35. Sintong, Murid Swat Tocu

2.8K 50 0
                                    

Pangeran Ghalik mengangguk sambil menghela napas. "Tapi sama sekali tidak kusangka bahwa akan terjadi penghianatan Tiat To Hoat-ong seperti sekarang ini.....! Sayangnya, aku mengambil tindakan yang kurang cepat, sehingga dia bisa menghimpun kekuatan yang tidak kecil..... Jika dulu waktu aku menerima laporan mengenai maksud dan rencana busuknya yang ingin menindih pengaruhku itu, dan segera aku bertindak, tentu tidak akan terjadi peristiwa seperti sekarang ini.....!" dan pangeran Ghalik telah menghela napas beberapa kali.

Hek Pek Siang-sat waktu itu telah ikut berkata suara parau mereka. "Pangeran, apakah tidak lebih baik jika kita berangkat sekarang saja?"

Pangeran Ghalik mengangguk.

"Pergilah kalian menyelidiki keadaan di luar dulu!" perintah pangeran Ghalik. "Apakah Koksu dan kaki tangannya telah meninggalkan istana atau belum!"

Hek Pek Siang-sat terima perintah dan segera mereka berlalu.

Tidak lama kemudian mereka telah kembali mengatakan bahwa istana sangat sepi boleh dibilang menyerupai istana kosong belaka. Karena Tiat To Hoat-ong telah mengajak semua kaki tangannya meninggalkan istana.

Pangeran Ghalik menghela napas. Dia pun perintahkan untuk mempersiapkan kuda dan perbekalan. Karena mereka begitu fajar menyingsing akan segera berangkat menuju ke kota raja.

Selama itu Yo Him sendiri tenggelam dalam pikirannya sendiri karena dia tengah memikirkan entah kemana perginya Ko Tie. Waktu Sasana menanyakan padanya, mengapa dia hanya melamun belaka, pemuda ini telah menceritakan perihal lenyapnya Ko Tie membuat dia tidak tenang, karena dia yakin bocah itu tentu masih berada di sekitar istana ini.

"Jika begitu, mari kita pergi mencarinya!" ajak Sasana.

Yo Him setuju, maka sambil menantikan keberangkatan mereka meninggalkan istana. Sasana berdua Yo Him telah mencari Ko Tie di sekitar istana ini. Dan mereka memperoleh hasil yang nihil karena memang Ko Tie seperti lenyap masuk ke dalam perut bumi......

Dengan muka muram, akhirnya Yo Him dan Sasana kembali ke kamar rahasia di bawah tanah. Waktu itu Hek Pek Siang-sat telah mempersiapkan perbekalan mereka. Dan rombongan itupun berangkatlah meninggalkan istana tersebut, yang telah sunyi sekali. Beberapa orang pengurus dapur dan juga pelayan-pelayan wanita telah dipesan oleh pangeran Ghalik agar mengurus istana ini baik-baik selama pangeran tersebut meninggalkannya.

Perjalanan ke kota raja bukanlah perjalanan yang dekat harus memakan waktu dua bulan lebih. Dan juga perjalanan menuju ke kota raja harus melewati dua propinsi Siam-say dan Kiang-po. Waktu itu, pangeran Ghalik boleh dibilang sudah lenyap setengah semangatnya karena ia memikirkan betapa sebagian besar dari pengikutnya dan orang-orang kepercayaannya telah berpihak pada Tiat To Hoat-ong. Bahkan beberapa orang tawanan penting pangeran Ghalik telah dibebaskan oleh Tiat To Hoat-ong, dan mengambil orang-orang itu untuk dijadikan kaki tangannya.

Sasana berulang kali menghibur ayahnya, dan puterinya itu mengatakan, jika mereka telah menghadap Kaisar, tentu pengkhianatan Tiat To Hoat-ong dapat dibeber dan nanti Kaisar akan mengambil tindakan yang semestinya pada Koksu negara terebut.....
Sepanjang perjalanan, pangeran Ghalik lebih banyak berdiam diri saja.......

◄Y►

Kemanakah perginya Ko Tie, yang tidak berhasil ditemui jejaknya oleh Yo Him?

Ternyata, ketika Swat Tocu memasuki istana pangeran Ghalik, dia meninggalkan biruang saljunya di luar istana. Dan setelah menantikan sekian lama, Swat Tocu masih belum kembali. Biruang Salju itu tampaknya jadi tidak sabaran, diapun jadi iseng dan dengan lompat yang ringan telah masuk ke dalam istana. Setelah mutar ke sana ke mari, kebetulan dia melihat Ko Tie yang tengah berdiri di depan pintu dari ruangan, di mana dia bersama Cin Piauw Ho dan yang lainnya di tempatkan.

Beruang SaljuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang