70. Perjanjian Lima Jurus

2.1K 38 0
                                    

Wie Sung Ie mementang matanya lebar-lebar dan dilihatnya orang tersebut tidak lain dari seorang pengemis tua yang bertubuh tegap.

Dengan gusar Wie Sung Ie telah mendelik dan membentak kepada pengemis itu: "Pengemis bau! Mengapa kau mencampuri urusanku?"

Pengemis tersebut tertawa lagi, sikapnya acuh tak acuh. "Hemmm, justru aku ingin bertanya, mengapa tanganmu begitu telengas?!" sambil berkata, si pengemis telah mengulurkan tangan kanannya, dia telah mengambil hio-lonya, di mana dia telah meneguk isinya, yang tentunya merupakan cairan arak.

Kemudian sambil menutup tutup hio-lo tersebut, dia telah berkata lagi: "Dan sekarang aku si pengemis tua yang tidak punya guna serta miskin, ingin meminta petunjuk darimu, ingin merasakan betapa telengasnya tanganmu itu?" Sambil berkata begitu, si pengemis telah mencantelkan hio-lonya pada ikat pinggangnya.

Di waktu itu, tampak Wie Sung Ie sudah tidak bisa mempertahankan dirinya lagi, karena dilihatnya si pengemis tua tersebut seperti juga sudah tidak memandang sebelah mata kepadanya, dan ini membuat dia naik darah. Karena dari itu, ketika melihat pengemis tersebut tengah mencantelkan hio-lonya pada ikat pinggangnya, tanpa mensia-siakan kesempatan itu, tampak Wie Sung Ie telah menjejakkan ke dua kakinya, tubuhnya telah mencelat gesit sekali, ke dua tangannya telah dipergunakan menyerang. Beberapa meja dan kursi di dekatnya telah terbalik, akibat kuatnya angin serangan Wie Sung Ie.

Sedangkan si pengemis yang telah menolong orang she Tung itu membawa sikap yang tenang dan sabar, sama sekali dia tidak berusaha untuk berkelit dari serangan lawannya, malah dia telah berbalik tertawa dan mengawasi datangnya serangan lawannya tersebut.

Wie Sung Ie yang melihat lawannya tidak berusaha berkelit, dia berpikir di dalam hatinya: "Hemm, walaupun engkau memiliki kepandaian yang sangat tinggi, tidak nantinya engkau dapat menghadapi seranganku ini dengan berdiam diri saja!"

Karena berpikir seperti itu, maka Wie Sung Ie telah mengempos dan menambah kekuatan tenaga serangannya. Dan dikala itu tampak ke dua telapak tangannya telah berobah warnanya jadi memerah.

Sedangkan pengemis itu tetap tenang dan setelah telapak tangan dari Wie Sung Ie menyambar dekat, hanya terpisah beberapa dim, tiba-tiba si pengemis telah mengangkat tangan kirinya, dia menggunakan jari telunjuknya saja buat menyambuti!

Wie Sung Ie terkesiap hatinya, dia kaget tidak terkira. Mengapa?

Karena cara menyerang yang dilancarkan oleh Wie Sung Ie merupakan ilmu yang agak sesat, yaitu ilmu yang mengandalkan kekuatan sinkang yang bersifat panas. Karena itu, jika bertemu dengan seorang lawan yang tangguh dan lawan itu mempergunakan kekuatan satu jari, di mana seluruh kekuatan sinkangnya dikerahkan pada ujung jari telunjuknya itu dan juga memiliki lweekang yang tidak berada di sebelah bawah dari Wie Sung Ie. Jika saja mengenai jalan darah Pai-tie-hiat, niscaya akan menyebabkan tenaga dalam dari Wie Sung Ie akan buyar.

Dengan demikian, berarti juga akan menyebabkan Wie Sung Ie terluka di dalam yang parah. Wie Sung Ie mati-matian berusaha menarik pulang ke dua tangannya.

Sedangkan pengemis itu telah tertawa cekikikan dengan suara mengejek dan sikap yang memandang rendah kepada Wie Sung Ie.

Wie Sung Ie mendelik, bentaknya: "Siapa kau sebenarnya?!"

"Aku? Akulah si pengemis miskin yang paling melarat di dalam dunia ini!" menyahuti si pengemis itu.

"Yang ingin kuketahui, di dalam Kay-pang kau terhitung sebagai pengemis yang menduduki tingkatan keberapa?" tanya Wie Sung Ie dengan suara yang mengandung kemarahan.

"Kukira tidak perlu kau bertanya seperti itu, karena kau bukan Tiangloku, dan kau tak memiliki hak bertanya seperti menghakimi diriku! Hemmm, atas kelancanganmu dengan sikapmu yang kurang ajar seperti itu, justru aku akan memberikan ajaran adat buatmu!" Dan setelah berkata begitu, tanpa menantikan jawaban dari Wie Sung Ie, justru pengemis itu telah melompat dengan ringan sekali, sepasang tangannya bergerak secepat kilat.

Beruang SaljuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang