46. Hosing Polong Pendeta India

2.6K 47 0
                                    

Yo Him dan yang lainnya ketika melihat keadaan Ciu Pek Thong jadi tertegun, apalagi di depannya berjalan pendeta gemuk itu, yang segera diduga oleh Yo Him sebagai pendeta yang tengah dicari oleh mereka, yaitu si pendeta yang tangguh ilmu sihirnya.

Sedangkan si pendeta gemuk itu telah melangkah dengan bibir tersungging senyuman. Hanya matanya saja yang memancarkan sinar yang sangat tajam, di balik sinar matanya itu mengandung hawa pembunuhan yang buas......

"Locianpwe.....!" berseru Yo Him setelah tersadar dari tertegunnya. Dia melompat ke dekat si pendeta gemuk.

Tetapi pendeta gemuk itu telah menggerakkan ke dua tangannya, mulutnya telah berkomat-kamit tidak hentinya, seperti tengah membaca mantera.

Yo Him mengeluarkan seruan panjang, karena dia merasakan matanya mendadak saja berkunang-kunang. Diapun telah mengeluarkan seluruh tenaga lweekangnya, menghantam dengan tangan kanannya pada pendeta itu.

Si pendeta terkejut, semula dia membaca manteranya maka Yo Him akan dapat dipengaruhinya seperti juga yang lainnya. Namun betapa terkejutnya ketika memperoleh kenyataan Yo Him tidak segera dapat dikuasainya, malah kini menghantamnya dengan pukulan yang begitu dahsyat.

Cepat-cepat si pendeta gendut telah melompat ke samping, dia membaca terus manteranya.

Yo Him merasakan kepalanya seperti juga dihantam oleh pukulan-pukulan martil besi, sakitnya luar biasa, di samping matanya berkunang-kunang.

Namun mengetahui bahwa pendeta ini tangguh ilmu sihirnya, Yo Him berusaha untuk mengendalikan dirinya agar tidak sampai dikuasai oleh ilmu sihirnya si pendeta. Dengan demikian, segera juga terlihat betapa pendeta itu berusaha merubuhkannya dengan menteranya.

Yo Him juga beberapa kali menyerangnya. Pendeta itu jadi kelabakan. Memang tangguh ilmu sihirnya, tapi bicara soal ilmu silat, dia hanya memiliki kepandaian yang tidak seberapa. Maka diserang membabi buta oleh Yo Him seperti itu, dia jadi sibuk luar biasa, beberapa kali dia harus menggulingkan dirinya di tanah, karena terdesak hebat.

Sedangkan Yo Him telah mempergunakan seluruh lweekang yang ada padanya untuk menyerang si pendeta dengan gencar. Dan pengaruh dari si pendeta memang dapat dibendung dengan mengerahkan seluruh lweekangnya. Karena diserang membabi buta seperti itu, si pendeta jadi tidak bisa memusatkan seluruh manteranya guna menguasai Yo Him.

Sebetulnya, di dalam peristiwa ini terdapat suatu hal yang secara kebetulan sekali.

Seperti diketahui, jika ingin dibandingkan hal ilmu silat, maka biarpun Yo Him memiliki ilmu yang tinggi sekali, namun dia belumlah mencapai puncak kesempurnaan seperti Ciu Pek Thong atau Yo Ko. Tetapi di saat ke dua orang itu berhasil dikuasai oleh pendeta gemuk itu, demikian juga halnya dengan Swat Tocu yang kepandaiannya tidak berada di bawah kepandaiannya Yo Ko pun berhasil dikuasai oleh ilmu sihir si pendeta, adalah Yo Him gagal dikuasai si pendeta.

Itu disebabkan pada diri Yo Him terdapat berbagai macam latihan lweekang, ke dua dia merupakan seorang yang polos jiwa dan pikirannya. Di jamannya itu hanya ada dua orang yang keadaan jiwanya seperti Yo Him, yaitu yang seorang lainnya adalah Kwee Ceng. Hanya bedanya jika Kwee Ceng agak tolol dan pikirannya sederhana, justru Yo Him memang cerdik. Tetapi kepolosan jiwanya itulah membuat lweekang yang dimilikinya dari berbagai aliran itu jadi lurus, dan ilmu sesat seperti ilmu sihir yang dipergunakan si pendeta tidak dapat mempengaruhinya dengan sepenuhnya.

Memang ada juga pengaruh yang dirasakan oleh Yo Him atas ilmu sihir si pendeta, yaitu dia merasakan kepalanya sakit dan juga, tangannya mulai linu. Namun Yo Him masih sanggup mempergunakan lweekangnya untuk menyerang si pendeta dan membuat pendeta itu jadi sibuk bukan main berkelit ke sana ke mari, sehingga dia tidak bisa untuk mencurahkan seluruh ilmu sihirnya guna menguasai Yo Him.

Beruang SaljuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang