36. Titah Penangkapan Pangeran Ghalik

2.7K 45 1
                                    

Pangeran Ghalik sendiri telah berpakaian sebagai rakyat jelata untuk menghindarkan perhatian dari orang di sepanjang jalan. Terlebih lagi perjalanan menuju ke kota raja memang dilakukan mereka dengan cepat, jika tidak perlu tentu mereka tidak beristirahat. 

Kalau memang kuda-kuda mereka telah lelah dan juga para penunggangnya itupun letih sekali, barulah mereka singgah di suatu tempat untuk beristirahat. Adalah keinginan pangeran Ghalik, untuk tiba di kotaraja dalam waktu yang secepat-cepatnya, agar dapat melaporkan segalanya peristiwa yang terjadi pada Kaisar. Yang terutama sekali pangeran Ghalik kuatir kalau Tiat To Hoat-ong dapat tiba terlebih dulu di kota raja, sehingga Koksu itu bisa lebih dulu memberikan laporan palsu memfitnah pangeran Ghalik.

Di kota Kiu-san-kwan mereka beristirahat di sebuah rumah penginapan yang cukup bagus bertingkat dua. Mereka mengambil empat buah kamar. Pangeran Ghalik bersama para pengiringnya yang terdiri dari Hek Pek Siang-sat mengambil sebuah kamar yang besar, sedangkan Yo Him memperoleh sebuah kamar dan Sasana pun sebuah kamar. Sedangkan ke enam orang pahlawannya pangeran Ghalik memperoleh sebuah kamar juga. Mereka bermaksud untuk bermalam satu malaman di kota ini untuk melepaskan lelah karena besok menjelang fajar mereka segera akan melanjutkan perjalanan mereka.

Namun malam itu telah terjadi suatu peristiwa. Waktu itu pangeran Ghalik dan Hek Pek Siang-sat belum lagi tidur, dan mereka tengah merundingkan untuk menghadapi Tiat To Hoat-ong, jika memang kelak mereka telah berdekatan dengan kota raja, karena pangeran Ghalik yakin, Tiat To Hoat-ong pasti akan menempatkan orang-orangnya untuk menghadang mereka di tengah jalan.

Waktu pangeran Ghalik tengah membicarakan segala sesuatu rencananya itu untuk menghadapi Tiat To Hoat-ong, di luar rumah penginapan terdengar suara tambur yang dipukul nyaring sekali.

Seorang pelayan telah mengetuk pintu kamar pangeran Ghalik.

"Apakah toaya bisa memberitahukan bersama kalian terdapat pangeran Ghalik?" pelayan itu bertanya waktu Pek Siang-sat membuka pintu kamar.

Muka Pek Siang-sat jadi berubah, dia terkejut dan heran pelayan itu mengetahui bersamanya ada pangeran Ghalik.

"Siapa kau?" bentak Pek Siang-sat sambil menjambak baju di dada si pelayan yang dicengkeramnya dengan kuat. "Darimana kau mengetahui bersama kami ada pangeran Ghalik?"

"Ampun Toaya..... aku... aku hanya diperintah oleh taijin di bawah itu...... Taijin itu mengaku dirinya datang dari istana Kaisar di kotaraja mencari pangeran Ghalik."

Muka Pek Siang-sat jadi berubah, dia melepaskan cengkeramannya. Kemudian menutup pintu kamar melaporkan segalanya pada pangeran Ghalik.

Pangeran Ghalik sendiri jadi heran dan kaget. Heran karena adanya utusan Kaisar yang datang mencarinya, sehingga dia ingin menduga apakah Kaisar telah menerima laporan Tiat To Hoat-ong?

Dan juga dia kaget karena menduga tentunya utusan Kaisar itu tidak mengandung maksud baik padanya. Jika memang utusan Kaisar itu datang untuk menyambut dirinya atas perintah Kaisar, jelas akan membawa pasukan dan penyambutan tidak dilakukan di rumah penginapan seperti sekarang ini.

"Pergi kau tanyakan dulu siapa pembesar yang menjadi utusan Kaisar!" kata pangeran Ghalik kemudian pada Pek Siang-sat.

Pek Siang-sat mengiyakan, segera dia meninggalkan kamar itu. Sedangkan Hek Siang-sat telah bersiap-siap berdiri di samping pangeran Ghalik, untuk menjaga segala kemungkinan guna melindungi junjungannya ini kalau terjadi hal yang tidak diinginkan.

Sedangkañ keenam pahlawannya pangeran Ghalik telah mendengar ribut-ribut, segera keluar dari kamar mereka. Dan juga mereka telah bersiap-siap berdiri di samping junjungan mereka. Untuk menjaga suatu kemungkinan yang tidak mereka inginkan.

Beruang SaljuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang