42. Masuk Istana Kaisar Mongol

3K 46 1
                                    

Yeh-lu Chi hanya mengangguk saja.

Waktu itu, Swat Tocu jadi sibuk bukan main. Dia telah mempersiapkan segala sesuatunya untuk melakukan pelayaran. Ko Tie juga telah bantu mempersiapkan barang-barang yang akan dibawa serta dalam pelayaran mereka. Waktu itu, Yeh-lu Kie telah berbisik kepada Ko Tie meminta makanan. Ko Tie telah memberikan kepadanya beberapa kati daging panggang dan juga air minum.....

Sambil duduk mengaso, Yeh-lu Chi, Kwee Hu dan puterinya telah menangsal perut dengan daging panggang tersebut.

Tetapi di saat mereka tengah mengayem daging panggang tersebut, justru di waktu itu terdengar suara erangan yang aneh sekali, suara erangan yang keras dan panjang. Waktu Yeh-lu Chi, Kwee Hu dan puterinya menoleh, semangat mereka seperti terbang. Dari balik batu gunung tampak seekor biruang putih yang tinggi besar, yang tengah melangkah menghampiri mereka.

Yeh-lu Chi yang kaget dan berwaspada telah melompat untuk melindungi isteri dan puterinya. Namun biruang putih itu yang bulunya putih seperti salju, hanya mengerang perlahan sambil menghampiri, tidak terlihat tanda-tanda bahwa dia akan menyerang.

Di tangannya ternyata membawa beberapa macam buah-buahan, dan setelah menghampiri Yeh-lu Kie lebih dekat lagi. Binatang tersebut mengangsurkan ke dua tangannya, mengangsurkan bua-buahan itu, bagaikan menghadiahkan buah-buahan itu untuk si gadis kecil tersebut.

Melihat biruang tersebut tidak mengandung maksud buruk dan tidak akan mengganggu, Yeh-lu Chi dan Kwee Hu jadi tenang kembali. Demikian juga halnya dengan Yeh-lu Kie, yang tertarik pada binatang ini, sehingga tak lama kemudian gadis kecil itu telah bermain-main dengan biruang tersebut.

Itulah biruang salju peliharaan Swat Tocu, di mana biruang ini memang merupakan seekor biruang yang jinak sekali, disamping itu diapun telah menerima pendidikan ilmu silat. Walaupun dia hanya seekor binatang belaka, namun dia bisa bersilat dengan gerakan yang cukup tangguh. Jika biasanya dia hanya bermain dengan Ko Tie, dan sekarang dia memperoleh sahabat baru.

Dengan sendirinya biruang salju inipun jadi gembira sekali. Tampak beberapa kali biruang salju itu telah melempar-lemparkan Yeh-lu Kie ke tengah udara, dilempar dan ditanggapnya, begitu berulang kali, sehingga Yeh-lu Kie berulang kali pula telah tertawa gembira.

Waktu itu, Ko Tie telah muncul juga, dan ikut bermain, tampaknya Ko Tie maupun Yeh-lu Kie dan biruang salju itu telah bermain dengan riang. Mereka begitu asyik bermain, tidak memperhatikan lagi Kwee Hu maupun Yeh-lu Chi.

Begitu juga dengan Swat Tocu, yang telah duduk di bawah sebatang pohon, duduk termenung mengawasi anak-anak itu yang tengah bermain-main. Tadi dia telah mempersiapkan kapalnya yang akan dipergunakan untuk berlayar, sebuah kapal yang ditempatkan di pantai sebelah barat dari pulau itu, dan berukuran cukup besar.

Setelah lewat beberapa saat lagi, Swat Tocu telah meneriaki Ko Tie untuk segera berangkat. Kwee Hu dan Yeh-lu Chi juga cepat-cepat mengajak Yeh-lu Kie untuk berangkat. Inilah keberangkatan yang akan menggembirakan sekali buat Yeh-lu Chi maupun Kwee Hu, karena mereka tokh akhirnya akan tiba kembali di Tiong-goan, dan tidak terpencil terdampar di pulau salju ini.

Biruang salju kali ini tidak diajak oleh majikannya, Swat Tocu hanya mengajak Ko Tie. Dengan hati dan sikap yang sedih, biruang salju itu telah melambai-lambaikan tangannya ketika kapal itu mulai berlayar meninggalkan pulau itu.

Gelombang laut tidak seberapa besar dan kapal itu memang dapat berlayar di lautan dengan tenang. Terlebih lagi Tocu dari pulau salju itu mengetahui benar bagaimana harus mengemudikan kapalnya dan mengetahui pula perihal udara baik atau buruk, dan dia pun pandai sekali untuk menguasai kapalnya jika diterjang oleh gelombang yang mengganas dan besar......

Beruang SaljuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang