjalan mendekat. Ia mencoba tersenyum.

"Mau langsung pulang?" tanya Taeyong berdiri di depan Faili.

"Eung.... Kak Taeyong mau pulang sekarang?" balas Faili membuat Taeyong mengernyit, "eung... anu, temen-temen aku ngajakin aku ke Mixme. Boleh nggak?"

Raut wajah Taeyong berubah. Tapi hanya sekilas. Cowok itu menguasai diri kembali, "hm. Nggak papa kok. Aku juga ada urusan sebenarnya," jawabnya tenang membuat Faili tersentak tak menyangka dengan jawaban mudah itu.

"Eung... Tapi..." Faili agak salah tingkah, menatap Taeyong takut-takut. "Sama Moonbin.... nggak papa kan?" tanyanya hati-hati.

Taeyong mengangkat alis sesaat, "nggak berdua aja kan?" tanya yang dijawab gelengan kepala Faili. "Yaudah, nggak papa."

"Eh? Serius?" tanya Faili melebarkan mata, "tumben," ceplosnya jujur.

Taeyong merapatkan bibir, "kalau ngelarang, entar berantem lagi kan? Serba salah aku tuh," katanya jadi agak sebal membuat Faili langsung menciut kecil.

"I-iya iya... sorry," cicit gadis itu merasa bersalah. "Tapi beneran nggak papa ya?" tanyanya memastikan sekali lagi.

"Iya," jawab Taeyong tenang. Cowok itu diam, memandangi Faili lekat. Ia menarik nafas diam-diam, menghembuskan pelan. Tangannya terjulur, mengelus kepala gadis itu lembut.

"Hati-hati."

Faili tersentak. Keningnya berkerut. Entah kenapa dadanya berdesir tak nyaman tiba-tiba saja Taeyong jadi aneh. Apalagi yang ia ucap hanya kalimat singkat itu. Dengan tatapan dalam dan suara rendah, seperti banyak hal yang ingin Taeyong sampaikan.

Faili jadi merasa tak nyaman. Apa... jangan-jangan Taeyong sudah tau ya?

"Eung... Eum, ya yaudah," Faili berdehem, agak salah tingkah. "Aku duluan ya," pamit gadis itu mencoba tersenyum.

Taeyong tersenyum tipis. Tapi ia tiba-tiba maju, dengan kedua lengan merengkuh dan memeluk Faili. Membuat gadis itu terlonjak.

Walau Taeyong hanya memeluknya singkat. Singkat namun erat.

Cowok itu menjauhkan diri, tersenyum.

"Aku sayang kamu."

"Ha?"

Taeyong tersenyum menatap Faili, "gih sana. Nanti ditungguin."

"Eh? Oh, iya," Faili mengerjap, agak linglung. "Eung... bye," katanya melambai kecil, kemudian berbalik dan beranjak pergi. Walau keningnya masih berkerut. Tapi tak lama ia malah jadi tersenyum kecil. Cukup merasa tersanjung dengan pernyataan tiba-tiba itu.

Taeyong berdiri di tempatnya. Memandangi Faili dengan tatapan makin menyayu. Ia merasa dadanya sesak. Pemuda itu menarik nafas dalam, menghembuskan pelan. Hapenya bergetar, membuat cowok itu merogohnya. Dadanya makin merasa memberat atas perasaan bersalah membaca pop up message yang muncul.




Princess: udah pulang sekolah?





**

A/N:

Ibaratnya tuh........................ MUSUH BESARNYA UDAH DATANG GUYS UDAH BUKAN MONSTER KECIL LAGI ULTRAMAN SIAP SIAP BERUBAH JADI RAKSASA UNTUK MELINDUNGI BUMI

Heart Attack [REPUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang