25. Kecerdasan Kuncu Mongolia

2.8K 48 0
                                    

"Aku bisa jaga diri baik-baik!" kata Sasana.

"Tapi...... kepandaianmu itu...... siapa yang telah mewarisinya? Siapa gurumu?" tanya pangeran Ghalik.

Sasana tersenyum.

"Tidak ada orang yang mengajari, akupun tidak memiliki kepandaian apa-apa, ayah!" menyahuti Sasana sambil tertawa lebar, sehingga terlihat jelas betapa barisan giginya yang putih berkilauan itu.

Tiat To Hoat-ong telah menghapus keringat di kening dan mukanya, lalu dia membungkukkan sedikit tubuhnya. Sambil tangan kanannya diletakkan di dada, katanya: "Terima kasih atas pertolongan Kuncu (puteri)! Hebat sekali tenaga lweekangmu itu, hampir saja aku tidak sanggup menerima tolakan tanganmu itu!"

Sasana tersenyum.

"Koksu, itu hanya kebetulan saja, kau telah letih, maka mudah saja aku mendorong untuk memisahkan kalian, bukan?" menyahuti Sasana.

Sedangkan Swat Tocu berbeda dengan Tiat To Hoat-ong. Dia gusar sekali, penasaran bukan main. Dialah seorang tokoh yang memiliki kepandaian luar biasa. Tak sembarang orang menerima tangannya dan serangannya.

Tetapi kêtika di waktu dia tengah memusatkan kekuatan hebat untuk menindih Tiat To Hoat-ong, si gadis yang muda usia itu, didengarnya telah dipanggilnya oleh Tiat To Hoat-ong sebagai Kuncu (Puteri), dengan sekali gerakan tangannya berhasil mendorongnya sampai mundur satu langkah ke belakang, kuda-kuda ke dua kakinya juga tergempur. Inilah pengalaman pertama yang pernah dialaminya.

"Siapa kau?" tanyanya bengis. "Atau kau memang ingin menggantikan orang Mongolia si gundul itu untuk berurusan denganku?"

Sasana tersenyum manis.

"Maaf, maaf paman!" katanya cepat dengan sikap yang jenaka. "Jangan paman marah! Aku hanya ingin memisahkan kalian saja! Mana berani aku bersikap kurang ajar padamu?"

Swat Tocu mengetahui jika memang dia tadi bisa mengerahkan tenaganya seperminuman teh lagi kemungkinan besar dia bisa merubuhkan Tiat To Hoat-ong. Karena dia merasakan tenaga dalam Koksu itu telah terguncang tidak karuan, daya lawan dan daya bendungnya tidak sekuat semula.

Dalam keadaan seperti itu Tiat To Hoat-ong memang telah jatuh di bawah angin. Tapi siapa sangka, gadis ini telah memisahkan mereka. Dengan demikian, jelas si gadis bukan memisahkan mereka, hanya sengaja menolongi Tiat To Hoat-ong. Rupanya Sasana juga mengetahui, jika pertempuran itu berlangsung beberapa saat lagi lamanya. Tentu Tiat To Hoat-ong akan bercelaka......

Swat Tocu mendengus dingin. Dia merupakan golongan tua, tidak bisa dia turun tangan terhadap gadis muda jelita itu yang termasuk golongan muda. Namun hatinya mendongkol dan penasaran sekali, maka dia menggerakkan tangan kanannya, "plakk" batu gunung yang ada disampingnya telah ditamparnya semplak besar sekali, meluruk jadi abu! Itulah tamparan yang mengandung tenaga yang luar biasa kuatnya.

"Hem, beritahukan siapa gurumu?" kata Swat Tocu dingin. "Suruh dia keluar untuk bertemu denganku!" Karena melihat gadis ini memiliki lweekang yang luar biasa, jelas gurunya itu seorang liehay yang memiliki kepandaian sangat tinggi sekali.

Sasana telah bersenyum.

"Maafkan aku telah berlaku kurang hormat, guruku itu jarang sekali muncul dalam Kang-ouw, maka itu jarang sekali orang mengetahui namanya dan diapun tidak ingin namanya disebut-sebut..... maafkan!" dan Sasana telah merangkapkan sepasang tangannya, dia telah menjura memberi hormat.

Sedangkan Swat Tocu telah mengawasi dengan mata mencilak, tahu-tahu dia mengebut dengan tangan kanannya. Dari mana muncul angin yang menerjang kuat sekali kepada Sasana.

Sasana menundukkan tubuhnya sedikit, yang membungkuk ke depan, maka lewatlah serangan Swat Tocu. Dia hanya merasakan hawa dingin yang mempengaruhi punggungnya, tetapi itu tidak lama, kemudian lenyap.

Beruang SaljuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang