38. Terperangkap Badai di Laut

3K 42 0
                                    

Puteri pangeran Ghalik ini berpendapat, jika keadaan telah reda dan dalam kesempatan tertentu yang tepat sekali, barulah ayahnya itu menghadap kaisar untuk menjelaskan duduknya perkara.

Pangeran Ghalik tetap dengan keinginannya itu, di mana dia bersama rombongannya akan pergi ke kota raja, untuk menjelaskan duduknya persoalannya pada Kaisar. Karena menurut pangeran Ghalik, jika peristiwa yang menimpa dirinya itu dibiarkan berlarut-larut, tentu segalanya akan berubah jadi semakin hebat. Disamping dia benar-benar akan dituduh sebagai pemberontak dan pengkhianat bangsa, juga orang-orang bawahannya akan menerima bencana tidak kecil.

Akhirnya Sasana maupun Yo Him telah menuju ke kota raja, dengan harapan di sana mereka akan memiliki kesempatan yang baik untuk menyelesaikan urusan pangeran Ghalik, agar dia terlepas dari fitnahan yang dilontarkan oleh Tiat To Hoat-ong.

Dengan adanya Ciu Pek Thong bersama mereka, memang rombongan pangeran Ghalik tidak perlu jeri terhadap siapapun juga, karena Loo-ban-tong ini seorang tokoh yang memiliki kepandaian pada puncak kesempurnaan dan boleh dibilang sudah tidak ada tandingannya lagi di jaman ini selain beberapa tokoh Rimba Persilatan lainnya yang jumlahnya bisa dihitung dengan jari tangan dan mereka semua umumnya telah mengundurkan diri hidup mengasingkan diri di tempat-tempat yang sunyi.

Begitulah, rombongan pangeran Ghalik telah melakukan perjalanan ke kota raja. Untuk mencapai kota raja sesungguhnya tidak memerlukan waktu perjalanan yang terlalu lama. Sebab memang mereka telah berada dalam jarak yang cuma dua hari perjalanan guna mencapai Kotaraja......"

◄Y►

Bintang-bintang yang memenuhi permukaan langit yang tersebar puluhan ribu, mungkin ratusanribu atau jutaan, yang kerlap kerlip dengan sinarnya, dan juga rembulan yang waktu itu tidak bersinar penuh, dalam bentuk seperti perahu mayang dengan sinarnya yang tidak begitu terang, dan awan-awan yang bersih hanya di beberapa bagian saja, di permukaan langit yang dilaluinya merupakan malam yang sangat cerah dan bersih sekali indah bukan main.

Dengan siliran angin yang lembut mempermainkan permukaan air laut, sehingga permukaan laut beriak perlahan saling susul tidak henti-hentinya, sambung menyambung bagaikan tengah bercumbu satu dengan yang lainnya. Kesunyian yang langgeng memenuhi sekitar lautan itu, tidak terlihat lainnya lagi, hanya laut yang terhampar begitu luas. Sejauh mata memandang hanya air laut yang bergelombang perlahan itu yang terlihat.

Tapi dikejauhan tampak sebuah titik, yang tengah melayang-layang meluncur di permukaan laut. Semakin dekat, barulah jelas bahwa itulah sebuah perahu yang tidak begitu besar, bahkan tidak memiliki layar atau peralatan lainnya.

Perahu itu merupakan perahu yang kosong, dan tidak ada sepotong barang apapun juga, selain tiga sosok tubuh manusia yang tengah rebah terlentang di dalam perahu tersebut. Dua sosok tubuh merupakan orang dewasa dan sosok tubuh yang lainnya adalah seorang anak kecil berusia antara empat tahun lebih belaka.

Jika sosok tubuh kecil itu rebah terlentang tertidur nyenyak dan pipinya yang memerah, rambutnya yang dikepang dua tampaknya dia merupakan seorang gadis kecil yang manis sekali. Dia tertidur dengan bibir seperti tersenyum. Rupanya tengah bermimpi indah dan lucu, dia juga tengah bermimpi bergembira di antara pohon-pohon bunga yang indah.

Tidak demikian halnya dengan ke dua sosok tubuh orang dewasa itu, yang ternyata seorang lelaki berusia antara limapuluh tahun dengan kumis tipis. Wajah tampan dan gagah. Walaupun telah berusia cukup tinggi seperti itu, tokh masih tersisa kecakapan dan kegantengannya di masa muda yang lalu. Matanya terbuka lebar-lebar tengah mengawasi bintang-bintang yang bertaburan di permukaan langit.

Dan yang seorang lagi seorang wanita berusia empatpuluh tahun dan rupanya juga seorang wanita yang cukup cantik walaupun usianya melewati empatpuluh tahun, raut paras mukanya masih cantik, rambutnya dikonde dua walaupun agak kusut. Wanita ini tentunya di usia mudanya merupakan seorang gadis yang cantik jelita. Hanya saja, pada garis bibir dan mukanya terlihat dia adalah seorang wanita yang keras hati.

Beruang SaljuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang