55. Ancaman Kaki Tangan Sun Kauw-cu

2.6K 47 1
                                    

"Kau tidak perlu rewel menanyakan apa sebabnya, yang pasti kau harus mampus.....!" berseru orang tua itu, dan membarengi dengan habisnya seruannya tersebut, tahu-tahu tubuhnya telah mencelat dengan gesit sekali, sepasang tangannya telah digerakkan, dia menyerang lagi.

Sekali ini orang tua tersebut menyerang dengan hebat, tenaga serangannya juga sangat kuat. Rupanya tadi telah dirasakannya betapa Yo Him bukanlah lawan yang mudah diserang, karenanya sekarang dia menyerang bertubi-tubi dengan pukulan yang jauh lebih hebat.

Yo Him melihat dirinya diserang terus menerus, jadi mengerutkan alisnya. Karena dia melihat orang tua yang selalu menyerangnya ini bukanlah seorang baik-baik yang dapat bicara.

Melihat menyambarnya tangan orang tua tersebut, Yo Him berkelit dengan cepat, berbareng tangan kanannya mengibas. Kali ini Yo Him tidak berlaku sungkan-sungkan lagi, karena waktu dia mengibas, dari tangannya itu telah meluncur kekuatan tenaga dalam yang cukup kuat, menderu-deru menyambar kepada orang tua itu.

Seketika tubuh orang tua tersebut terhuyung mundur dengan muka yang pucat, karena dia seperti juga diterjang oleh sesuatu pukulan yang sangat dahsyat dan hebat sekali. Seketika itu pula, setelah dia mundur beberapa langkah ke belakang, dengan muka yang pucat, dia memuntahkan darah segar beberapa kali!

Yo Him tertawa dingin, katanya: "Kau tampaknya bukan seorang manusia baik-baik! Aku tidak kenal denganmu, juga tidak memiliki kesalahan apapun juga, namun kau berulang kali berusaha menyerangku! Karenanya, sekarang aku akan memberikan hajaran yang setimpal dengan perbuatanmu itu, agar kau mau membuka mulut dan memberikan penjelasan yang sesungguhnya!"

Sambil berkata begitu Yo Him telah melangkah mendekati orang tua tersebut. Dia memang bermaksud untuk membekuk orang tua itu, untuk memaksanya agar dia mau membuka mulut guna memberikan keterangan padanya, apa sebenarnya yang diinginkan oleh orang tua itu.

Tetapi melihat Yo Him melangkah maju menghampirinya. orang tua tersebut cepat-cepat merogoh saku bajunya, dan mengeluarkan sesuatu. Kemudian tanpa mengatakan sepatah kata pun, dia menggerakkan tangannya, melontarkan benda yang berada di tangannya.

Benda itu adalah semacam benda bulat seperti telor menyambar ke arah Yo Him. Melihat itu Yo Him telah menyampok dengan tangannya, dan tidak diduganya, tahu-tahu benda bulat yang semula diduganya adalah senjata rahasia, telah meledak dengan suara ledakan yang sangat keras sekali. Asap pun segera tersebar di sekitar tempat tersebut memedihkan mata.

Yo Him kaget juga, karena dia kuatir asap itu adalah asap beracun. Cepat sekali dia melompat ke belakang untuk menghindarkan diri dari asap tersebut.

Mempergunakan kesempatan tersebut, orang tua itu telah menjejakkan kakinya, tubuhnya mencelat gesit sekali, karena dia bermaksud melarikan diri.

Sasana yang menyaksikan peristiwa itu, semula memang kaget, dia mengeluarkan seruan marah. Dan waktu melihat orang tua itu ingin melarikan diri, Sasana telah mengejarnya. Tubuh si gadis bergerak dengan lincah dan ringan sekali, di tangannya juga telah mencekal pedangnya, mata pedang ditujukan ke punggung orang tua itu.

Merasakan menyambarnya angin serangan di belakangnya, cepat-cepat orang tua itu telah mencelat ke samping, dia menghindarkan diri.

Akan tetapi Sasana tidak mau melepaskannya, dia telah menyerang lagi dengan pedangnya. Pedangnya berkelebat beberapa kali, dia telah menikam ke berbagai tempat yang bisa mematikan di tubuh orang tua itu.

Rupanya orang tua tersebut menyadari bahwa dia sulit melarikan dan meloloskan diri dari lawannya. Hanya saja yang melegakan hatinya, dilihatnya kepandaian Sasana tidak setinggi kepandaian Yo Him, karenanya dengan hati yang lebih tabah, dia menghadapi tikaman-tikaman pedang Sasana. Malah tangan kanannya cepat sekali mencabut senjatanya yaitu sebatang golok yang berukuran besar, dia menangkis dan balas membacok.

Beruang SaljuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang