68. Kita Harus Dapat Menahan Diri.....!

2.3K 33 0
                                    

"Jangan menimbulkan keonaran dulu!" bisik In Lap Siansu. "Kita masih membutuhkan banyak sekali keterangan dari mulut mereka! Biarkan mereka bicara, kita akan mengetahui lebih banyak apa yang ingin mereka lakukan kelak dalam rapat Kay-pang!!'

Karena cegahan dari In Lap Siansu, Kay Cing Kay terpaksa menindih perasaan gusarnya itu, dia hanya mengintai dari tempatnya dengan sorot mata yang merah mengandung kemurkaan yang sangat.

Sedangkan In Lap Siansu sendiri telah melihat salah seorang dari belasan orang saudagar itu telah merogoh sakunya, mengeluarkan segulungan kertas.

"Ini adalah surat dari Ho Ciangkun!" kata orang itu. "Apakah kalian ingin mendengarnya?"

Beberapa orang kawannya mengiyakan.

Orang itu membuka gulungan surat tersebut, dia mulai membacanya.

".....Jika memang kawan-kawan melakukan tugas dengan baik, tentu akan dikurniakan pangkat yang tinggi sekali, jika perlu akan memperoleh kenaikan pangkat dua tingkat. Akan tetapi, kalau memang terjadi kegagalan disebabkan kalian, tentu kalian akan memperoleh hukuman yang tidak ringan dari pihak kerajaan!

Kaisar merestui perjuangan kalian dalam menghancurkan Kay-pang!"

Semua kawanan orang-orang itu mengeluarkan suara tertawa gembira, dan mereka tampaknya senang sekali. Malah di antara mereka ada yang meneguk beberapa cawan arak lagi.

Di antaranya juga ada yang mengoceh: "Sekarang ini kita masih memiliki kesempatan yang baik, jika memang telah tiba saatnya kita berjuang, tentu kita tidak memiliki ketika yang baik untuk menikmati arak..... Ayo, mari kita keringi beberapa cawan arak lagi..... Untuk merestui perjuangan kita agar berhasil dengan baik!"

Setelah berkata begitu, mereka semuanya mengangkat cawan dan meneguk kering. Sedangkan tuan rumah dan isterinya sejak tadi, setelah selesai menyajikan makanan dan arak kepada tamu-tamunya ini, mengajak mereka berdiam di ruang belakang rumahnya.

Tamu-tamu ini memang terbuka sekali tangannya, tadi saja mereka telah diberi hadiah sebanyak limabelas tail perak, dan itu merupakan jumlah yang sangat banyak bagi mereka, cukup untuk mereka pergunakan hidup selama satu bulan.

Saat itu, In Lap Siansu dan Kay Cing Kay telah berbisik satu dengan yang lainnya: "Apa yang akan kita lakukan, Taysu?" tanya Kay Cing Kay.

"Kita jangan memukul rumput mengejutkan ular!" menyahuti In Lap Siansu dengan suara berbisik juga.

"Tetapi jika kita melepaskan mereka, berarti mereka dapat bergerak lebih leluasa! Bukankah lebih baik kita menawan mereka dan kita kurung di dalam kuil? Dengan demikian, selain kita mengurangi jumlah lawan yang akan mengacaukan rapat besar Kay-pang, pun dari mereka kita dapat mengorek keterangan yang kita perlukan.....!"

In Lap Siansu tidak segera menyahuti, dia berdiam diri beberapa saat, sampai akhir nya dia mengangguk.

"Baiklah! Kepandaian mereka memang tidak terlalu tinggi, karena ilmu silat mereka biasa-biasa saja! Namun, jika memang kita gagal menangkap mereka semua dan ada salah seorang di antara mereka yang berhasil meloloskan diri. Tentu hal ini hanya akan merepotkan kita pula, di mana orang yang lolos itu dapat memberitahukan kepada kawan-kawannya bahwa Kay-pang telah mengetahui rencana mereka, tentu mereka dapat merobah rencana kerja mereka..... Dengan demikian kita akan menghadapi kesulitan baru.....!"

Mendengar penjelasan In Lap Siansu, Kay Cing Kay jadi ragu-ragu. Dia berdiam diri beberapa saat, sampai akhirnya dia berkata juga: "Kita coba saja. Bagaimanapun kita harus menangkap semuanya, tidak seorangpun dari mereka yang akan kita biarkan lolos.....!"

Dan setelah berkata bcgitu, secepat kilat Kay Cing Kay telah melompat ke depan, gerakan tubuhnya itu seperti bayangan saja, karena dia mempergunakan ginkangnya, sehingga tubuhnya dapat melompat secepat angin.

Beruang SaljuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang