63. Pencarian Obat di Istana Kaisar

2.1K 32 0
                                    

Dikala itu tampak Yang Kiong Sian telah melompat ke belakang sebuah tiang besar, tangannya melambai kepada Phoa Tiang Ie, yang segera menyusul menempati dirinya di belakang tiang itu di sisi Yang Kiong Sian.

Tidak lama kemudian waktu mereka memasang mata, tampak seseorang tengah melangkah dengan tindakan kaki yang lunglai dan tubuh sempoyongan dan mata setengah terpejamkan. Tampaknya orang ini berjalan dalam keadaan mengantuk.

Yang Kiong Sian mengedipkan mata kepada Phoa Tiang Ie, dia ingin memberitahukan bahwa inilah kesempatan baik mereka untuk menangkap orang itu. Karenanya, waktu orang itu lewat di dekat tempat mereka bersembunyi, dengan gerakan yang sangat gesit sekali Yang Kiong Sian telah melesat keluar dari balik tiang besar itu sambil mengulurkan tangannya.

Sedangkan orang yang berpakaian sebagai pelayan istana itu merasakan sambaran angin di sisi tubuhnya, segera dia membuka matanya untuk melihat. Akan tetapi, ketika melihat seseorang yang tidak dikenalnya berdiri bengis disampingnya, dia jadi kaget. Dan rasa kaget nya itu terlambat, sebab belum lagi dia bisa bertanya atau berteriak, justru tangan Yang Kiong Sian telah bekerja menotok beberapa jalan darahnya, seketika lenyap tenaga orang itu, tubuhnya lunglai dan rubuh di lantai.

Yang Kiong Sian bekerja cepat sekali, dia menyeret tubuh orang tersebut. Kemudian dia membuka totokannya, lalu katanya dengan suara yang bengis sekali: "Jangan menimbulkan keributan. Jika kau berteriak atau menimbulkan kegaduhan, sekali totok jiwamu akan kukirim ke Giam-lo-ong.....!"

Orang yang berpakaian sebagai pelayan istana itu, yang baru berusia antara tigapuluh tahun lebih, ketakutan bukan main, dia mengangguk berulang kali.

"Aku..... aku akan menurut.....!" katanya dengan suara yang kaku mempergunakan bahasa Han, karena tampak jelas dia merupakan seorang pelayan suku bangsa Mongolia, yang mungkin belum begitu lama dibawa ke daratan Tiong-goan.

"Kau harus menjawab setiap pertanyaanku dengan benar dan juga jujur. Sekali saja kau berdusta, maka jiwamu akan kukirim ke neraka! Mengerti kau?"

"Mengerti!?"

"Hemm, di mana letak ruangan tempat penyimpan obat Kaisar?! Cepat katakan!" bentak Yang Kiong Sian dengan suara bengis, namun perlahan sekali.

Muka orang itu memang telah pucat. Waktu ditanya perihal ruangan tempat penyimpanan obat-obatan milik Kaisar, mukanya jadi semakin pucat dan dia bingung.

"Aku tidak begitu jelas mengetahui tempat penyimpanan obat itu karena aku bertugas di bagian dapur.....!" berkata orang tersebut dengan suara gemetar.

"Dusta.....!" bentak Yang Kiong Sian semakin bengis. "Bagaimana mungkin kau tidak mengetahui ruangan tempat penyimpanan obat-obatan milik Kaisar, sedangkan kau termasuk sebagai salah seorang penghuni istana ini!"

Orang itu tambah ketakutan, katanya: "Aku tidak akan berdusta..... aku mengatakan yang sebenarnya. Memang aku tidak mengetahui jelas di mana letak ruangan tempat penyimpanan obat-obatan Kaisar...... Akan tetapi yang kudengar dari cerita-cerita kawanku, katanya ruangan itu berada di sebelah selatan dari istana ini, di mana berhadap-hadapan dengan kamar pribadi Kaisar......!"

Yang Kiong Sian merasa cukup dengan keterangan tersebut, dia mengangguk sambil katanya: "Baiklah, terima kasih atas keteranganmu itu, dan agar kau tidak menimbulkan kerewelan, lebih baik kau beristirahat disini dulu...... Jika memang kau tidak berdusta dan kelak kami telah menemui ruangan tempat penyimpanan obat-obatan Kaisar, kami akan kembali ke mari. Selain untuk membebaskan kau, juga kami akan menghadiahkan kepadamu beberapa tail emas sebagai tanda terima kasih kami!"

Berbareng dengan habisnya perkataan Yang Kiong Sian, tangan pengemis ini telah bekerja dengan cepat sekali, dia menotok beberapa jalan darah di tubuh pelayan istana tersebut. Dengan demikian tubuh pelayan istana tersebut jadi kaku tidak bisa bergerak dan juga tidak bersuara.

Beruang SaljuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang