Empat Puluh Delapan

18.9K 3.7K 1.1K
                                    


"Kak Taeyong," panggil Faili memandang pemuda di depannya yang merunduk mengaduk creamsoup. "Aku mau nanya."

Taeyong mendongak, menatap gadis ini tenang. "Apa? Ngajak balikan?"

Faili terbatuk begitu saja. Gadis itu jadi menoleh kanan kiri, panik sendiri jika ada yang mendengar celetukan tanpa saring cowok ini. Ia jadi merona, salah tingkah dan jadi mengkerut membuat Taeyong malah tersenyum kecil.

"Nggak jadi. Aku lupa nanya apa," kata gadis itu mengalihkan wajah, menenggelamkan diri di jaket hitam kebesaran Taeyong.

Taeyong mengangkat sebelah alis. Cowok itu jadi agak menjauhkan mangkuk kecil di depannya kemudian menaruh siku di atas meja dan menopang dagu. Matanya memandangi Faili yang memandang ke arah lain memerhatikan kafe baru di seberang sekolah mereka itu.

Faili menoleh, jadi mengernyit. "Apa?"

"Nungguin," jawab Taeyong santai, "sampe kamu inget mau nanya apa."

Faili mencuatkan bibir kecil. Dalam hati mendumel, 'adanya otak gue makin blank.'

"Bajunya bagus," celetuk Faili agak asal membuat Taeyong mengangkat alis. "Aku pikir 2A3 tuh warna kebangsaannya biru, tapi ternyata hitam. Pasti Kak Taeyong yang nyaranin idenya. Kak Taeyongkan selalu pake kaos hitam."

"Bukannya kamu paling suka aku pake kaos hitam?"

Faili hampir mengumpat. Segera membuang muka menyembunyikan wajah salah tingkah. "Ha? A? Ha ha. A-apa? Ha ha."

Taeyong mengulum bibir, menahan tawa gemas.

Nada dering panggilan masuk dari hapenya membuat Faili bersyukur setengah mati ada pengalih dari situasi kikuk ini. Gadis itu segera meraih handphone, membaca nama pemanggil membuat Taeyong agak melirik.

"Halo?" Faili mendengarkan suara di seberang dengan kening agak berkerut. "Oh... Udah di sana? Emang nggak ada siapa-siapa?"

Taeyong meraih mangkuknya kembali, memain-mainkan sendok sambil kembali menatapi gadis ini yang sibuk dengan telpon.

"Gue hubungin Yoojung atau Seungkwan dulu deh-Eh?" Faili mengernyit, "kok.... gue?" Faili mengerjap-ngerjap, "oh..... iya sih gue ketuanya.... Tapi kan bisa sama yang lain? Soalnya gue udah nggak di sekolah." Faili mendesah pelan, "yaudah iya. Tunggu ya..... Apa? Pulang?" Faili melirik Taeyong sesaat yang memerhatikannya, "eum..... bisa sih... pulang bareng...."

Raut wajah Taeyong mulai berubah. Menatap gadis ini dingin seperti merasa sesuatu beda.

"Oh...... iya iya. Iya nggak papa. Gue ke sana. Oke." Gadis itu menutup sambungan telpon, kemudian mendongak. "Aku duluan ya. Ada anak radio nunggu di sekolah."

Taeyong mengernyit, "kan bisa nanti?"

"Ck, nanti sore kan radio kumpul lagi. Terus tadi dia tuh belum lengkapin data kak. Jadi harus diurus sekarang," kata Faili merapikan tasnya.

"Creamsoupnya belum kamu makan," tegur Taeyong menahan.

"Kak Taeyong aja yang abisin," kata gadis itu membuat Taeyong mendelik kecil.

"Lama nggak? Aku tungguin."

"Ck, nggak usah. Kak Taeyong juga mau ke rumah Kak Bobby, kan?" kata gadis itu meraih sendok, mencicip creamsoup sesaat sebelum berdiri.

"Siapa sih? Penting banget kayaknya," kata Taeyong merasa tak suka.

"Adek kelas," jawab Faili tenang.

"Ya siapa?"

"Ck, kenapa sih? Mau kenalan?" tanya gadis itu sewot.

"Hm. Kalau cantik mau," jawab Taeyong menantang, membuat Faili melotot kecil.

Heart Attack [REPUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang