64. Upaya Empat Persaudaraan Kay-pang

2K 33 0
                                    

Dan apa yang diduga oleh Yang Kiong Sian tidak salah, karena setelah diserang dengan gencar bagian bawahnya, yaitu pada ke dua kakinya, telah membuat Dalpa Tacin jadi kelabakan dan bergelisah, di mana Lhama ini jadi sibuk sekali untuk berkelit ke sana ke mari menghindarkan diri. Dan serangannya jadi berkurang, karena dia sibuk sekali untuk menghindarkan diri dari setiap serangan lawan pada ke dua kakinya.

Tubuh Dalpa Tacin telah berkelebat-kelebat bagaikan bayangan saja. Akan tetapi ke empat pengemis itupun bukan lawan yang ringan, karena mereka tidak jarang sengaja telah bergulingan di lantai. Dengan demikian mereka dapat menyerang bagian bawah Dalpa Tacin dengan gencar.

Sedangkan Dalpa Tacin sendiri yang menyaksikan hal seperti itu, jadi gusar dan penasaran. Dia menyadari bahwa ke empat orang lawannya ini telah mengetahui kelemahan dirinya, karenanya telah mendesak terus ke bagian bawah pada arah ke dua kakinya, di mana memang memiliki kuda-kuda yang tidak begitu kuat.

Di saat itu Yang Kiong Sian yang tidak mau membuang-buang waktu lagi telah berseru nyaring, tahu-tahu tubuhnya telah menggelinding di lantai. Sepasang tangan dan juga ke dua kakinya telah bergerak ke sana ke mari dengan cepat sekali menyerang ke dua kaki Dalpa Tacin.

Dalpa Tacin sendiri sibuk sekali melompat ke sana ke mari menghindarkan diri.

Beberapa kali ke dua kaki dari Dalpa Tacin kena diserampang oleh tendangan kaki Yang Kiong Sian, di mana dia hampir jatuh terpelanting.

Akan tetapi memang dasarnya lweekang dari Lhama itu sangat kuat, dia bisa melindungi ke dua kakinya itu dengan tenaga lweekang tersebut. Dengan demikian tendangan dari Yang Kiong Sian akhirnya mengenai tempat sasaran yang sangat keras sekali. Waktu kakinya membentur kaki Dalpa Tacin, membuat Yang Kiong Sian menderita kesakitan yang cukup hebat.

Sedangkan ke tiga orang adik angkat Yang Kiong Sian, yaitu Phoa Tiang Ie dan Sun Kiang Lo serta Bo Siang Hong, pun tidak tinggal diam, dengan gencar mereka pun telah menyerang bagian bawah penjagaan Dalpa Tacin. Setiap kali mereka menyerang, semuanya dilakukan dengan serentak.

Hal ini membuat Dalpa Tacin jadi agak repot. Walaupun setiap serangan yang dilancarkan mereka dapat dihindarkan si Lhama, akan tetapi tidak urung Lhama ini berulang kali hampir terkena serangan itu.

Boleh dibilang sekarang berbalik keadaan mereka, jika sebelumnya Dalpa Tacin selalu mendesak dengan serangan-serangannya yang mengandung maut. Akan tetapi sekarang justru Dalpa Tacin yang lebih banyak berkelit, sedangkan ke empat orang lawannya itu, pengemis-pengemis Kay-pang, telah melancarkan serangan dengan gencar. Dengan begitu Dalpa Tacin jadi marah dan penasaran, dan dia menyadari jika hal ini berlarut-larut, jelas akan membuat ke empat orang lawannya memiliki kesempatan untuk berusaha meloloskan diri.

Karena Dalpa Tacin tidak mau membuang-buang waktu lagi, dia telah mengeluarkan suara siulan yang nyaring sekali, dan tampak jelas betapa tubuh Dalpa Tacin juga telah melompat ke tengah udara.

Gerakannya itu untuk menyelamatkan diri dari serangan Yang Kiong Sian berempat. Juga dengan mempergunakan kesempatan yang hanya beberapa detik itu, Dalpa Tacin berusaha untuk bersiul kembali dengan suara yang nyaring bukan main.

Dengan demikian, segera juga tampak beberapa sosok bayangan tengah berlari-lari mendatangi dengan cepat.

Yang Kiong Sian jadi terkesiap hatinya, demikian juga ke tiga pengemis Kay-pang lainnya. Mereka menyadari, bahwa suara siulan dari Dalpa Tacin tadi rupanya memanggil orang-orangnya atau pengawal istana lainnya, untuk meminta bala bantuan. Jika saja di situ telah berkumpul para pengawal istana, walaupun bagaimana tingginya kepandaian Yang Kiong Sian berempat, jangan harap mereka bisa meloloskan diri!

Menyaksikan hal itu, Yang Kiong Sian berpikir cepat sekali. "Angin keras......!" dia berseru meneriaki kawan-kawannya.

Ke tiga orang kawannya mengerti bahwa mereka dianjurkan agar melarikan diri.

Beruang SaljuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang