Faili merunduk, terus menyedot segelas greentea sambil belagak memerhatikan keadaan sekitar. Menghindari tatapan pemuda ini yang sedari tadi memandanginya sambil menopang dagu di depannya.
"Ehm." Gadis itu akhirnya melepas bibir dari sedotan, lalu melirik. "Kenapa liatin mulu? Suka?"
"Hm," Taeyong mengangguk tenang, "emang suka, kan?"
Faili kembali merunduk menggigit sedotan. Tak menjawab dengan pipi merona.
"Kamu kemana sih? Kenapa nggak bisa dihubungin?" tanya Taeyong menghakimi, walau dengan kalem kali ini. Memandangi gadis ini lekat. "Seenggaknya kita harus selalu komunikasi, Faili."
"Bukannya Kak Taeyong nggak suka ya kalau aku spam? Sekarang kok ngomel. Serba salah," balas Faili mengalihkan wajah.
"Tapi akhirnya aku selalu bales, kan? Aku selalu nelpon kamu kalau aku pulang," kata Taeyong membuat Faili terdiam. "Hm. Kadang kesel sendiri baru pulang capek baca chat kamu ngomel-ngomel karena belum aku hubungin. Kamu tuh manusia yang selalu bikin emosi aku meledak-ledak tau."
Faili mendengus, menahan diri tidak balas sinis.
"Karena itu aku butuh kamu."
Faili tersentak, tertegun dan mendongak.
"Daripada lesu mulu. Hidup aku... jadi lebih berasa aja karena kamu," kata Taeyong yang membasahi bibir bawah sesaat, tak bisa menyusun kata-kata manis seperti dalam film atau novel.
"Berasa apaan?" tanya Faili yang malah jadi gagal paham.
Taeyong melengos, mengalihkan wajah sejenak. "Kamu seharian kemana?" tanyanya mengalihkan pembicaraan.
"Pergi," jawab Faili singkat. Walau tak lama kemudian memantapkan diri melanjutkan, "... sama Moonbin."
Garis wajah Taeyong berubah.
Hening.
Suasana kaku terasa beberapa saat di antara mereka.
"Hmm," Taeyong mengangguk seakan mengerti, "asik banget?" tanyanya datar.
"Aku dijajanin donat," jawab Faili mencoba tenang, walau menghindari tatapan Taeyong. Ia menempelkan bibir ke sedotan lagi, menyedotnya pelan.
"Moonbin sekelas sama kamu, kan?" tanya Taeyong membuat Faili melirik. "Besok aku bisa ketemu dia?"
Faili langsung tersedak. Gadis itu terbatuk-batuk, mencoba menenangkan diri.
"Mau ngapain?" tanya Faili melotot setelah batuknya mereda.
"Ya ngobrol," jawab Taeyong santai, "mau nanya aja. Kenapa ngajak jalan berdua cewek orang."
Faili jadi menarik diri. Langsung menciut kecil. ".... Moonbin.... temen aku....."
Taeyong menghela nafas. Ia meraih mocha ice yang sedari tadi ia angguri, lalu menyedotnya mencoba menenangkan diri.
"Lagian, aku ngerasa nggak salah," kata Faili membela diri membuat Taeyong meliriknya tajam. "Kak Taeyong selalu prioritaskan temen-temen Kak Taeyong dibanding aku. Terus, kenapa aku nggak bisa jalan sama temen aku juga?" balasnya menghakimi.
Taeyong menaruh gelas kopinya, menatap gadis ini dingin.
"Tau nggak sih? Kadang aku tuh iri sama anak kelas Kak Taeyong. Selalu dipeduliin. Selalu diperhatiin. Bahkan, satu orang minta pertolongan Kak Taeyong sigap paling depan. Oke, aku ngerti karena Kak Taeyong kapten mereka. Tapi... kenapa setiap aku butuh, Kak Taeyong nggak pernah bisa kayak gitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Attack [REPUBLISH]
Fanfiction"I caught you starring. My heart skipped a beat. It got me thinking: do you actually like me?" * "Stop playing with my heart. I might get heart attack." #16 in Fanfiction (16/08/2017)