66. Saudagar Galak Kena Batu

2.2K 34 0
                                    

Saudagar itu tidak memperdulikan ratapan si kasir, dia telah mengulurkan tangannya akan menjambak punggung si kasir.

Si kasir tambah ketakutan bukan main, sampai dia menjerit dengan suara yang nyaring. Di waktu itulah si saudagar, telah mengangkat tubuh kasir itu, maksudnya akan membantingnya.

Akan tetapi, waktu jiwa si kasir terancam tiba-tiba terdengar suara orang membentak, "Tahan.....!" Nyaring sekali suara tersebut,

Segera juga terlihat, dari salah satu meja di sudut ruangan itu melompat sesosok tubuh, ringan sekali, menghampiri saudagar yang seorang tersebut.

Si saudagar tersebut menahan gerakan tangannya, dia batal membanting.

Di kala itu, dengan mata beringas dia menoleh kepada orang yang mencegah dia membanting si kasir.

"Ampun..... ampunnnn.....!" Si kasir yang masih dicengkeram itu telah menjerit-jerit kalap, karena dia kuatir kalau-kalau dirinya dibanting ke lantai. Berarti jika dia tidak mati tentunya akan terluka parah, patah tangan atau kakinya atau boleh jadi tulang punggungnya. Dengan demikian, telah membuat dia menjerit sejadi-jadinya.

Saudagar itu rupanya sebal oleh jeritan-jeritan si kasir tersebut, dia melemparkan ke samping, tubuh kasir itu terbanting dan bergulingan di lantai.

Sedangkan orang yang tadi mencegah telah melompat ke hadapan si saudagar, tegurnya dengan suara mengandung perasaan tidak puas: "Kau keterlaluan..... Selain meminta kamar seenakmu saja seperti juga rumah penginapan ini milik kakek nenekmu saja. Juga telah menganiaya pelayan dan kasir tua itu! Jika memang dibiarkan begitu saja, tentu akan mengumbar kejahatanmu itu!"

Bola mata dari saudagar itu telah memancarkan sinar yang bengis mencilak beberapa kali, diapun memperdengarkan suara mendengus karena murka. Dilihatnya orang yang mencampuri urusannya adalah seorang lelaki berpakaian seorang petani bertubuh sedang saja, berusia antara tigapuluh tahun. Wajahnya tidak begitu tampan, akan tetapi juga tidak buruk. Hanya saja dari sorot matanya, jelas dialah seorang pemuda yang gagah.

"Lalu kau ingin memberikan petunjuk?!" tanya saudagar tersebut dengan suara yang bengis. Dan dia bukan hanya sekedar bertanya. Rupanya memang sudah menjadi sifatnya, dia selalu berlaku telengas dan ringan tangan karena begitu bertanya, ke dua tangannya telah diulurkan untuk mencekal ke dua pergelangan tangan dari si pemuda petani itu.

Pemuda berpakaian sebagai petani itu rupanya bukan petani biasa. Dia memiliki kepandaian ilmu silat yang tinggi, terlihat dari cara bergeraknya yang begitu ringan.

Ketika melihat tubuh saudagar itu doyong maju dan dengan ke dua tangan diulurkan padanya maka cepat sekali pemuda petani itu telah membungkukkan tubuhnya, tahu-tahu dengkul kakinya sebelah kanan telah naik, di mana dia menekuk lututnya dan menghantamkan lututnya itu pada perut lawannya.

Saudagar itu kaget.

Biasanya seorang yang diserang seperti itu olehnya, yaitu dengan ke dua tangan terulurkan dan juga akan mencengkeram lengan lawan maka sang lawan akan menghindarkan diri dengan segera, melompat ke belakang, ke samping kiri atau kanan, atau juga menangkisnya dengan kuat. Baru pertama kali ini saudagar itu memperoleh lawan yang demikian aneh yang menyambut serangannya dengan tubuh, yang agak dibungkukkan dan juga dengan lutut yang dipakai menyerang ke perutnya.

Saudagar itu mengetahui bahwa tenaga serangan lutut kaki lawannya tidak ringan, karena jika saja lutut petani itu berhasil menghantam perutnya, tentu seluruh isi perutnya akan hancur. Karenanya saudagar itu tidak meneruskan serangannya, dia menarik pulang ke dua tangannya dan melompat mundur. Dengan demikian dia berhasil menghindarkan perutnya dari benturan lutut kaki si petani tersebut.

Beruang SaljuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang